"Kau serius Jimin tidak ada menyentuhmu?! " ceramah Yuna bertanya demikian berulang kali, mengecek tubuhku dari depan hingga belakang.
Aku mengangguk malas, "Sudah kubilangkan tidak."
Tapi hampir.
"Sebenarnya ada apa ini, kok cuma aku sendiri yang tidak mengerti? " tanya Jiyeon bingung, jelas saja dia tidak tau apapun karna malam itu dia sudah mabuk berat.
Yuna langsung menyeritkan dahinya memikirkan sesuatu, "Kau juga idiot apa Taehyung tidak menyentuhmu?! " teriaknya pada Jiyeon karna katanya malam itu yang mengantarkan Jiyeon pulang adalah Taehyung.
"Yaaaa! Kau tidak tau apa Choi Taehyung sialan itu membangunkan aku dengan kera sialannya!!! " muka Jiyeon sudah merah padam, mendengar cerita Jiyeon kami serentak tertawa.
Malam itu Yuna pulang dengan Jay, sementara Taehyung bertanggung jawab mengantarkan Jiyeon pulang. Karna Taehyung tidak tau alamat rumah kontrakan Jiyeon jadi dia membawa Jiyeon ke apartemennya. Tapi kuakui Taehyung memang sangat jahat karna melepaskan kera betina peliharaannya kedalam kamar yang dituduri Jiyeon semalaman.
"Nama keranya Sarah lagi, menjijikan. Kalian tidak tau 'kan keranya mengigit rambutku, " Jiyeon memasang ekspresi jijik pada wajahnya membayangkan kejadian malam itu.
"Kurasa kera itu bahkan sudah memcium wajahmu, " cibir Yuna membuat Jiyeon melotot.
"Yaaaa! Jangan mengatakan hal yang menjijikan seperti itu! "
"Aku curiga alasan Taehyung tidak pacaran lagi karena dia sudah belok ke kera betinanya, " aku terkekeh mendengar konspirasi Yuna barusan.
"Kalian mau ikut tidak minggu ini Jay dan yang lainnya mengajak kita untuk liburan ke Raja Ampat, " ajak Yuna membuat aku dan Jiyeon sontak terdiam.
"Dia juga mengajak kami? " tanya Jiyeon tak percaya. "Orang miskin seperti aku ini mana bisa pergi jalan-jalan untuk makan akhir bulan saja susah sekali, " sunggut Jiyeon membuat aku mengangguk setuju.
"Kalian tenang saja kita tidak akan membayar karna Ren yang akan menanggung semuanya. Dia memiliki private jet jadi kita tidak perlu membayar tiket pesawat, sementara untuk hotel penginapan disana Jimin yang akan menanggung. Dan semua itu adalah hadiah ulang tahun untuk Jay, mereka tidak keberatan aku mengajak kalian. Selain karena biar tambah ramai aku juga sedikit risih karna menjadi satu-satunya cewek yang pergi, " Yuna memohon dengan puppy eyes nya agar kami setuju untuk ikut.
"Ew biasanya juga kalau kau bersama Jay dunia sudah serasa milik kalian berdua, " cibir Jiyeon membuat Yuna melotot.
Aku terkekeh melihat Yuna dan Jiyeon yang saling melempar pukulan kacang, "Ngomong-ngomong Raja Ampat itu dimana?" seumur-umur aku baru kali ini mendengar nama tempat itu.
"Di Indonesia, tepatnya di Papua Barat," jelas Yuna membuat aku menganggukkan kepala paham.
"Indonesia, ya? Kenapa tidak ke Bali saja sih? " pungkas Jiyeon tak habis pikir.
"Rencananya kami juga mau ke Bali, tapi berhubung Nicolas sudah bosan apalagi dia sudah beberapa kali menginjakkan kakinya ke Bali. Jadi kami memutuskan untuk pergi ke Raja Ampat, tempatnya juga tidak kalah bagusnya dengan Bali, aku sendiri berani bersumpah kita akan disuguhi keindahan alam yang tiada duanya," unjar Yuna semangat sambil merentangkan tangannya sebagai gambaran.
Aku tertawa, lagipula mau Bali atau Raja Ampat aku tidak tau apa bedanya karna aku belum pernah pergi kedua tempat itu. Tapi kudengar-dengar Bali itu sangat menakjubkan jika bisa aku ingin sekali kesana.
"Tunggu tadi kau bilang minggu ini 'kan? Jadi hari apa? " tanya Jiyeon mendadak semangat sekali untuk pergi liburan.
"Hari kamis. "
"Hari kamis, ya? " ulangku mengangguk-agukkan kepala.
"Yaaaaa! Bodoh ini ini saja sudah hari rabu! " teriak Jiyeon menyadarkan kami semua, itu artinya kami hanya punya satu hari untuk berkemas-kemas dan memberi beberapa kebutuhan yang mungkin akan kami perlukan selama disana.
"Kurasa hari ini kita akan sibuk sekali, " dengusku, bahkan aku harus memilah beberapa pakaian untuk di packing besok. Apalagi cucian ku hari ini sangat menumpuk.
"Lea kau sudah mengerjakan tugas Reading? " tiba-tiba Jiyeon bertanya padaku.
"Belum aku pinta punyamu, ya? " pintaku memohon, Jiyeon sendiri memutarkan bola matanya malas memdengar itu.
"Baiklah tapi isinya juga harus kau edit, jangan cuma nama dan nomor mahasiswa saja. "
Aku tersenyum senang, "Iya-iya aku mengerti. "
"Kalian ini masih saja sempat-sempatnya membahas tugas, " pungkas Yuna tak habis pikir. Sebetulnya selama sekolah menengah atas aku jarang sekali meminta tugas pada temanku, bahkan jika ada pekerjaan rumah aku pasti akan mengerjakannya sendiri. Tapi setelah kuliah semuanya mendadak berubah, syukur-syukur aku kerjakan biasanya juga aku menyalin pekerjaan teman. Demi apapun rasanya aku ingin berubah, karna lama-lama aku merasa tidak berguna. Aku kuliah jurusan Bahasa Inggris tapi sampai saat ini aku sama sekali tidak merasa berkembang.
"Jadi besok kita akan berkumpul jam berapa? " kata Jiyeon ada benarnya, jika tidak begitu pasti kami akan ketinggalan pesawat.
"Jam delapan pagi, tidak usah terlalu dipikirkan tugas kalian hanya bangun pagi dan siap-siap saja. Nanti Ren akan menjemput Jiyeon sementara kau Lea Nicolas yang akan menjemput. Sebetulnya aku ingin menyuruh Jimin yang menjemputmu tapi sayangnya tidak bisa," Yuna menghembuskan nafas pajang dipengujung ucapanya.
"Aku bersyukur tidak dijemput Taehyung, " kata Jiyeon lega.
Aku tersenyum tipis, sejujurnya aku juga merasakan gejolak aneh saat tau bukan Jimin yang menjemputku besok.
"Tunggu-tunggu apa ini artinya Jimin dan Lea memiliki hubungan khusus? " Jiyeon menatap aku dalam meminta penjelasan lebih.
Aku terdiam sebetulnya jika Jiyeon dan Yuna tau Jimin menembakku kemarin pasti mereka berdua akan heboh. "Aku tidak masalah dijemput siapapun ini saja sudah bersyukur ada yang mau jemput. "
Walaupun sebetulnya aku juga mengharapkan Jimin.
Yuna mengangguk-agukkan kepalanya dengan senyuman yang menyebalkan sambil menatapku, "Kau tidak pengen tau kenapa Jimin tidak bisa menjemputmu? "
"Kenapa? " tanyaku penasaran, apa juga pengen tau apa yang sedang Jimin lakukan.
"Dia ada urusan yang harus diselesaikan, jadi kemungkinan besar dia tidak akan satu pesawat dengan kita dan lebih sedikit terlambat menyusul."
"Padahal aku berharap Taehyung yang mengalami kendala. "
Yuna tertawa ngakak, "kau tidak tau Taehyung itu dewa keberuntungan, sekalipun kau meminta dia terkena sial itu tidak akan bisa terjadi padanya hahaha, "
Jiyeon mendengus sebal mendengar itu, "Kira-kira nanti disana akan ada pria tampan tidak ya? Mata genitku sudah lama tidak menerima asupan pria tampan. "
"Dasar jomblo!" aku mendengus geli.
"Jomblo teriak jomblo kau ini tidak sadar diri sekali Lea. Lain kali beli kaca yang besar, " amuknya sebal.
"Yaaaaa! Jangan menghinaku aku pasti akan punya pacar. " lagipula dulu aku sempat punya pacar dan sudah menjalin hubungan lama sekali jika saja dia tidak meninggalkanku.
Dan sampai saat ini aku masih sulit sekali melupakannya.
***
Jim jangan lupa kalau ke Indonesia mampir dulu bentar ke Kalimantan huhuhu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞
Fanfiction𝐌𝐀𝐓𝐔𝐑𝐄 Lea membenci sebuah janji, namun seseorang dengan beraninya datang untuk berjanji padanya namun juga diingkari dengan begitu pelik. 🏆 jungkook [19/01/2022] 🏆 jin [20/01/2022] Publish : 6 Mei 2020 Copyright ©Skylightzv