⁵¹ | human evolution goes backwards

56 14 104
                                    

┏┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┓

SATELLICIOICIS SATELLITE
human evolution goes backwards •

┗┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┛

◖⸙◗

         SUDAH BERULANG KALI mereka menyaksikan surya menyapa dan berakhir mengucapkan perpisahan. Begitu pula nasib rembulan yang semakin hari semakin membosankan. Rambut yang awalnya dalam potongan rapi sekaligus wangi dan mengkilap, kini mulai memanjang dan berantakan. Kumis serta berewok yang selalunya dicukur rutin, kini dibiarkan tumbuh.

       Sepasang netra yang berwarna putih dengan manik berbeda pada tengahnya pun kini tampak memerah dan berair parah. Kulit-kulit itu pun mulai tampak sekering gurun sehingga muncullah aliran keretakan karena tamparan surya yang kejam. Bahkan tulang pipi yang disembunyikan lemak di sana, kini menipis sehingga cekungan tercetak pada sepasang pipi mereka, atau tepatnya kulit wajah itu sudah membentuk tengkorak.

       Tampang kelimanya sudah seperti manusia yang meninggali gua dan tak ingin melihat dunia. Setelah sekian lama terombang-ambing di lautan, bergulat dengan perasaan, dan berakhir memilih kematian, tak ada pesawat yang melintas ataupun kapal menyapa untuk menyelamatkan kelimanya. Hilang sudah harapan, sama seperti akal.

       "Menu makan kita hari ini apa, Wist?" tanya Leighton seraya menggaruk tangan berkulit kering kemerahan yang menampakkan luka mengering hampir terkelupas.

       Louis yang sejak tadi hanya berbaring dan menghadiri kontes tatap dengan surya pun segera meliriknya. "Ini hari ke berapa?" Leighton menggeleng sebelum menggaruk rambut yang gatal tak karuan.

       Villiers tak menjawab dan belum mengangkat wajah dari benaman sepasang telapak tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       Villiers tak menjawab dan belum mengangkat wajah dari benaman sepasang telapak tangan. Ia melakukannya setiap hari. Katanya ia berdoa, tapi selalu berakhir berperilaku layaknya musketeer dan bicaranya mulai melantur. Tak diragukan lagi, kewarasannya terancam hilang.

       Sedangkan Ryle selalu tampak malas untuk bergerak. Setengah hari dia akan terbaring, dan sisanya dia akan terduduk menatap lautan. Meski demikian, dirinya masih sering berbicara dan membahas topik yang membuat mereka merasa hidup. Sayang, dia lebih banyak tersenyum pada diri sendiri dan menangis di tengah malam dalam ringkuhan selagi menyenandungkan lagu ingin pulang.

        Linus tak banyak berubah. Mungkin bisa Louis asumsikan, dia satu-satunya pria yang masih waras meski asumsi itu tak sepenuhnya benar. Dia berdoa setiap saat dan percaya bahwa Tuhan akan menyelamatkannya dalam kondisi hidup maupun mati. Namun, dirinya tak berhenti menceritakan kisah leluhurnya, Christopher Covenant, yang diyakini selamat setelah terombang-ambing di lautan. Topik itu mulai membuat Louis bosan.

Satelliciocis Satellite [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang