________
____
__
Sudah tengah malam, tidak ada tanda-tanda Jimin pulang. Seulgi sampai sekarang tidak berubah posisi. Hanya menunggu di sofa ruang tamu bersama Yejun yang sudah tertidur. Yejun keras kepala untuk menemani Seulgi di ruang tamu. Sudah dibilang untuk langsung ke kamar saja dan tidur. Tapi Yejun bilang dia ingin menjaga Seulgi dan langsung tiduran di sofa.
Hanya ada suara jarum jam berdetak dan suara hati Seulgi. Apakah Jimin lembur? Apakah Jimin tertidur di kantor? Sudah beberapa pertanyaan tengiang di kepala Seulgi namun tidak satupun terjawab. Seulgi menelepon Jimin tidak ada jawaban. Bahkan Seulgi menelepon Vernon, yang nomornya dia dapat dari Jimin. Namun tidak ada jawaban juga.
Cukup mengejutkan bahwa Seulgi tidak tertidur daritadi bersama Yejun. Rasa kantuknya seakan menghilang untuk malam ini. Dia tidak ada hasrat untuk tidur sama sekali, namun bermain game juga tidak. Dia hanya ingin merenung dengan pikiran-pikiran malam. Walaupun suasana rumah sedikit membuat bulu bergidik. Entah karena rumahnya atau karena sudah malam.
Beberapa kali Seulgi berhalusinasi mendengar suara-suara aneh, namun dia mengabaikannya. Dia tidak ingin mengalihkan pikirannya ke hal-hal yang berbau mistis. Tapi sejujurnya sudah terlambat, karena sekarang dia merasa sedikit parno. Bahkan hanya suara angin membuatnya sedikit terkejut.
Kalau Yejun terbangun, mungkin akan sedikit berbeda. Dengar, anak itu benar-benar tidak peduli dengan apapun. Itu membuat Seulgi merasa lebih aman. Namun mana mungkin Seulgi membangunkan Yejun dan berkata bahwa ingin ditemani karena takut? Itu namanya menghancurkan harga diri Seulgi sebagai orang dewasa berumur dua puluh satu tahun.
Namun seperti tidak berpihak kepada Seulgi, pintu kamar Yejun terbuka sendiri. Entah apa yang terjadi. Mungkin pintunya tidak ditutup rapat dan angin membuatnya bergerak. Tapi Seulgi tidak bisa berpikir dengan wajar. Sekarang yang dia inginkan adalah Yejun bangun atau Jimin pulang.
Terpaksa, Seulgi berdiri perlahan dan menghampiri kamar Yejun untuk menutup pintunnya rapat. Rasa merinding mendiami sekujur tubuh Seulgi. 'Ya Tuhan lindungi aku dari hal-hal yang negatif.' Batin Seulgi sambil berjalan kembali ke sofa. Karena dia sudah merasa sangat tidak nyaman, akhirnya dia memutuskan untuk membuka ponsel dan membuka lagu.
Namun tidak bertahan lama. Karena setelah dua menit, ponselnya mati. Dari tadi baterainya memang sudah tiga persen. Dia telah mencoba menelepon berkali-kali dari beberapa jam yang lalu, sehingga menguras baterai ponselnya. Sekarang suasana kembali sunyi. Tidak ada lagu yang menemani lagi. Sementara Yejun masih terlihat sangat pulas dalam tidurnya.
Mau tidak mau Seulgi menyalakan televisi. Untungnya televisi di rumah Jimin menyiarkan berbagai macam siaran TV dua puluh empat jam. Setelah mengganti-ganti siaran, akhirnya Seulgi menetap pada siaran kartun. Suara kartunnya membantu Seulgi merasa lebih aman dan tidak sendirian.
Tubuhnya sudah tidak setegang beberapa menit lalu. Sementara tidak disadari jam sudah menunjukkan pukul setengah satu. Seulgi semakin khawatir sebenarnya ada apa dengan Jimin. Pria itu tidak pernah pulang selarut ini, seberapa sibuknya dia. Lembur pun Jimin akan memilih untuk melanjutkan kerjanya di rumah. Namun ada apa dengan hari ini?
Seulgi ingin menelepon Jimin lagi, tapi benar-benar lupa bahwa ponselnya mati. Dia terlalu takut untuk masuk ke kamar dan mengisi daya ponselnya. Malam ini suasananya benar-benar aneh. Biasanya Seulgi tidak penakut.
'Kartun adalah satu-satunya penyelamatku sekarang.' Kata Seulgi, sebelum akhirnya satu menit kemudian semuanya menjadi gelap.
Dewi fortuna benar-benar tidak berpihak kepada Seulgi, karena di kondisi seperti ini bisa-bisanya listrik mati. Dalam rumah pedalaman cukup besar, di tengah malam yang sunyi, dengan keadaan mati lampu. Bagus. Semua itu membuat Seulgi tidak bergerak sama sekali. Dia benar-benar takut seakan sesuatu akan menghampirinya jika dia bergerak atau bersuara. Seperti menjadi peran utama dalam film 'A Quiet Place'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Did You Know?
FanfictionJimin dan Seulgi bukanlah teman, kolega, atau apapun itu. Mereka tidak terikat hubungan apapun, hanya sebatas orang asing yang bertemu di bar pada malam yang sama. Malam itu, kecelakaan yang tidak diinginkan terjadi disebabkan oleh rasa mabuk yang t...