________
____
__
Senin, 20 September 2023
07:35
Hari ini adalah hari dimana Jimin kembali bekerja. Seulgi sudah membuatkan mereka bertiga sarapan kecil yaitu roti dengan selai. Sederhana namun membuat perut kenyang sementara. Yejun pun membantu Seulgi membuat sarapan. Tadi dini sekali, Seulgi melihat Yejun yang sudah terbangun dan memutuskan untuk membuat sarapan. Saat itulah Yejun memutuskan untuk membantu.
Ah ya, Yejun tidur di kamar Jimin. Karena sekarang Seulgi dan Jimin tidur satu kamar. Lagipula Yejun memang tidak suka tidur dengan orang atau ditemani, risih katanya. Berbanding terbalik dengan Jimin yang harus memeluk seseorang, Yejun justru merasa gerah jika dipeluk.
"Aku berangkat sekarang." Kata Jimin sambil merapikan dasinya.
"Ah baiklah, hati-hati." Jawab Seulgi, yang membuat Yejun mengernyitkan dahi. Suami istri macam apa yang melakukan perpisahan seperti itu?
Yejun yang sedang memegang gelas di meja makan langsung menaruh gelasnya. Dia menarik Seulgi mendekat ke arah Jimin. Tentunya hal itu membuat mereka terheran-heran. Seulgi menatap sekilas Jimin seakan bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Yejun.
"Cium pipi satu sama lain." Tanpa dosa Yejun berkata. Dia berada di samping Jimin dan Seulgi, menunggu mereka untuk melakukan apa yang telah disuruh.
Sementara Jimin dan Seulgi hanya diam. Perintah macam apa itu? Mana mungkin mereka akan melakukan perintah semacam itu? Mencium pipi satu sama lain masih sangat canggung untuk dilakukan. Mendengarnya saja membuat mereka gugup setengah mati. Tetapi bukan salah Yejun sepenuhnya. Yejun tidak tahu bagaimana hubungan asli Jimin dan Seulgi. Dia hanya tahu bahwa mereka adalah sepasang suami istri seperti yang lain.
Jimin menoleh dan tersenyum canggung kepada Yejun, "Yejun-ah, memang apa alasanmu menyuruh kami melakukan itu?"
"Karena kalian suami istri. Eomma dan appa dulu juga selalu begitu." Jawab Yejun santai.
Seulgi yang mendengarnya langsung menatap lurus Yejun. Tidak disangka Yejun dapat dengan mudah mengungkit soal orang tuanya. Padahal hal itu termasuk salah satu trauma hidup terbesar Yejun. Jungkook pernah mengungkit soal ini kepada Seulgi. Dia tidak habis pikir, anak seumur Yejun mempunyai sikap se-dewasa itu.
Jimin kembali menatap Seulgi setelah Yejun menjawab. Seulgi yang ditatap juga tidak tahu harus berbuat apa. Namun Jimin tersenyum. "Benar. Kami suami istri." Sambil tetap menatap lurus Seulgi. Seulgi masih tetap diam di tempat. There's absolutely no way she's making the first move.
Tenang. Jimin yang membuat gerakan terlebih dahulu. Dengan santainya Jimin mendekat ke arah Seulgi dan mencium pipinya. Sesantai itu, walaupun sedikit canggung karena mereka belum sampai di tahap seperti pasangan lain. Reaksi Seulgi pasti dapat ditebak. Yap, jantungnya sedang maraton. Tubuhnya salah tingkah setengah mati.
"Seulgi-ah?" Panggil Jimin pelan, membuat Seulgi kembali sadar.
Lalu Jimin mendekati pipinya ke hadapan wajah Seulgi, meminta untuk dicium pipinya balik. Seperti apa yang Yejun suruh. Dengan gugup Seulgi memantapkan hatinya. Perlahan dia mendekati pipi kanan Jimin. Namun karena Jimin tidak merasakan pergerakan lagi, dia menghadapkan wajahnya lurus dengan wajah Seulgi. Dan saat itu juga Seulgi berniat untuk mencium pipi Jimin. Now it's not the cheeks, but lips.
Mereka berdua pun sama-sama terkejut. Mengingat ada Yejun, Seulgi langsung menjauh. Benar-benar jauh dari Jimin. "K-kenapa kau mengubah posisi wajahmu?!" Tanya Seulgi tanpa menatap Jimin. Terlalu gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Did You Know?
FanfictionJimin dan Seulgi bukanlah teman, kolega, atau apapun itu. Mereka tidak terikat hubungan apapun, hanya sebatas orang asing yang bertemu di bar pada malam yang sama. Malam itu, kecelakaan yang tidak diinginkan terjadi disebabkan oleh rasa mabuk yang t...