________
____
__
Seulgi's POV
Sebenarnya, hari ini aku tidak ada rencana untuk pergi kemana pun. Lagipula juga hari ini hari normal. Semua orang menjalankan aktivitas seperti biasa. Begitupun dengan Jimin, dia kan juga bekerja.
Tadinya aku sudah menyiapkan game, berpikir tidak ada yang bisa kulakukan lagi. Namun tiba-tiba, Jungkook dan Yeri mengajakku jalan-jalan keluar. Mereka bilang, aku pasti bosan selalu berada di rumah. Dan tidak salah juga. Aku memang ingin jalan-jalan keluar sejak lama.
Tapi karena biasa aku hanya bersama Yejun, aku jadi tidak bisa pergi kemana pun yang jauh. Nah, karena sekarang Jungkook entah kesambet apa menawarkanku jalan-jalan, tentu saja dengan senang hati aku terima. Jadi aku mematikan televisi untuk game dan bersiap-siap pergi. Mereka bilang akan sampai kurang lebih tiga puluh menit lagi. Yejun juga diajak.
Jujur aku tidak pernah menghabiskan waktu lama saat bersiap-siap. Sekarang yang bikin lama adalah dress-code dari Jungkook. Dia bilang aku harus memakai dress, sesuai dengan tempat yang akan dikunjungi. Anehnya Jungkook tidak ingin memberitahu tempatnya. Anak itu. Sejak kapan dia menjadi sok surprising?
Ah ya, soal baju, tentunya aku memakai sesuatu yang longgar. Tenang saja, tidak mungkin aku lupa dengan kehamilanku sendiri.
Dress yang kupakai berwarna salem. Agar terkesan kalem, hehe.
Apakah kalian bertanya-tanya kenapa hanya karena dress, aku belum siap juga? Baiklah, itu karena aku tidak bisa menutup kancing bagian belakang. Yejun? Tidak bisa, dia kan laki-laki. Masih berumur anak-anak tidak bisa menjadi alasan. Dia tetaplah seorang laki-laki.
Kancing bagian belakangnya juga bukan hanya pendek di bagian atas, tapi sampai bokong. Karena itu daripada menyuruh Yejun, aku menunggu Jungkook dan Yeri datang. Agar Yeri yang mengancingnya.
Panjang umur, baru saja aku memikirkannya. Mereka telah datang. Aku pun membuka pintu dan langsung memberitahu Yeri untuk membantuku. Kita berdua langsung masuk ke kamarku. "Ini dressnya. Bagus-bagus saja kan?" Aku bertanya untuk mendapat saran Yeri. Dia pasti juga tahu tempat yang ingin kita kunjungi. Kelihatannya.
Dia pun mengangguk antusias. "Bagus! Sangat cocok."
Aku pun memakai gaun pendek kasual itu, dan memunggungi Yeri agar dia bisa menarik kancingnya. Akhirnya selesai aku bersiap-siap. Aku tidak sabar untuk jalan-jalan.
Aku dan Yeri pun keluar kamar, melihat Jungkook yang sedang bercanda dengan Yejun.
"Sudah selesai, ayo?" Tanya Jungkook, memastikan jika kita semua sudah siap. Kita pun serentak mengangguk. Tidak lupa juga aku mengambil ponselku yang berada di sofa. Aku harus mengabari Jimin tentang rencana mendadak ini. Siapa tahu kita pulang lebih malam.
Sambil jari-jariku mengetik di layar ponsel, Jungkook tiba-tiba mengeluarkan sebuah kain. "Matamu harus ditutup." Perintah Jungkook yang ditujukan padaku. Aku pun terheran-heran. Tentu saja lah, siapa yang tidak? Bukankah ini hanya jalan-jalan biasa saja? Untuk apa penutup mata seperti itu.
Aku pun menggeleng. Tidak betah juga berada di bawah tutup mata. Panas. "Aku tidak mau. Sudahlah kejutanmu akan berhasil walaupun tanpa tutup mata, kok." Aku meyakinkan Jungkook. Namun Jungkook tetap kekeh pada keinginannya.
"Tapi dengan penutup mata lebih seru! Ayolah..." Jungkook merengek. Aku jadi bingung harus berbuat apa.
"Kainnya berbahan sejuk!" Seakan membaca isi pikiranku yang tidak ingin kepanasan di bawah penutup kain, Jungkook berkata seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Did You Know?
FanfictionJimin dan Seulgi bukanlah teman, kolega, atau apapun itu. Mereka tidak terikat hubungan apapun, hanya sebatas orang asing yang bertemu di bar pada malam yang sama. Malam itu, kecelakaan yang tidak diinginkan terjadi disebabkan oleh rasa mabuk yang t...