36

1.2K 148 64
                                    

Dirumah sendirian jelas membuat aku merasa bosan, aku bahkan ingin sekali pergi ke luar rumah untuk mencari hiburan. Namun setiap kali aku meminta izin pada Jimin, tidak selalu melarangku. Tapi untungnya Jimin mengizinkanku untuk mengajak Jiyeon berkumpul di rumah dengan catatan, kami tidak boleh memesan makanan yang terlalu pedas. Apalagi yang sangat berbahaya untuk lambungku.


Saat Jiyeon datang dia tidak pergi sendiri, namun juga ada Taehyung yang datang kemari bersamanya. Selain itu dia juga membawa banyak makanan buah-buahan yang membuat aku senang sekali.

"Kalian sedang dekat, ya?" tebakku walaupun setahuku Taehyung adalah tipe pria yang mudah dekat dengan siapa saja, dia bahkan dulu pernah mengantarku pulang.

"Tidak, kebetulan ada yang ingin Taehyung bicarakan padamu," ucap Jiyeon membuat aku menatap Taehyung untuk memastikan itu.


"Bukan hal yang penting," sahut Taehyung lalu meneguk minuman yang telah aku siapkan.



"Lea aku ingin numpang kamar mandi," ucap Jiyeon membuat aku menunjukan arah kamar mandiku padanya. Karena Jiyeon ke kamar mandi, sekarang hanya sisa aku berdua dengan Taehyung di ruang tamu.

"Aku minta maaf," ucap Taehyung tiba-tiba membuat aku menoleh ke arahnya.




"Untuk?" balasku kebingungan.




"Sebetulnya aku sudah tau sejak lama kalau Jimin dan Jihan sudah mempunyai anak," jelasnya dengan rasa bersalah, "Kau ingat saat aku bilang jika kau daan Jimin itu tidak cocok? sebetulnya itu adalah saat pertama kali aku mengetahui soal anak Jimin," ucapnya lagi membuat aku terkejut.



"Apa saat itu Jimin sudah mengetahuinya?"



"Belum, Jimin tau soal anaknya saat Jihan datang ke Korea untuk mengatakannya secara langsung kepada Jimin," ucapnya membuat aku bingung kenapa Taehyung harus menyembunyikan hal itu semua dari kami.

"Tapi kenapa  kau tidak memberitahu itu kepada Jimin?" tanya jelas kebingungan.


"Karena itu bukan wewenangku," Taehyung terlihat mengusap rambutnya kemudian menarik nafas panjang-panjang, "Aku minta maaf padamu, gara-gara aku memberikan minuman waktu itu padamu kau harus jadi terlibat lebih jauh masuk kedalam hidup Jimin," sesal Taehyung merasa bersalah.


"Itu bukan salahmu, aku rasa itu sudah takdir," lagipula kejadian itu sudah berlalu, jadi tidak ada gunanya lagi untuk aku permasalahkan.


"Lagipula aku juga berterimakasih padamu, selama aku putus dari Jimin kau sudah terlalu banyak menolongku," Taehyung bahkan sering mengatarku pulang, dia bahkan juga menghiburku.


"Kau tidak perlu berterima kasih kepadaku, sebetulnya aku disuruh oleh Jimin untuk menjaga mu," jujurnya membuat aku tidak menyangka, jadi waktu itu setelah dia membuat aku menangis dia menyuruh Taehyung untuk mengantarku pulang.



"Harusnya aku bisa menebak itu," ucapku benar-benar masih tidak menyangka.

"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Jiyeon yang baru saja datang dari kamar mandi.

"Bukan apa-apa, kami hanya membicarakan soal rahasia Jimin," ucapku padanya.


"Aku kira apa, oh iya Taehyung habis ini kita singgah sebentar ke toko baju. Ada beberapa baju yang ingin ku beli," ucap Jiyeon semangat sekali.

Mendengar itu Taehyung tampak mendengus, "Kau pasti akan sangat lama sekali," ucapnya langsung tidak semangat padahal dia sama sekali belum menemani Jiyeon.



𝐏𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang