²⁴ | please don't hurt me, sir

101 17 166
                                    

┏┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┓

SATELLICIOICIS SATELLITE
please don't hurt me, sir

┗┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┛

◖⸙◗

         PELATIHAN DI WYVERNS BARRACKS SEBENARNYA TAK JAUH berbeda dengan Royal Military Academy Sandhurst. Yang membedakan kedua hal ini adalah pelatihnya yang jauh lebih ekstrim dan tak segan untuk memberikan hukuman yang berdampak parah pada fisik maupun mental. Setelah seminggu mereka menjalani latihan, sudah sekitar empat orang merasakan trauma untuk tak lagi melanggar aturan. Bahkan kebanyakan tentara sudah membuka netra sebelum pukul enam pagi. Kedisiplinan benar-benar mereka tunjukkan di sini.

       Memasuki minggu kedua, mereka telah melewati latihan kamuflase dan kerja sama tim dalam taktik penyerangan. Belum ada latihan tertulis yang mereka ajarkan sejauh ini. Namun, Infanteri B-2 tampaknya menikmati setiap latihan di luar barak karena Devon benar-benar tempat untuk mengalihkan stres mereka. Sedangkan hari ini, seluruh Infanteri B-2 sudah bersiap di lapangan untuk latihan menembak.

       Silih berganti Kopral yang berdiri untuk memberikan materi setiap pelatihan, sialnya kali ini mereka harus bertemu Komandan Armitage lagi. Pelipisnya belum berkeringat pagi ini. Namun, tangannya yang menggenggam senapan sudah berair parah seolah ingin segera meluncurkan setiap peluru ke sasaran.

       Ketua Infanteri B-2 pun mulai menyiapkan pasukannya sebelum Komandan Armitage memulai pelatihan. Setelah bertukar hormat, ia pun berkata, "Selamat pagi. Hari ini kita akan berlatih cara menggunakan senapan dengan benar karena sebagai Infanteri, ini penting untuk dipelajari.

       "Sebelum kita memulai latihan menembak, aku ingin memperingatkan soal kejadian kemarin bahwa kalian hanya diperbolehkan menelepon selama lima menit seminggu, tidak lebih. Beberapa hari lalu, kalian menggunakan telepon terlalu sering seolah kalian di sini bukan karena kemauan kalian sendiri. Inilah risiko menjadi seorang tentara—"

       "Permisi, Pak," ucap seseorang dalam barisan yang menghentikan ceramah Komandan Armitage. Sepasang manik cokelat elangnya menatap pria di barisan yang menginterupsi dia. "Maaf apabila saya mengganggu, tapi bukankah lima menit seminggu itu terlalu singkat? Tidakkah Anda ubah menjadi lima menit setiap tiga hari?"

       Semua tentara di sana terdiam. Tak seorang pun berani menatap wajah Komandan Armitage karena mereka tahu, pria ini pasti tak senang mendengar interupsi yang baru saja dilontarkan.

       "Siapa namamu?" tanyanya dengan nada kolot seperti biasanya.

       "Wistletone, Louis."

       "Wistletone? Kurasa aku pernah mendengar nama itu di suatu tempat." Sepasang kaki pun kini tak berada di tempat sebelumnya. Mereka melangkah menyelinap barisan dengan senapan masih di genggaman.

       Begitu ia bertatapan dengan manik biru Louis, ia berkata, "Tentu saja kau dari keluarga Wistletone yang kaya itu." Louis masih terdiam. Bahkan senyuman pun tak ia tampakkan. "Aku ingin dengar kau mengatakan yang tadi."

       "Lima menit seminggu terlalu singkat. Seharusnya lima menit setiap tiga hari." Louis mengulangi perkataannya dengan nada yang sedikit rendah.

       "Begitu ya." Ketika Louis berpikir pria itu akan berbalik setelah mengangguk, nyatanya salah. Senapan di gengamannya justru kini menghantam wajahnya—atau tepatnya di area hidung—begitu kencang sehingga darah seketika mengalir dari sana. Bahkan langkah Louis tertarik mundur secara paksa karena tindakan itu.

Satelliciocis Satellite [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang