Harusnya hari ini aku sudah balik ke apartemen ku, karena sore kemarin aku tidak jadi pulang karena Jimin yang entah kenapa tidak mau aku pergi. Oleh karena itu aku berencana untuk menginap satu malam lagi, tetapi karena tubuhku yang tiba-tiba demam Jimin melarangku untuk pulang. Jimin juga tampak begitu khawatir, terlihat dengan jelas raut wajahnya yang tampak begitu panik karna dokter yang akan memeriksaku belum juga kunjung datang.
"Kau mau makan?" tanya Jimin padaku dengan tangannya yang masih setia membelai lembut rambutku.
"Aku tidak lapar," tolakku, aku bahkan sama sekali tidak ada nafsu untuk makan. Ditambah rasa pusing yang begitu kuat membuat tubuhku terasa lemas dan bergegar.
"Tapi pagi ini kau belum makan sedikitpun, makan sedikit saja mau, ya?" bujuk Jimin lagi membuat aku lagi-lagi menggelengkan kepala.
"Lea . . . " Jimin mendesah dengan menyebut namaku dengan penuh penekanan. Artinya dia tidak ingin aku membantah ucapannya.
Melihat Jimin yang menatapku dengan tatapan tajam tidak sukanya membuat aku menciut. Dengan rasa terpaksa aku menganggukan kepala, namun baru saja Jimin ingin beranjak tiba-tiba bel apartemen berbunyi.
"Sepertinya dokter Seo sudah datang," ucapnya kemudian menuju ke pintu keluar untuk membukakan pintu.
Tidak lama setelahnya Jimin membawa dokter Seo masuk, kemudian mempersilahkan dokter Seo untuk memeriksaku. Sementara dia kembali duduk disebelahku untuk mengusap-usap lembut kepalaku lagi.
Dokter Seo segera memeriksa suhu badan dan tekanan darahku, dia juga menanyakan keluhan-keluhan apa saja yang sedang aku rasakan. "Lea mengalami demam, setelah aku berikan resep obatnya dia akan segera membaik."
"Jika belum makan, sebaiknya makan dulu sebelum meminum obatnya," setelah itu dokter Seo menjelaskan pada Jimin obat-obat mana saja yang harus aku minum, serta beberapa kali obat itu harus aku minum dalam satu hari.
Setelah memeriksaku dokter Seo harus segera pergi karena setelah ini dia masih harus mengurus hal lain.
"Kau dengar itu, kau harus makan dulu," ucap Jimin memperingatiku.
"Aku mau kau peluk," lirihku yang memang saat ini hanya membutuhkan Jimin di-sisi ku, tidak ada hal lain aku hanya menginginkan Jimin.
"Iya, nanti akan kupeluk setelah kau makan dan minum obat," ucapnya lalu keluar kamar untuk mengambilkan makananku. Tidak lama setelah itu Jimin masuk kedalam kamar dengan membawa mapan berisi makanan dan air minum. Dia menyupiku dengan begitu sabar karena aku mengunyah makananku dengan begitu lama sekali.
"Aku sudah kenyang," tolakku membuat Jimin menatapku dengan penuh intimidasi.
"Kau baru makan sedikit, dua suap lagi,"
"Tapi aku sudah makan banyak," ucapku tidak terima, aku bahkan menghabiskan setengah buburku.
"Kau sedang sakit, jadi harus makan yang banyak." ucap Jimin membuat aku cemberut. "Baiklah, sekarang kau harus minum obat," kata Jimin akhirnya mengalah.
Aku menurut kemudian meminum obat yang Jimin berikan, "Jimin maaf jika aku merepotkanmu," entah kenapa aku tiba-tiba merasa tidak enak, karena sendari tadi aku terlalu banyak menyusahkan Jimin dengan sikap manja dan cerewetku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞
Fanfiction𝐌𝐀𝐓𝐔𝐑𝐄 Lea membenci sebuah janji, namun seseorang dengan beraninya datang untuk berjanji padanya namun juga diingkari dengan begitu pelik. 🏆 jungkook [19/01/2022] 🏆 jin [20/01/2022] Publish : 6 Mei 2020 Copyright ©Skylightzv