________
____
__
Seulgi's POV
Minggu, 12 September 2023
Tanggal pernikahan ditetapkan hari ini, dan kebetulan tanggal keberuntungan. Hanya orang-orang terdekat yang diundang sehingga tidak begitu sesak ramainya. Biar pun begitu, hatiku tetap saja sesak. Sudahlah. Mau berapa kali pun aku mengeluh, semuanya tidak akan kembali normal dalam sekejap mata.
Percayalah, aku menahan diri sebisa mungkin untuk tidak menangis. Karena jika aku menangis, maka usaha penata rias yang sudah meriasku akan sia-sia.
Jujur, aku masih tidak percaya akan segera menikah. Padahal, menikah bukanlah hal yang sangat aku inginkan. Mungkin itu juga hal terakhir yang ingin aku lakukan. Aku berpikir aku harus mengutamakan cita-cita ku. Lalu membahagiakan keluargaku, mengajak mereka keliling dunia dengan uangku sendiri. Melihat ekspresi bahagia mereka ketika mencoba kuliner, atau melihat pemandangan yang indah.
Lalu aku juga sangat ingin mendonasikan uang ke seluruh panti asuhan dan panti jompo dengan uangku sendiri. Mungkin terdengar mustahil, karena tempat-tempat seperti itu di dunia sangat banyak jumlahnya. Tapi karena itu lah aku merasa memiliki tujuan hidup, dan menyibukkan diri adalah hal yang menyenangkan.
Ah! Aku juga tidak akan melupakan rencana yang satu ini. Aku ingin mendokumentasikan hal-hal yang aku lakukan, lalu menggabungkan semua itu dalam sebuah kaset. Suatu saat nanti, aku ingin memutar dokumentasi itu dan mengulang kembali semua petualangan yang aku lakukan. Menontonnya di sofa empuk sambil tersenyum, lalu berkata kepada diri sendiri bahwa aku berhasil melakukannya. Aku berhasil menjalani petualanganku dalam kehidupan yang singkat ini.
Rencana yang sudah aku susun dengan matang, seketika hancur sekarang. Hancur dalam semalam. Aku tahu, sebuah rencana tidak harus dilakukan dengan satu jalan. Memang ada banyak jalan untuk mengabulkannya. Tapi tidak semudah itu. Seperti sudah menyusun domino sangat panjang, tapi di pertengahan ada satu domino yang tidak berjalan lancar dan sisanya menjadi gagal. Perasaan kecewa yang tidak dapat dijelaskan rasanya.
Aku yakin, Jimin juga merasakan hal yang sama. Dia harus kehilangan wanita yang sangat dicintainya. Rencana pernikahan yang sudah disusun dengan bahagia, seketika hancur tidak berbentuk.
Mungkin semua ini memang takdir. Sekarang yang bisa aku lakukan hanya percaya kepada hidup. Aku percaya, hidup memberi start yang berat karena ada hadiah yang berkali-kali lipat istimewanya di garis finish.
Aku menatap diriku sendiri di cermin. Perlahan aku membentuk senyuman di bibirku, dan meyakinkan diriku sendiri,
"Apapun itu, seorang Seulgi pasti bisa melewatinya."
________
____
__
Author's POV
Tok Tok Tok...
Rose membuka pintu, lalu mendapati Chanyeol di hadapannya. "Ada apa? Aku sedang tidak menerima tamu."
"Oh ya?" Lalu Chanyeol tidak peduli dan menyelonong masuk. Malas berdebat, jadi Rose membiarkannya dan menutup pintu.
"Kau tidak datang ke acara pernikahan Jimin?" Kalimat Rose membuat Chanyeol menatapnya aneh.
"Semudah itu kau mengungkitnya?"
Rose diam sebentar, lalu berjalan ke arah kamar yang pintunya terbuka. Chanyeol mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Did You Know?
FanfictionJimin dan Seulgi bukanlah teman, kolega, atau apapun itu. Mereka tidak terikat hubungan apapun, hanya sebatas orang asing yang bertemu di bar pada malam yang sama. Malam itu, kecelakaan yang tidak diinginkan terjadi disebabkan oleh rasa mabuk yang t...