⁴⁸ | the gazelle in his mind

65 15 98
                                    

┏┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┓

SATELLICIOICIS SATELLITE
• the gazelle in his mind

┗┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┛

◖⸙◗

         WAKTU. TIDAKKAH MEREKA SEPERTI GAZELLE? Kata itulah yang tertulis di wajah kertas saat ini. Kata-kata yang memelototi Louis seolah menantangnya untuk menggoreskan hal lain di atas kertas melalui pena. Tampaknya Louis pun tak ragu untuk menambahkan sebab otak dia kini bagaikan kamus metafora yang para penyair pelototi setiap hari untuk memberikan jiwa pada tulisan mereka.

       Maka menorehlah ujung pena di malam gelap yang hanya ditemani atensi rembulan tanpa bintang beserta manik senter kekuningan dia. Ketika kau menantinya, mereka akan merespons sangat lambat. Persis seperti gazelle yang tak ingin tertangkap. Namun, ketika kau mengabaikannya, mereka berlalu tanpa disadari. Begitulah gazelle melarikan diri.

       Entah dari mana datangnya jiwa melakonlis dalam diri seorang pemberontak. Rasanya jika Louis membincangkan sifat barunya di hadapan kawan lama, mereka tak akan terima. Pun dikira pria ini pasti sudah kerasukan tata tertib kemiliteran sehingga untuk bergurau saja susah rasanya. Namun, inilah Louis yang saat ini telah mendapatkan jabatan officer cadet setelah melalui pasang surut pelatihan. Inilah Louis yang akan menyambut bayi mungil dalam dekapan.

       Malam itu, ketika rembulan tampak mengantuk sehingga ditariklah selimut itu menutupi sebagian tubuh, Louis berbagi kisah melalui aksara. Meski tak seorang pun dalam ruangan ini tampak tertarik karena mimpi sudah dulu menyambut, ada seseorang yang bersedia membaca setiap kata bagai defile. Sangat ramai, sesak, dan menyenangkan. Namun, menarik perhatian seseorang.

       Melirik jam dinding yang tak mau berhenti berdetak, Louis kemudian menekuk kertasnya sebelum mendorong benda itu ke dalam sebuah amplop. Sentuhan pena yang mengukir alamat penerima pun kian menyempurnakan si surat. Meski prasangka berkata, wanita di seberang sana tak akan menduga kata itu dirangkai oleh Louis Wistletone seorang.

       Berhari-hari sudah surat itu berkelana. Namun, tak kunjung pula Louis menerima balasannya. Jikalau beberapa pria ini menanyakan sudahkah Louis menerima balasan surat yang menyinggung undangan? Maka jawabannya dapat disaksikan dengan netra telanjang mereka.

       Seorang wanita dalam balutan gaun berbunga-bunga selutut dengan lengan sepanjang siku melangkahkan kaki di atas sepatu berhak rendah. Rambutnya tergerai setengah sementara masing-masing sulur anak rambut merangkai kepangan indah ke belakang yang meledakkan kharisma. Sekiranya ada beberapa aksesoris yang menghiasi kesempurnaan itu. Mereka meliputi sepasang anting berbentuk bunga daisy, kalung berliontin daffodil, gelang dari kain berwarna biru senada dengan gaunnya, serta hiasan rambut yang memesona.

       Kala itu, jemari Louis bertautan dengan miliknya sebelum wanita itu ditarik dalam pelukan yang membuat mereka menutup netra untuk melepas rindu. Begitu Louis menarik diri untuk menatap wajah yang sudah dirindukan sekian lama, kecupan mendarat pada dahinya sebelum tangan Louis berkelana merasakan tamu lainnya bersemangat di dalam sana.

       Seolah menemukan tombol on/off bagi senyumannya, ketika tendangan kecil dirasakan telapak tangan, sepasang sudut bibir itu tertarik menuju langit malam yang digelantungi bintang-bintang. Kekehan pun tak lupa dilontarkan keduanya di halaman depan aula utama Sandhurst.

Satelliciocis Satellite [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang