CH - 35

601 96 7
                                    

________

____

__


Keheningan menguasai keadaan. Sudah hampir tiga puluh menit sejak video proyektor mati. Sudah tiga puluh menit juga sejak hitungan satu sampai tiga selesai. Namun sosok Jimin tak kunjung terlihat. Dari sisi mana pun.

Untung saja makanan belum dipesan sama sekali. Karena rencananya mereka akan memesan bersama saat bertemu. Tapi nyatanya Seulgi tidak bertemu Jimin sama sekali. Dia tidak muncul. Entah apa alasannya. 

Seulgi menoleh, melihat Jungkook dan Yeri yang terlihat panik di dalam ruangan. Sedangkan dirinya sejak tadi hanya terus-terusan mengagumi kejutan ini. Mengagumi setiap dekorasi yang menghias tempat. Senyumnya sudah memudar, jika dibandingkan dengan saat pertama datang. Batinnya mulai berpikir, kemana Jimin? Macet kah... atau ada urusan kantor mendadak? 

Setidaknya Jimin harus mengabari, karena dia lelah menunggu sedari tadi. Pinggulnya sudah pegal karena terduduk diam disana. Tanpa melakukan apapun, hanya duduk diam dan menunggu. Perut Seulgi juga sudah keroncongan, karena dia memang belum makan siang. Dia tahunya akan makan bersama Jungkook, Yeri, dan Yejun. 

Tapi ternyata ada kejutan tidak terduga, yang akhirnya berakhir gagal juga. 

Karena sudah lama menunggu, Seulgi pun untuk pertama kalinya berdiri dan menghampiri Jungkook ke dalam. 

Sedangkan Jungkook terlihat bingung harus melakukan apa. Seperti orang ling-lung. "Kook, kapan kita akan makan?" Tanya Seulgi dengan ekspresi wajah seperti tidak terjadi apa-apa.

Jungkook pun bingung harus merespon apa. Kali ini Seulgi sulit dibaca. Apakah perempuan itu sangat marah sampai tidak ingin mengungkit apa yang sedang terjadi, atau memang tidak marah sama sekali. Jungkook benar-benar tidak tahu.

Akhirnya karena tidak ingin memperburuk keadaan, Jungkook menggagalkan rencana awal. "Kau dan Yeri pesan duluan, aku akan memanggil Yejun." Sebelum Jungkook berhasil melangkah, Seulgi menanyakan sebuah kalimat yang semakin membuat Jungkook bertanya-tanya, apakah dia marah atau tidak.

"Makan di meja dalam kan? Meja itu hanya dua kursi." Kata Seulgi sambil menunjuk meja di luar yang sudah didekorasi tadi. 

Jungkook pun langsung mengangguk, tidak mau Seulgi merasa semakin buruk. "Baiklah, ayo Yeri." Seulgi pun menggandeng tangan Yeri dan mengajaknya ke meja yang baru, berkursi empat.

Sementara Jungkook menghampiri Yejun yang berada di luar restoran. Bisa dilihat dari kaca. Yejun pun menoleh mendengar suara pintu terbuka. Karena melihat Yejun yang sedang menatap satu tempat, Jungkook pun ikut melihat ke mana tatapan Yejun mengarah. Parkiran mobil.

"Hyung. Tadi Jimin Hyung ada disana. Tapi dia melihat ponselnya lalu berlari masuk ke mobil dan pergi lagi." Yejun memberitahu Jungkook apa yang dia lihat. Pernyataan itu membuktikan bahwa ada hal penting yang mendesak. Sehingga Jimin tidak dapat hadir untuk rencananya dan buru-buru pergi. Tapi apa?

"Ya sudah, kita makan bersama yuk? Aku akan coba hubungi Jimin Hyung lagi nanti." Kata Jungkook, dibalas anggukan oleh Yejun. Mereka pun kembali masuk ke dalam.

Terlihat Seulgi dan Yeri yang sedang memesan makanan seperti biasa. Jungkook dan Yejun pun ikut bergabung di meja. Ah ya, karena seluruh tempat disewa untuk kejutan hari ini, yang sudah gagal, jadi ada beberapa pelayan. Maka itu pesan makanannya tidak ke kasir seperti biasa, tapi lewat pelayan seperti di restoran mahal.

Setelah memesan makanan yang menurut mereka sudah cukup berempat, tidak ada lagi topik yang dikeluarkan. Hari ini tidak berjalan sesuai ekspetasi. Membuat mereka tidak tahu harus apa, karena seharusnya hari ini berjalan sesuai jadwal yang sudah direncanakan. Lebih tepatnya mereka selain Seulgi sih. Karena memang dari awal Seulgi tidak tahu tentang kejutan ini.

Did You Know?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang