CH - 14

861 125 2
                                    


________

____

__


07:15 KST


Seulgi membuka mata, merasakan tubuhnya yang terkurung dalam pelukan seseorang. Orang itu tidak lain lagi adalah Jimin tentunya.

Dia sudah diingatkan oleh Jimin semalam. Ternyata pelukannya memang cukup erat sampai membuat Seulgi sulit bergerak. Untungnya Seulgi bukan tipe orang yang tidurnya gegabah. Dia bahkan bisa menetap pada satu posisi saja selama tidur. Jadi bagi Seulgi, dipeluk erat seperti ini tidak terlalu menganggu tidurnya.

Namun sekarang Seulgi butuh ke kamar mandi. Dia ingin bangun tanpa membangunkan Jimin. Kelihatannya sulit, karena tangan dan kaki Jimin memeluk erat tubuhnya di luar selimut. Yap, Jimin ternyata memang tahan dingin dan benar-benar tidak merebut selimut yang dipakai Seulgi.

Seulgi mencoba untuk mengangkat tangan Jimin dari pinggangnya dengan sangat hati-hati. Matanya mencoba melirik Jimin di belakang, berjaga-jaga takut Jimin terbangun. Saat Seulgi mengangkat tangannya, Jimin mengigau membuat dia tersentak. Namun beberapa saat kemudian Jimin kembali diam dan membuat Seulgi lega.

Seulgi meraih posisi duduk, menempatkan tangan Jimin di kasur. Lalu dia mengangkat kaki Jimin dari betisnya perlahan, dan jujur Seulgi kesulitan mengangkatnya. Tubuh Jimin hampir seluruhnya otot, membuatnya sangat berat untuk diangkat. Apalagi tubuh Seulgi yang bisa dibilang kecil.

Seulgi bernapas lega ketika berhasil bangun dan berdiri dari kasur. Dia lalu berjalan ke arah pintu, namun berhenti karena melihat sesuatu dari sudut mata kanannya. Dia melihat Jimin yang perlahan merangkup tubuhnya sendiri, seperti kedinginan.

'Jadi dia kedinginan?' Seulgi bingung, kenapa Jimin tidak masuk ke dalam selimut saja kalau kedinginan?

Dia kemudian berpikir, apakah Jimin sangat menghargai perasaannya? Sampai tidak ingin berada di satu selimut karena tidak ingin membuatnya risih?

Sebenarnya Seulgi merasa bersalah bertingkah seperti ini. Jimin yang sudah mencoba untuk lebih dekat dengannya, tapi Seulgi sendiri masih sangat tertutup. Seakan dia sendiri lah yang tidak memberikan kesempatan pada hubungan ini. Tidak membuka hatinya untuk Jimin dan mencoba mencintainya.

'Jimin... apa kau orang yang bisa aku percaya?' Tanya Seulgi dalam diam.

Seulgi yang sudah berada di dekat pintu, kembali melangkah mendekati kasur. Dia mengambil selimut yang semalam Jimin gunakan untuk menyelimuti dirinya, dan menaruh selimut itu pada Jimin. Dengan tak sadar, Seulgi tersenyum kecil melihat pemandangan Jimin tertidur. Jimin selalu membawa aura CEO yang mengintimidasi. Siapa sangka saat tertidur dia hanya seperti bayi.

'Bibirnya lucu seperti tweety.' Batin Seulgi, memikirkan hal yang sudah dia katakan saat pertemuan pertamanya dengan Jimin.

Seulgi yang tiba-tiba sadar akan sikapnya, langsung sigap menjauh dari kasur dan matanya melebar.

'Seulgi-ah... apa yang baru saja kau pikirkan?'

Dia menggelengkan kepala mengusir semua pikiran ambigunya. Lalu melihat Jimin untuk memastikan dia masih tertidur, dan keluar dari kamar tanpa menimbulkan banyak suara.


________

____

__


Seulgi menghela napas lega setelah meminum segelas air. Dari subuh dia sempat terbangun dan merasa haus, tapi malas beranjak untuk minum. Apalagi keadaannya yang dipeluk erat, membuat dia akhirnya menetap dan tidur kembali.

Did You Know?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang