43

1.6K 215 44
                                    

Terlihat beberapa orang sudah datang berkumpul di tempat acara gender reveal party yang Jimin adakan. Namun daritadi acara belum juga kunjung dimulai, membuat kedua orangtua Jimin kebingungan karena daritadi orang-orang terus bertanya kepada mereka.

"Jimin kau darimana saja? Dimana Lea?" tanya Mama Jimin saat putranya baru saja datang sambil membawa Jiya dalam gendongannya.


"Acaranya harus dibatalkan," jawab Jimin pasrah.


"Memangnya kenapa? Dimana Lea, kenapa Lea tidak datang bersama dengan mu?" tanya ibunya curiga, "Apa kau dan Lea sedang ada masalah?"


"Kemarin aku menampar Lea."


"APA?!" teriak ibunya tidak menyangka, "Mama tidak pernah mengajarkan mu berbuat kasar pada perempuan Jimin, istri kau bahkan sedang hamil dan kau tega menamparnya?" marah ibunya benar-benar pecah dengan rasa kecewa yang mendalam pada putranya sendiri.

"Itu memang kesalahanku," balas Jimin tidak mengelak dari kesalahannya, bahkan setelah dia menceritakan semua kejadian sore itu yang semakin membuat Mama nya semakin marah. Saat Papa nya tau, Papanya juga turut serta memarahi Jimin.

Oleh karena itu tamu undangan terpaksa dipulangkan, membuat acara yang sudah disiapkan itu berakhir dengan begitu sia-sia.

"Papa, apa Mama Lea marah kepada Papa?" tanya Jiya yang daritadi hanya diam saat Jimin sedang dimarahi oleh kakek dan neneknya.


"Iya, Mama Lea marah pada Papa," imbuh Jimin terdengar menyedihkan.

"Jadi Papa dan Mama sudah bercerai? Apa itu artinya kita tidak akan pernah bertemu dengan dedek bayi?" simpul Jiya dengan raut wajah yang begitu sedih, meskipun anak umur empat tahun itu masih tidak mengerti dengan apa itu arti perceraian.

"Sayang, Papa dan Mama belum bercerai, Papa dan Mama hanya ada masalah yang membuat kami harus berpisah sebentar," jelas Jimin pada Jiya, Jimin juga berdoa semoga masalah ini tidak sampai mengharuskan dia dan Lea sampai bercerai.

"Apa Papa marah dengan Mama Jihan?" tanya Jiya tiba-tiba.

Jimin menganggukan kepalanya pelan, "Kau mau makan siang, kau pasti belum makan," ucap Jimin mengalihkan perhatian Jiya, bagaimana pun Jimin tidak mau Jiya jadi membenci ibunya karena hal ini. Mungkin Jimin akan membicarakan hal ini lagi pada Jiya saat anaknya itu sudah bisa mengerti.

***

Malam harinya Jimin lagi-lagi datang menemui Lea, namun satpam yang menjaga di depan terus menghalangnya untuk masuk. Dan hanya memperbolehkan Jimin bertemu dengan kedua orangtua Lea. Saat sudah bertemu dengan kedua mertuanya nya, Papa dan Mama Lea tidak marah namun rasa kecewa jelas terlihat jelas di pipi keduanya setelah mengetahui apa yang Jimin lakukan.

Kali ini Jimin kembali pulang tanpa bisa bertemu dengan Lea sedikitpun, "Papa, apa aku boleh bertemu dengan Lea sebentar?" izin Jimin berharap dia bisa bertemu dengan Lea meskipun hanya sebentar.

"Jimin aku tidak ingin memaksa putriku, aku akan mengizinkan nya jika Lea memang tidak keberatan. Lagipula saat ini Lea sedang berada di luar," jelas ayah mertuanya membuat Jimin menghembuskan nafas pasrah.

"Apa aku boleh tau Lea pergi kemana malam ini?" tanya Lea sedikit khawatir, karena malam sudah meninggi namun Lea belum juga kunjung pulang.

𝐏𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang