Jika ditanya seberapa hancurnya aku, maka aku akan menjawab aku sudah benar-benar hancur saat ini. Tapi ini mungkin memang salahku karena terlalu cepat menerima Jimin. Bahkan setelah apa yang terjadi suara hatiku yang paling dalam masih berusaha menolak apa yang terjadi tadi malam.
Apa mungkin aku sudah terlalu bodoh, sampai tidak bisa marah pada Jimin setelah apa yang telah dia lakukan padaku?
"Pria ini benar-benar keras kepala!" sebal Yuna sambil mematikan panggilan handphonenya dengan raut wajah yang kesal.
"Apa yang terjadi?" tanyaku bingung karena jarang sekali Yuna terlihat marah sampai seperti ini.
"Aku putus dengan Jay," ucap Yuna singkat.
"Apa? tapi . . . kenapa bisa?" tanyaku jelas tidak menyangka. Setahuku Yuna dan Jay adalah pasangan yang paling harmonis dan mesra yang pernah kutemui.
"Jelas bisa karena Jay berteman dengan Jimin, pria bresengsek yang menyakiti sahabatku!" ucap Yuna serius.
"Yuna itu terlalu berlebihan, aku tahu Jay dan Jimin berteman tapi Jay tidak mungkin sama dengan Jimin," lagipula aku tidak mau gara-gara aku hubungan Yuna dan Jay menjadi hancur. Selain itu mereka berdua adalah pasangan favorite yang pernah kutemui.
"Biar saja, aku juga sedang tidak mood pacaran," mendengar itu aku tidak tahu harus berbuat apa lagi.
"Yuna kau pulang saja, karena sehabis ini aku ingin berlanja bulanan dulu," bohongku sambil mencari alasan yang masuk akal.
"Kau mau aku temani, aku bisa memberikan tumpangan," tawar Yuna membuat aku menggelengkan kepala.
"Tidak perlu, aku akan pergi bersama ayahku," dengan cepat aku memutar otak, sepertinya menyebut nama ayahku membuat Yuna mengiyakan ucapanku barusan.
"Baiklah kalau begitu kau harus hati-hati, jangan lupa cerita apapun padaku jika kau merasa bersedih," suara Yuna membuat aku mengangguk, kemudian setelah itu aku segera pergi duluan keluar dari kelas untuk menemui Jimin.
***
Aku tidak perduli lagi dengan tatapan orang-orang yang terlihat begitu jelas menatapku, bahkan beberapa kali aku melihat mereka saling berbisik membicarakanku. Meskipun aku tahu jika datang menghampiri Jimin akan membuat perhatian masa namun aku tidak perduli. Apalagi berita kejadian di club itu sudah tersebar dimana-mana karena Yuna yang sudah terlampau kesal dengan Jimin. Sekarang yang aku butuhkan hanyalah penjelasan tentang apa yang terjadi malam itu di club.
Menyadari kedatanganku, Jimin yang tadinya sedang duduk melamun di kursinya langsung menghembuskan nafas kasar lalu buru-buru menghampiriku, "Apa yang kau lakukan disini?" tanya nya tidak suka, membuat aku menertawai diriku miris.
"Aku ingin kita bicara."
"Untuk apa?" tanya Jimin.
"Aku ingin kau menjelaskan tentang apa yang terjadi malam itu," pintaku membuat Jimin terdiam beberapa saat. Kemudian dia membawaku ketempat yang lumayan sepi dan jauh dari orang-orang yang sedang memperhatikan kami saat ini.
"Apa kurang jelas bagimu saat aku mencium wanita itu?" ucap Jimin tanpa beban, malah seperti sedang memanas-manasiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞
Fanfiction𝐌𝐀𝐓𝐔𝐑𝐄 Lea membenci sebuah janji, namun seseorang dengan beraninya datang untuk berjanji padanya namun juga diingkari dengan begitu pelik. 🏆 jungkook [19/01/2022] 🏆 jin [20/01/2022] Publish : 6 Mei 2020 Copyright ©Skylightzv