⁶³ | the story continues, but our chapter ends here, mia cara

54 13 65
                                    

┏┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┓

SATELLICIOICIS SATELLITE
the story continues, but our chapter ends here, mia cara

┗┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┛

◖⸙◗

         KETIKA REMBULAN BELUM BERSEDIA DITELAN CAKRAWALA, tak ada satu hal pun yang mampu menyelamatkannya dari duka. Bahkan memori kebohongan semalam pun sempat terganti begitu beberapa orang melenggang masuk ke dalam kamarnya hanya untuk membawa Emma pergi dari belenggu kehidupan yang ingin ditinggalkan.

       Orang-orang dari rumah sakit segera mengevakuasi tubuh tak tersentuh kehidupan itu beberapa jam setelah semua sandiwara Louis terlaksana. Hal itu pula yang menyebabkan beberapa orang dari rumah sakit tak menyimpan banyak tanda tanya di kepala begitu melihat wajah Colin Marlowe.

       Tampaknya skenario kebohongan Louis yang terencana disetujui oleh Tuhan seolah Tuhan pun ingin menyelamatkan nasib Louis kali ini yang terikat nama keluarga dan latar belakang Sylvia—Joan Creveld. Namun, semua skenario yang telah ditulis tak sama sekali membantu Louis menerima takdir ketika kakinya menginjak lantai rumah sakit untuk menyaksikan betapa kering tubuh Emma seperti harapan si wanita. Ia merasa bersalah seketika sebab memikirkan kehadiran Joan yang mungkin tak akan membuat Emma merasa lebih baik dan semua senyuman serta perhatian Emma kepada Joan, Louis asumsikan sebagai tipuan. Dia seorang penyair dan perasaan penyair ditumpahkan melalui metafora sementara tangisannya mengguyur bagai tinta di tengah malam. Louis tak akan memiliki kesempatan untuk mengintip perasaan Emma yang sesungguhnya.

       Pagi-pagi sekali, sebelum surya mengintip agenda keluarga Wistletone hari ini, mereka sudah dulu meninggalkan kediaman dengan pakaian serba hitam beserta mobil hitam mereka pula. Untuk pertama kalinya bagi Louis menyaksikan keseluruhan keluarganya di Chiswick menuju Newcastle demi sebuah upacara pemakaman. Begitu terhormatnya seorang Emma Harrel di mata para Wistletone dan Louis sendiri merasa telah melakukan hal baik melalui kebohongan. Sebab tak ada yang lebih mulia kecuali menyerahkan nyawa kepada Tuhan daripada merenggutnya lebih awal tanpa hormat. Begitulah asumsi para Wistletone.

       Ketika ambulan semakin mendekati Newcastle, para polisi sewaan Archibald Wistletone belum berhenti memimpin perjalanan dengan motor yang menampakkan lampu merah birunya. Sempat beberapa tipikal orang bangun pagi—yang sudah di jalanan begitu surya menyongsong—berpikir bahwa keluarga perdana menteri maupun Kerajaan Inggris sendiri pasti sedang melakukan perjalanan darat menuju suatu tempat di bawah keamanan dua pasang polisi masing-masing di barisan terdepan dan belakang. Namun, asumsi mereka tak bisa menjemput kebenaran sekarang sebab para mobil dan motor begitulah berlalu cepat seolah berada di arena balap.

       Secepat laju mobil Louis yang dikendarai Desmond, ia sampai tak menyadari Eliezer Wistletone baru saja mengajukan pertanyaan sehingga si pria mengangkat sepasang alis.

       "Di mana pengasuh putrimu?" Barulah saat itu Louis tersadar sepenuhnya setelah pria yang hampir seumuran Virginia tanpa henti memangku bahkan menimang Joan—Sylvia Wistletone yang semakin mendekati Newcastle, justru semakin memekik.

       "Kurasa putrimu ingin minum susu, Louis." Pria itu kemudian meninggikan gendongannya selagi mengelus punggung Sylvia begitulah lembut. "Apa mungkin popoknya sudah penuh?"

       Louis menggeleng lemah sebelum mengulurkan lengan sehingga anak perempuan itu merayap menuju pelukannya.

       "Pengasuhnya, Alma, tinggal di Lambeth untuk mengurus surat kematian Emma, dan kurasa putriku merasakan kesedihan serupa." Louis pun menarik sebuah botol berisi susu hampir mendingin dan membiarkan anak perempuan itu menyedotnya. "Terima kasih sudah bersedia membantu, Elie."

Satelliciocis Satellite [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang