5

2.9K 272 54
                                    

Sepuluh menit lagi jam kuliah siang ini akan segera berakhir, tapi entah mengapa sepuluh menit ini malah terasa seperti satu jam. Lama sekali membuat aku melipat tangan diatas meja saking bosanya.

"Jadi mantan Ren banyak sekali, ya? " tanya Jiyeon putus asa. Dari tadi Yuna dan Jiyeon sedang bercerita tentang teman-teman Jay. Terutama Ren karena Jiyeon berencana melakukan pendekatan dengan pria itu.


"Banyak sekali bahkan sampai tidak terhitung," pungkas Yuna membuat Jiyeon menghela nafas berat.

"Eoh sungguh? " tanyaku mulai tertarik dengan topik pembicaraan.

Yuna mengangguk, "Bagaimana dengan Taehyung? " tanyaku tiba-tiba. Bukannya aku tertarik dengan Taehyung, sama sekali tidak. Aku cuma sedikit penasaran apakah pria menyebalkan itu juga masuk kedalam kategori fuckboy atau tidak.


"Setahuku Taehyung hanya pernah pacaran sekali, setelah itu dia tidak pernah dekat lagi dengan wanita manapun." jelas Yuna membuat aku tidak percaya bahwa manusia seperti Taehyung bisa begitu.


"Kau serius! " teriak Jiyeon nampaknya satu tim denganku soal tidak percaya ini.

Yuna mengangguk, "Dulu Taehyung punya pacar namanya Ara, tapi gadis itu menderita tumor otak yang membuat nyawanya tidak bisa diselamatkan. Kau tau Taehyung benar-benar mencintai Ara sampai-sampai dulu waktu Ara dinyatakan meninggal Taehyung sampai sakit karna tidak siap menerima kabar meninggal kekasihnya, sadboy sekali. "

"Ah itu pasti berat sekali buat Taehyung, " gumam Jiyeon lirih.


"Kau benar, " ucapku mengiyakan.


"Bagaimana dengan Jimin? " tandas Jiyeon tiba-tiba.

Ada sedikit jeda untuk Yuna berfikir, "Aku tidak tau banyak hal tentang Jimin. Tapi setahuku Jimin sangat dingin sekali dengan wanita, terakhir kali kudengar Jimin pernah menjalin hubungan dengan Jihan selama dua tahun. "

"Apa dua tahun itu masuk kedalam kategori setia? " tanya Jiyeon dibalas anggukan oleh Yuna.

"Lalu dimana Jihan sekarang? " tanyaku.

"Dia pindah ke Amerika," jawab Yuna, sementara dalam hati aku bertanya. Kenapa Jimin dan Jihan bisa sampai putus?

Sepuluh menit sudah habis ditandai dengan Sir Jonathan yang mengakhiri kelas pronounciation. Bersamaan dengan itu juga pembicaraan kami selesai dan mengemasi barang-barang kami di atas meja.

"Ayo pulang, " ajak Yuna membuat Jiyeon mengangguk riang. Sementara aku menggelengkan kepala pelan, kali ini aku tidak bisa pulang bersama mereka karena karena harus mengambil tugasku di ruang dosen. Setelah Yuna dan Jiyeon pergi aku segera pergi ke ruangan dosen.

Urusanku disana sedikit agak lama karena kritikan pedas yang diberikan Bu Da Wong mengingat grammar ku buruk sekali pada paper yang kubuat, dan aku sudah menduga itu akan terjadi. Sebenarnya aku bisa saja mendapatkan nilai yang bagus jika aku meminta bantuan Jiyeon atau Yuna tapi tidak aku lakukan karna aku tidak enak hati jika harus meminta bantuan mereka lagi. Sudah cukup jika ada tugas aku selalu bertanya pada mereka, bahkan terkadang mereka mengoreksi grammar ku disetiap tugas.

𝐏𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang