⁴¹ | you are the siúil a rúin in my life

100 15 234
                                    

This chapter is dedicated to NatWinchesterrr
who is test to achieve triumph
and another word to say
thank you for your massive support

┏┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┓

SATELLICIOICIS SATELLITE
you are the siúil a rúin in my life

┗┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┛

◖⸙◗

         SETELAH KABAR PERSETUJUAN EMMA ATAS TAWARAN LOUIS MENGETUK gendang telinga keluarga Wistletone, tanggapan pertama yang mereka tunjukkan adalah keterkejutan. Pasalnya Louis tak pernah membicarakan atau merencanakan ini sebelumnya. Namun, bagi Louis perencanaan untuk membuat keputusan di mana ia harus mengikat janji dengan seseorang seperti Emma, tak membutuhkan pertimbangan yang lama. Oleh karena pengakuan Louis tersebut di hadapan Richard, ia pun tak merasa ragu untuk menganggukkan kepala sebagai restu pertama bagi kehidupan yang akan mereka bagi.

       Meskipun demikian, pada akhirnya Anthony sedikit menyesal karena harus menunda pernikahannya sampai musim gugur atau lebih buruk lagi pertengahan musim gugur. Bukan karena dia tak ingin didahului Louis, melainkan persiapannya yang telah matang kini harus diambil alih Louis yang tak memiliki banyak waktu untuk hubungan yang akan ia jalin.

       Anthony tak pernah membiarkan pestanya tampak biasa. Bahkan jika ia harus mengeluarkan separo harta kekayaannya pun, akan ia lakukan untuk pesta yang tak terlupakan—terlebih untuk pesta pernikahan. Dengan demikian, Louis merasa bersyukur tak harus repot-repot memikirkan dekorasi maupun hidangan yang akan disajikan.

       Meski beberapa komponen milik Anthony membantu banyak baginya, hal ini tak membuat semuanya mudah. Pesta yang akan diselenggarakan di Atherstone jelas membuatnya sibuk. Terlebih Emma tak ingin melewatkan katekisasi pranikah di gereja setelah pertunangan mereka diresmikan dua minggu sebelumnya.

       Louis sempat berkata, "Semua nasihat itu tak akan kita ingat ketika rumah tangga telah dibangun. Apabila ada masalah, kita akan menemukan jalan keluar dengan cara kita sendiri. Ingat, setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda." Memang kalimat itu terdengar begitu dewasa di telinga Emma. Namun, tetap saja bekal sebelum pernikahan adalah hal utama yang harus dipelajarinya mengingat Louis kemungkinan pria yang cukup sulit untuk mengarungi pasang surut itu.

       Malam ini adalah malam lajang terakhir bagi keduanya, di mana Louis meninggalkan penginapan di Atherstone untuk menyelinap masuk ke pelataran rumah seseorang bersama dua orang yang mengawalnya. Ia tak berdiri di sana selama beberapa menit hanya untuk mengatur rambut, tetapi juga mencoba beberapa petikan gitar sekaligus vokal.

       Dua orang lain yang masing-masing ada di sisi kanan-kirinya memiliki triangle dan marakas dalam genggaman. Seolah Louis dilempar ke dalam kenangannya sendiri, sebuah kerikil yang meluncur mengetuk wajah jendela membuat pelangi muncul begitu terang sepanjang bibirnya.

       Meski sedikit dikecewakan sebab kedua sayap jendela itu tak terbuka, harapannya tak bisa luntur begitu saja. Jemari ia angkat untuk sebuah petikan gitar yang menyenandungkan melodi. Kemudian bibir yang tadinya terdiam karena senyuman, kini bergerak mengungkapkan perasaan.

       "There are places I'll remember." Kalimat pertama itu menuntun alunan triangle dan marakas bersatu dengan melodi gitar yang Louis ciptakan.

Satelliciocis Satellite [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang