⁹| this is what wistletone talked about (sometimes)

163 52 288
                                    

┏┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┓

SATELLICIOICIS SATELLITE
this is what wistletone talked about (sometimes)

┗┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┛

◖⸙◗

       SENTUHAN TOOTS PIANO YANG MENDEKLARASIKAN SETIAP NADA DALAM LAGU Humoresque karya Dvorak terdengar patah-patah mengisi seluruh penjuru ruang keluarga bahkan lorong di depannya. Kursi piano yang ada di paling sudut ruangan—dekat dengan jendela yang memiliki dua gorden berwarna putih gading panjang-pagi ini tampak istimewa karena dua orang harus berbagi satu kursi piano yang cukup panjang.

       Empat tangan berlarian di atas toots piano yang bersih dan cemerlang sedangkan dua puluh jari melompat-lompat di atasnya menghasilkan bunyi yang indah tapi patah-patah. Dua bibir atau empat sudut bibir menciptakan senyuman yang kelewat sempurna. Tiga puluh butir gigi (mungkin) bersinar bertatapan dengan sinar matahari pagi yang menembus jendela melewati gorden putih gading yang bersandar pengait masing-masing sudut jendela. Dua bunyi tawa yang berbeda, menyempurnakan lantunan musik yang tercipta menyebarkan perasaan bahagia dan damai bagi yang memperdengarkan seperti Fantine dan Judith Hope yang terduduk di sofa seberang piano ditemani scone, teh rasa white truffel, dan obrolan kecil. Luncuran topik itu terhenti karena perhatian mereka sepenuhnya ditumpahkan kepada dua orang yang berbagi kursi piano.

       "Angkat kedua siku lenganmu, Abbie," ucap Louis seraya menuntun kedua tangan mungil Abigail untuk menyusun nada bagi musiknya. Perlahan, jemarinya pun menyentuh setiap toots sesuai kunci di hadapannya.

       "Tekan itu agak keras," tambah Louis ketika sebuah toots yang disentuh Abigail tak menghasilkan bunyi. "Untuk berpindah dari satu toots ke toots lainnya, kau harus meregangkan jemarimu."

       Namun, Abigail menarik tangannya dari piano. "Jemaliku telalu kecil untuk menyentuh semuanya, Paman. Aku butuh jeda," jawab Abigail sehingga Louis mengembuskan napasnya.

       Ibunya yang baru saja menyeruput tehnya, berkata, "Abigail terlalu kecil untuk mulai belajar piano, Louie. Setidaknya, tunggulah hingga ia berusia lima tahun." Lalu Fantine meletakkan cangkirnya kembali ke atas meja.

       Tepat setelah kalimat itu pula, Judith Hope menambahkan, "Lagi pula, Humoresque terlalu sulit baginya. Seharusnya Twinkle Twinkle Little Star saja."

       Ibunya pun mengangguk, lalu berkata, "Giusto (benar)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       Ibunya pun mengangguk, lalu berkata, "Giusto (benar). Bahkan ketika kau seusia Abigail, jemarimu belum dilatih menyentuh toots. Kau mulai belajar bermain piano pada usia enam tahun. Lalu mengapa kau tiba-tiba mengajari Abigail bermain piano?"

 Lalu mengapa kau tiba-tiba mengajari Abigail bermain piano?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satelliciocis Satellite [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang