CH - 33

631 92 11
                                    

________

____

__

"Senang bertemu denganmu kembali, Margaret." Seulgi menyambut Margaret yang memutuskan untuk datang ke rumahnya. Katanya ada yang ingin dibicarakan.

Hari ini mereka bukan bertemu untuk meditasi. Seulgi tidak merasa perlu meditasi atau semacamnya, dan punggungnya juga terlalu pegal untuk melakukan itu. Mungkin meditasi memang bisa menyembuhkan pegal-pegal di punggung. Namun ilmu meditasi Seulgi belum setinggi itu. Sehingga setiap selesai meditasi, yang dirasakan adalah pegal-pegal.

Kembali ke tujuan utama mereka bertemu hari ini. Margaret mengeluarkan satu brosur dari tasnya. Tentu saja itu adalah brosur promosi agensinya. Tertera di brosur, bahwa mereka sedang mencari ibu-ibu hamil yang kehamilannya minimal sudah berusia enam bulan. Jadi mereka mencari model untuk produk terbaru mereka, yang merupakan pakaian ibu hamil tapi tetap fashionable.

Margaret tidak lupa bahwa Seulgi sedang hamil. "Pertama kita bertemu, seingatku kehamilanmu masih sekitar satu atau dua bulan. Nah, karena sudah lima bulanan berlalu, tentunya usia kehamilanmu sudah menginjak tujuh bulanan. Jadi pas dengan kriteria model yang sedang dicari." Jelas Margaret.

Seulgi pun membaca brosur itu. Dimulai minggu depan. Seulgi bisa-bisa saja sebenarnya. Apalagi dia juga tidak melakukan apa-apa. Hampir setiap hari di rumah. Jadi kenapa tidak?

"Menurutku proporsi tubuhmu juga sangat ideal. Jadi itu kenapa aku berpikiran untuk merekrutmu." Tambah Margaret. Membuat Seulgi tersipu malu karena pujiannya.

Seulgi pun telah memutuskan pikirannya. "Baiklah, tidak masalah. Lagipula hanya foto seperti pertama kali itu kan? Aku yakin Jimin juga tidak masalah."

"Tidakkah lebih baik kau tanya dulu?" Margaret menyarankan. Soalnya kebanyakan suami akan overprotektif kepada istrinya yang tengah hamil tujuh bulan.

Namun Seulgi menggeleng. "Tenang saja, aku kenal Jimin bukan orang yang suka mengekang. Dan pastinya dia tidak akan menghentikan apa yang ingin aku lakukan. Aku juga bosan di rumah tanpa aktivitas yang jelas."

Margaret pun mengangguk. "Baiklah kalau begitu, pemotretannya pada hari Senin, minggu depan ya. Empat hari lagi. Pastikan kau datang tepat waktu, jam sebelas pagi." Jelas Margaret. Kalau sudah begitu terpancar sekali sosok profesionalnya. Sangat keren di mata Seulgi.

Seulgi pun tersenyum dan mengangguk. Dia tidak sabar untuk melakukan pekerjaan pertama kalinya setelah lima bulan menganggur di rumah.

"Omong-omong, auramu terlihat lebih kalem. Lebih cantik dan elegan." Margaret memandangi sekitar tubuh Seulgi, yang dia lihat sebagai aura 'berwarna'.

Seulgi hanya memasang wajah heran. Elegan? Sepertinya itu bukan kata yang menggambarkan dirinya. Mungkin kalau lebih kalem, Seulgi juga merasakan perubahan pada dirinya. Dia sedikit lebih diam. Bukan diam murung, namun lebih tidak pecicilan. Seakan jiwa remajanya sudah hilang setengah.

"Seulgi-ssi. Kau elegan loh. Walaupun kau tidak menyadarinya."

"Jujur, aku sama sekali tidak melihat ada keeleganan dalam diriku." Jawab Seulgi dengan jujur. Margaret pun mengeluarkan tawa kecil.

"Karena manusia seperti kupu-kupu. Mereka mempunyai sayap yang indah, tapi mereka sendiri tidak bisa melihat keindahan itu. Mungkin mereka dalam pikirannya juga bingung, "Kenapa banyak mahluk menyukaiku?". Sama halnya seperti manusia. Ada manusia yang tidak dapat melihat kelebihannya sendiri, tapi kekurangannya? Selalu mereka lihat." Jawab Margaret panjang lebar. Seulgi hanya melongo mendengar jawabannya.

"Seulgi-ssi pasti sadar kan? Lebih banyak orang yang mengeluh karena kekurangan mereka, dibanding bersyukur atas kelebihan mereka. Itulah yang kumaksud."

Did You Know?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang