________
____
__
Rabu, 7 Juli 2023
"Wendy! Jungkook!" Sahut Seulgi gembira menyambut kehadiran dua sahabatnya.
"Aku pikir kalian tidak datang."
"Mana mungkin kita membiarkanmu sendirian kesini?" Jungkook menatap Seulgi malas, yang ditatap hanya cengengesan.
Hari ini adalah acara kelulusan seperti pada umumnya. Minum-minum di bar dan bersenang-senang. Seulgi tentu yang pertama diundang karena ialah mahasiswi yang sering menuai pujian di kampus. Pengelola acaranya juga teman baik Seulgi, namanya Nayeon.
Kalau Seulgi datang, begitupun dengan Wendy dan Jungkook. Mereka tidak akan membiarkan Seulgi datang sendiri, apalagi alkohol diikutsertakan. Tadinya Wendy menolak datang karena merasa tidak enak. Firasat buruknya datang entah kenapa. Seulgi sempat dilarang olehnya datang, tapi mana mungkin bisa Seulgi menolak undangannya? Lagipula acara tersebut bukan hanya sekedar mabuk bersama, tetapi juga sebagai perpisahan satu angkatan.
Pada akhirnya Wendy ikut datang bersama Jungkook. Acaranya cukup meriah. Apalagi pengelola acaranya Nayeon, si anak konglomerat. Nayeon menyewa setengah bar untuk acara tersebut. Awalnya ingin menyewa seluruh bar, tapi ternyata ada yang sudah menyewa beberapa bagian bar lebih dulu. Maka itu, Nayeon memutuskan untuk menyewa setengahnya saja.
"Yaaa!! Apa yang kalian lakukan disini? Ayo bersenang-senang!!" Nayeon datang menari-nari sesuai dengan irama lagu yang disetel sangat kencang. Lagu itu juga menjadi alasan kenapa Nayeon berbicara dengan sedikit teriakan.
Wendy hanya membalas dengan senyuman canggung, sementara Jungkook tidak memberi respon. Kedua tangan Nayeon berayun memeluk lengan Seulgi dan Wendy, lalu menatap Jungkook.
"Kau, ikutlah ayo!" Senyum Nayeon mengembang. Di acara seperti ini, haruslah bersenang-senang sebisa mungkin. Sebelum nanti harus menghadapi jenjang hidup selanjutnya.
Nayeon menarik Seulgi dan Wendy, yang ditarik hanya ikut saja. Jungkook tadinya diam sejenak, namun tersadar dan berlari mengikuti mereka.
"Wow." Hanya itu yang dapat terlontar dari Jungkook ketika untuk pertama kalinya melihat botol-botol alkohol, berjejer di sepanjang lemari meja bar.
Jujur saja, Jungkook bukanlah remaja yang sering berfoya-foya ke tempat seperti ini. Kalau boleh lebih jujur lagi, inilah pertama kalinya Jungkook ke bar. Ia lebih suka menghabiskan waktu dengan video game di PC Room nya. Dapat diakui bahwa game juga bagian dari hobi Seulgi. Apalagi PC Room milik Jungkook. Benar-benar tempat favorit untuk bermain game.
Back to bar, sungguh, bar yang sekarang mereka pijak sangatlah mewah. Meja bar yang dilapisi emas, tentunya dari cat mahal. Minuman alkohol yang harganya sampai puluhan juta. Musik jazz yang dicampur dengan deguman lagu lagu keras menghasut tubuh untuk menari-nari. Tempat berisik bukanlah tipe ketiga sahabat itu, tapi bar ini mempunyai klasiknya sendiri sehingga berbeda dari yang lain.
Nayeon menuang Sweet Wine ke gelas beling. Pastinya untuk ditawarkan kepada Seulgi, Wendy, dan Jungkook. Mereka bertiga tidak pernah tahu rasa minuman beralkohol itu seperti apa. Bahkan tidak tahu cara meminumnya seperti kebanyakan orang.
"Kandungan alkohol pada minuman ini delapan persen, cocok untuk pemula seperti kalian." Nayeon mendorong satu gelas ke depan Seulgi, mengartikan bahwa Seulgi harus meminumnya. Mata Nayeon juga tertuju pada Wendy dan Jungkook, yang dari tadi dengan ragu menatap gelas itu.
"Delapan persen? Aku rasa itu masih terlalu besar untuk pemula seperti kami." Jawab Wendy yang masih menatap gelas itu.
"Ayolah, hari ini kalian harus menjadi lebih gila! Ini adalah momen para remaja yang dinanti-nanti seumur hidup! Don't be a nerd for once." Lagi-lagi Nayeon memaksa.
Kalau dipikir lagi, benar juga kata Nayeon. Masa-masa remaja adalah hal yang paling berwarna bukan? Sungguh membosankan bila dijalani dengan datar, tanpa keberanian mengambil tikungan tajam. Setidaknya sekali saja, bukankah menyenangkan mempunyai kenangan akan momen seperti sekarang ini?
Setelah meyakinkan diri masing-masing, Jungkook meneguk minumannya duluan. Nayeon sempat kaget saat melihat Jungkook meminumnya seperti air mineral biasa. Tetapi setelah melihat ekspresi Jungkook yang juga terkejut akan rasa alkoholnya, Nayeon menggelengkan kepala.
"Sejak kapan alkohol diminum seperti itu? Tenggorokanmu akan lebih dulu terbakar, mungkin."
Seulgi dan Wendy tertawa terbahak-bahak. Mereka juga sama clueless-nya seperti Jungkook, tapi wajah Jungkook yang mulai memerah membuat mereka geli sendiri.
"Yaaa! Jungkook-ah! Kenapa tidak beri tahu kami kalau kau itu siluman kepiting rebus?" Kalimat Seulgi membuat Jungkook menatap sinis ke arahnya. Sedangkan Wendy dan Nayeon tertawa.
"Sudah sudah! Sekarang giliran kalian berdua, minum dengan perlahan!" Nayeon memperingati Seulgi dan Wendy sebelum mereka minum dengan cara yang salah seperti Jungkook.
Seulgi mulai mencicipi minuman alkohol tersebut. Manis. Tapi karena ada alkohol menbuat seluruh mulutnya dilanda perasaan yang aneh. Tenggorokannya juga menjadi panas. Seluruh tubuhnya memanas. Bahkan ia baru saja mencicip sedikit, bagaimana dengan Jungkook yang langsung menelan satu tegukan?
"Ini bukan untuk pemula.." Seulgi menatap Nayeon.
"Di bar ini, hanya Sweet Wine yang mempunyai kadar alkohol paling rendah. Tidak ada lagi di bawahnya, jadi itulah minuman untuk pemula disini." Jawab Nayeon.
"Kalau begitu bar ini bukanlah untuk pemula." Seulgi menggelengkan kepala.
Tanpa menunggu lama, Wendy meneguk satu teguk Sweet Wine nya. Reaksi yang dikeluarkan juga tidak jauh berbeda dari Seulgi. Nayeon juga mulai meminum punya nya. Berbeda dari mereka bertiga, Nayeon meminum Rose Wine yang dilabeli Champagne. Kadar alkoholnya sekitar dua puluh lima persen. Jangan terkejut, Nayeon sudah biasa minum minuman beralkohol.
Lama kelamaan mereka bersennag-senang. Mungkin karena efek alkohol yang sudah mulai mengendalikan mereka, sampai Wendy lupa bahwa acara ini memberinya firasat buruk.
Awalnya ia ingin berhati-hati.
Tapi kendali alkohol membuatnya gagal.
Tidak ada dari mereka yang sadar bahwa sebuah kecelakaan memang akan terjadi.
__
____
________
KAMU SEDANG MEMBACA
Did You Know?
FanfictionJimin dan Seulgi bukanlah teman, kolega, atau apapun itu. Mereka tidak terikat hubungan apapun, hanya sebatas orang asing yang bertemu di bar pada malam yang sama. Malam itu, kecelakaan yang tidak diinginkan terjadi disebabkan oleh rasa mabuk yang t...