________
____
__
23:38 KST (Korean Standard Time)
Rasa kram membangunkan Seulgi dari tidur nyenyaknya. Perutnya terasa sakit seperti ditarik ke berbagai arah berlawanan. Dia meringis sambil meremas bantal, berharap rasa sakitnya akan berkurang. Namun hasilnya nihil.
Karena tidak tahan, Seulgi mencoba bangun dan duduk. Dengan susah payah dia meraih posisi duduk, rasa kram pada perutnya semakin menjadi-jadi. Tangannya beralih meremas baju, kedua matanya tertutup menahan sakit. Rasanya dia sangat ingin berteriak, tapi takut membangunkan Jimin.
Malah dia belum bicara dengan Jimin sejak Wendy dan Jungkook pulang. Tidak mungkin kan dia tiba-tiba datang membangunkan Jimin dan mengeluh tentang perutnya yang kram? Itu akan sangat aneh dan canggung.
Akhirnya Seulgi berdiri dan berusaha untuk jalan. Apa yang dia pelajari dari kecil, adalah bahwa air hangat dapat meredakan segalanya. Walaupun tidak tahu itu adalah mitos atau fakta. Lagipula dia juga merasa haus, jadi meredakan sakit sekaligus memuaskan dahaga.
Seulgi menutup pintu dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan suara. Dia jalan perlahan ke dapur dan mengambil gelas. Tangan kirinya memegang perut yang sakit, sedangkan tangan kanan meraih termos air panas.
Seulgi menuang air panas dari termos tersebut sampai setengah gelas, lalu mencampurnya dengan air biasa sehingga tidak begitu panas. Saat tangannya mendekatkan gelas ke mulut, tiba-tiba rasa kram berada pada klimaksnya sampai Seulgi meringis kesakitan dan gelas yang ada di tangannya lolos jatuh.
Akibatnya, gelas yang jatuh menimbulkan suara bising dan airnya tumpah menyebar di lantai. Untung saja bukan gelas kaca, melainkan gelas plastik. Kalau gelas kaca, sudah pasti pecahannya tersebar kemana-mana dan Seulgi harus membersihkannya dengan keadaan perut kram.
"Haish..." Seulgi merutuki diri sendiri. Sekarang dia harus mengelap air yang jatuh di tengah malam, dengan keadaan perut kram.
Baru saja Seulgi ingin mengambil kain untuk mengelap air yang jatuh, suara pintu kamar terbuka. Karena tidak mungkin kalau pintu kamarnya terbuka sendiri, berarti suara itu tidak lain lagi berasal dari kamar Jimin.
'Bagus, sekarang aku harus berhadapan dengannya. Astaga kram kenapa kau harus mencapai klimaks saat aku sedang memegang gelas?!' Seulgi mengoceh sendiri dalam hati.
Benar saja dugaannya, Jimin berjalan ke arah dapur dan mendapati Seulgi dengan gelas dan air berantakan di lantai. Jimin mendekati Seulgi dan menatapnya.
"Seulgi? Kau menjatuhkannya?"
Walaupun sedang tidak ingin berinteraksi, Seulgi mau tidak mau menjawab. "Aku tidak sengaja melakukannya. Akan ku bersihkan." Seulgi ingin mengambil kain di lemari, namun langsung dicegah oleh Jimin.
"Biar aku saja." Akhirnya Jimin yang mengambil kainnya dan mengelap air yang tumpah.
Seulgi hanya diam melihat itu, namun pikirannya berbicara banyak. Saat sedang melihat Jimin membersihkan kekacauan yang dia buat, perutnya kembali kram lagi. Dia sangat berusaha agar tidak menimbulkan suara dengan meremas kencang bajunya dan menggigit bibirnya.
Jimin tidak sebodoh itu untuk tidak sadar akan gerak-gerik Seulgi yang kesakitan. Dia yang tadinya ingin memeras kain yang basah di wastafel, langsung melempar kain itu ke dekat wastafel dan menghampiri Seulgi.
"Seulgi-ah, apa kau mual lagi?" Seulgi menoleh mendengar itu, lalu menatap Jimin yang terlihat sangat khawatir di hadapannya.
"K-Kram..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Did You Know?
FanfictionJimin dan Seulgi bukanlah teman, kolega, atau apapun itu. Mereka tidak terikat hubungan apapun, hanya sebatas orang asing yang bertemu di bar pada malam yang sama. Malam itu, kecelakaan yang tidak diinginkan terjadi disebabkan oleh rasa mabuk yang t...