³⁰ | he is maximilian without millepied

109 17 156
                                    

┏┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┓

SATELLICIOICIS SATELLITE
he is maximilian without millepied

┗┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┛

◖⸙◗

         PAGI ITU, KETIKA KEDAI MILIK KELUARGA KENNEDY BELUM MEMBUKA TIRAINYA, seseorang dalam balutan mantel yang sedikit kotor mengetuk pintu kediaman mereka. Tak ada jawaban pada ketukan pertama sedangkan pria ini telah kehabisan kesabarannya. Ia mengetuk pintu itu sekali lagi. Namun, tak seorang pun merespons. Ia hampir mengetuk pintu itu untuk yang ketiga kalinya, beruntung, sebelum itu terjadi, seseorang telah menarik knop pintu sehingga ia bisa menatap tamu pagi harinya.

       "Apakah Pete ada di rumah?" tanyanya tapi seorang gadis di hadapan masih terdiam—agak terkejut. "Sybil?" panggilnya dan gadis itu pun menggelengkan kepala sekilas.

 "Sybil?" panggilnya dan gadis itu pun menggelengkan kepala sekilas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       "Ah y-ya. P-Pete ada di d-dalam. Mas-suklah, Lou-Louie." Namun, Louis menggeleng. Bahkan ketika Sybil melebarkan pintunya agar ia bisa melenggang.

       "Aku tunggu di sini saja. Tolong panggilkan dia." Gadis itu mengangguk. Tanpa menutup pintu, ia menghilang dari pandangan Louis.

       Tak berselang lama setelah kepergian Sybil, sepasang netra Louis dikejutkan Pete dengan tampangnya yang menyedihkan. Ketika netra mereka bertemu, hanya senyuman yang mampu melontarkan kata tanpa suara sedangkan kedua kelopak netra Pete sedikit berat seolah tertimbun pasir.

       Louis menunduk ketika tangan yang bersembunyi di dalam saku mantel merasakan kehadiran surat Ian empat tahun silam. Sungai itu hampir membendung netranya. Namun, Pete seketika berkata, "Kupikir kau tak sungguhan pulang."

       Ia masih terdiam untuk sesaat. "Aku sudah berkata akan pulang. Ini demi Ian." Senyuman keduanya kembali ditampakkan dan Pete berakhir melontarkan kekehan yang mana membuat netra dia tampak kelabu.

       Pete menundukkan kepala dalam elaan napas panjang dan jemari yang cukup panjang itu, berusaha menyentil setiap air mata di sisi kelopaknya. Ketika kepala kembali sejajar dengan wajah Louis, ia berkata, "Ian sudah dimakamkan tiga jam lalu. Kau sangat terlambat."

       "Maaf. Aku harus menumpang beberapa pedagang di Devon menuju Birmingham. Setelahnya aku menjadi gelandangan beberapa saat sebelum mendapat tumpangan lagi sampai Grey Street. Beruntung tak ada yang berusaha merampokku. Semalaman ini aku tak tidur."

       "Aku tahu," ucap Pete disertai anggukan. "Wajahmu mengatakannya." Louis terkekeh dan awan muncul di sepasang manik hijau Pete. Pria itu benar-benar tak bisa menahan perasaannya sehingga ia mendorong tubuh untuk memeluk Louis dan menumpahkan beberapa emosi.

 Pria itu benar-benar tak bisa menahan perasaannya sehingga ia mendorong tubuh untuk memeluk Louis dan menumpahkan beberapa emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satelliciocis Satellite [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang