CH - 11

929 117 13
                                    

________

____

__

Senin, 13 September 2023

 Seulgi membuka mata, merasakan hembusan angin pendingin ruangan menari-nari di permukaan kulitnya. Dia melihat sekitar, menunggu kesadarannya penuh. Sesegera setelah kesadarannya penuh, dia kembali pada realita. Realita bahwa sekarang dia berada di rumah Jimin, suaminya, bukan di rumah orang tuanya. 

Pantas saja suasana saat dia terbangun sedikit berbeda. Biasa dia akan terbangun karena alarm merah muda miliknya yang berbunyi lagu ceria, yaitu Umpah Umpah - Red Velvet. Lagu itu selalu membuatnya merasa semangat, sehingga dia memasangnya sebagai alarm. 

Kalau sekarang, yang ada hanya keheningan serta kicauan burung di pagi hari. Rumah Jimin bukan berada di pinggir kota yang ramai, melainkan pedalaman komplek. Wilayahnya memiliki banyak pohon sehingga udaranya sangat segar dan pemandangannya juga menenangkan. Suasananya membuat Seulgi rileks dan rasanya ingin kembali tidur. 

Namun sesaat setelah dia kembali memejamkan mata, rasa tidak nyaman dalam dirinya muncul. Rasa mual tidak tertahankan, yang akhirnya mengontrol tubuh Seulgi untuk lari ke kamar mandi. 

"Oeeekkkkk!" Seulgi memuntahkan cairan bening di wastafel. Tubuhnya seketika menjadi sangat lemas. 

Mendengar suara Seulgi, terdengar langkah kaki Jimin yang panik menghampirinya ke kamar mandi. Dia langsung melihat pemandangan Seulgi yang menumpu tubuhnya pada wastafel, karena tidak kuat berdiri sendiri.

Jimin yang melihat itu langsung sigap memegang tubuh Seulgi, lalu meraup rambutnya ke belakang dengan tangan Jimin sendiri karena tidak ada karet rambut. 

"Apakah efek kehamilan selalu mual?" Jimin bertanya.

Seulgi menggeleng. "Aku tidak tahu. Kan aku tidak pernah hamil sebelumnya." Seulgi memberi jawaban yang cukup masuk akal.

"Masih mual?" Jimin mendekatkan wajahnya untuk melihat jelas wajah Seulgi.

Seulgi menoleh dan menatapnya dengan aneh, lalu tertawa terbahak-bahak sedetik setelahnya.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAH!"

 Seulgi tertawa sangat kencang sampai tubuhnya merosot ke bawah karena lemas. Jimin pun otomatis jongkok ke bawah juga karena dia sedang memegang tubuh Seulgi agar tidak jatuh. 

Jimin melihatnya dengan sangat bingung. "Ada apa sih?"

Seulgi kembali menatapnya dengan mata berair, lalu menjawab, "Apa  kau habis makan sereal?"

"Uh... aku sedang memakannya dan langsung kesini saat mendengar kau muntah."

Seulgi tertawa lagi. "Di pipimu ada satu butir sereal yang kurang matang, dia menempel!" Seulgi tertawa terbahak-bahak lagi, sampai air matanya keluar.

Jimin akhirnya ikut tertawa juga, karena melihat Seulgi tertawa sampai matanya hilang. Padahal matanya sendiri pun juga hilang. Pria itu masih bingung apa yang lucu tentang sereal menempel? Dia mengambil sereal di pipi dan membuangnya.

"Hey aku sudah membersihkannya. Sudah hilang kan?" 

Seulgi membalas dengan anggukan, lalu tiba-tiba rasa mual merayap dalam dirinya lagi. Buru-buru dia berdiri dan menadah wajahnya di atas wastafel. Jimin mulai merasa khawatir. Bagaimana kalau Seulgi seperti ini saat dia tidak ada di rumah? Lagi kerja misalnya.

Kemarin Jimin sudah diperingati untuk tidak bekerja selama satu minggu ke depan, karena baru saja menikah. Orang tuanya memberitahu Jimin untuk pergi honeymoon ke luar kota atau luar negeri seperti pasutri baru pada umumnya. Namun Jimin pikir, hal itu akan menyulitkan Seulgi di masa-masa hamilnya sekarang. Jadi lebih baik mereka honeymoon di dalam kota, atau menghabiskan waktu berdua di rumah juga sudah cukup.

Did You Know?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang