12

2.5K 205 26
                                    

Sejemang setelah aku duduk, angin pantai sepoi-sepoi menerpa rambut haalusku. Panas matahari juga begitu membakar bersatu dengan angin pantai hingga ketepian. Sejauh ini tidak ada pemandangan lain selain pasir putih, laut biru, pohon kepala dan tumbuhan-tumbuhan hijau tampak begitu menyejukan perasaan. Aku berkarsa ingin segera langsung mandi setelah kami balik ke kamar nanti untuk menyegarkan diri. "Lea ingin ikut berenang tidak?" tawar Jimin yang sudah mencopot celana panjangnya digantikam oleh celana pendek serupa boxer pria Ryu itu.

Aku menanggapinya dengan menggeleng ragu, ada dalam hati kecilku ingin ikut tapi aku tidak sepede Jiyeon dan Yuna yang sekarang sudah berenang di bibir pantai dengan menggunakan bikini. Kendati aku juga tidak begitu suka tubuhku dilihat oleh banyak orang. "Ingin pakai bajuku? aku tidak apa-apa jika berenang tanpa menggunakan baju." Jimin mengajukanku pilihan. Meski tanpa diberitahu, ucapan pria itu bisa sinkron denganku. Jimin pun memang tidak suka jika tubuhku dikonsumsi oleh teman-temannya seperti yang dia ucapkan di kapal.

"Tidak usah kau mandi saja, aku tidak suka basah-basahan." tolakku menyakinkan sambil memperhatikan roman lelaki itu. Baju Jimin memang panjang dan bisa menutup sampai ke pahaku, tapi kembali lagi. Aku tidak mau menyusahkan Jimin dan kasihan lelaki itu jika harus berenang tanpa baju di panas teriknya matahari saat ini.

"Kau yakin?" Dahi Jimin sedikit terangkat, dia tidak enak hati jika harus meninggalkan aku sendirian. Meski Taehyung juga tidak ikut mandi tapi temannya itu tengah hilang entah kemana, lagipula lelaki setengah alien itu mana mungkin mau menemani aku walau hanya sekedar untuk mengobrol.

"Iya tidak apa-apa," menjawabku mantap kalau aku tidak apa-apa jika ditinggal sendiri. Yuna dan Jiyeon pun tidak mungkin berlama-lama berenang, mereka pasti akan segera naik jika sudah puas. Jimin mengangguk sebelum pergi untuk bergabung bersama teman-temannya yang lain. Sebetulnya jika hanya melihat pemandangan yang itu-itu saja memang tampak amat membosankan, sunyi karna sekarang hanya ada bunyi desiran air laut disekelilingku.

"Kau tidak berenang?" sumpah bukan Jimin yang lentingkan pertanyaan seperti begitu, lelaki itu sudah pergi sejak beberapa menit yang lalu. Orang itu adalah Choi Taehyung dengan kamera yang menggantung di dadanya. Aku menjawab sama seperti alasanku pada Jimin tadi.

"Kau sendiri dari mana?" kataku dengan intonasi bicara yang sesantai mungkin. Aku jarang sekali berbicara berdua dengan Taehyung karna watak pria ini yang kadang ramah namun juga bisa dingin dan sulit sekali untuk ditebak. "Mengambil foto," Taehyung mengangkat kameranya menunjukan kalau dia benar-benar habis pergi untuk mengambil beberapa gambar.

"Kau dan Jimin menjalin hubungan?" Lotaran pertanyaannya padaku.

"Tidak," jawabku membuat Taehyung berdecak karena merasa dibodoh-bodohi. Aku dan Jimin memang terlihat dekat seperti orang pacaran, tapi kami sama sekali belum resmi menjalin hubungan kekasih.

"Kau bercanda? malu sampai menutupi hubunganmu dengan Jimin, huh?" Taehyung mencibir tetap pada pikirannya. Hal itu membuat aku mempoutkan bibirku malas akan ocehannya, "Jadi setelah kalian bercinta kalian jadi. sedekat ini?"

Aku menarik nafas malas, "Bisa tidak sih untuk tidak usah membahas itu?" aku mengajukan pertanyaan ketus, malas saja mengungkit kejadian itu. Karna menurutku itu adalah aib.


"Kenapa, kau merasa menyesal melakukannya?"



"Itu semua juga karena mu!"


𝐏𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang