2

3.8K 305 31
                                    


Kejadian tadi pagi sungguh amat menjengkelkan membuat aku tidak mau mengingatnya lagi, karna bagaimanapun maksud dari perkataan Jimin adalah seperti mengataiku gadis murahan yang biasa dia temui di luar sana.

"Lea tugasmu sudah selesai? " tanya Yuna langsung kujawab dengan gelengan hal itu sontak membuat dia mendengus sudah hapal Kebiasanku yang selalu menunda-nunda pekerjaan. Tapi bagaimana lagi aku malas sekali mengerjakan tugas kampusku, punya niat mengerjakan saja bahkan tidak. Biasanya aku mengerjakan tugasku saat satu hari sebelum tugas itu dikumpulkan padahal sebetulnya kami diberi waktu seminggu untuk mengerjakannya.

"Tenang kau bisa menyalin tugasku teman, " bisik Jiyeon memang yang paling mengerti aku.

"Aaaa Jiyeon aku sungguh terharu, " ucapku sambil memeluk Jiyeon. Yuna yang melihat kami sedikit bergidik ngeri membuat aku tertawa.

"Malam ini kalian ada rencana mau kemana? " tanya Yuna membuat aku berhenti memeluk Jiyeon.

"Tidak ada kurasa kami hanya akan berkerja direstoran mu."

"Kalau begitu kalian izin malam ini, karna hari ini Jay ulangtahun jadi kalian harus datang, " ajaknya membuat aku dan Jiyeon saling bertatapan.

"Aku mau-mau saja datang Yuna-ah tapi kami kan tidak diundang, " balas Jiyeon membuat aku mengangguk setuju.

"Soal itu kalian tidak perlu khawatir aku sudah bilang sama Jay kalau aku mau mengajak teman-temanku. Dan Jay setuju-setuju saja soal itu, " jelas Yuna mendengar itu kami berdua memutuskan untuk mengikut saja.

"Kalau begitu kita harus memilih baju sekarang, " unjar Jiyeon semangat untuk mencari gaun di butik.

Agenda mencari baju cukup menghabiskan waktu yang sangat lama mengerti kebiasaan para kaum perempuan yang selalu melihat-lihat kesana kemari tapi tidak membeli apapun. Oleh karena itu hampir seharian ini waktu kami habiskan hanya dengan berkeliling mencuci mata.

Sampai malam harinya aku menggunakan gaun berwarna biru dengan model yang menampakan bahuku. Aku dijemput oleh Jiyeon naik mobilnya sementara Yuna sudah menunggu ditempat acara.

Ulangtahun Jay di adakah di sebuah hotel mewah jika pendengaranku tidak salah Yuna bilang tadi siang kalau hotel itu milih Jimin. Jadi semua biaya ulangtahun Jay, semuanya Jimin yang menanggung. Mungkin bagi orang kaya seperti mereka hal itu bukanlah masalah besar.

Aku dan Jiyeon langsung memasuki hotel dan menuju ke banquet, tempat itu sendiri tidak seperti banquet pada umumnya karna sedikit disihir dengan sentuhan dekorasi yang malahan kelihatan seperti club malam. Tapi menurutku hotel mewah seperti ini pasti tidak hanya memiliki satu tempat banquet.

Yuna langsung memelukku dan Jiyeon heboh seperti baru bertemu setelah bertahun-tahun berpisah, hal itu sontak membuat sedikit keberisikan disekitar kami. Bahkan Jay dan teman-temannya melirik kami seraya terkekeh geli, hanya satu orang saja yang tidak perduli. Laki-laki itu hanya fokus meneguk red wine ditanganya lalu pergi entah kemana. Dan laki-laki itu adalah Ryu Jimin.

Setelahnya kami kembali fokus pada pesta ulang tahun Jay, orang-orang banyak yang memberikan hadiah mahal kepada Jay dari sepatu, jam tangan rolex, baju bermerk puluhan hingga ratusan juta, dan yang paling terparah mobil sport keluaran terbaru dari Taehyung. Sungguh ini benar-benar gila, bahkan kadoku sama sekali tidak ada harganya disini.

Lepas itu acara dilanjutkan dengan joget-joget diiringi musik dj dan meminum soju. Beberapa ada yang memaikan permainan truth or dare, awalnya aku juga bermain tapi lama kelamaan aku menyerah di awal permainan karna tantangan yang mereka berikan sangat gila. Seperti disuruh mencium orang yang tidak kita kenal, penampar orang lain, making out hingga tidur dengan orang yang kita sukai.

𝐏𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang