⁴³ | once upon time in lambeth

78 15 100
                                    

Untuk pengalaman membaca yang lebih
menyenangkan, disarankan mendengarkan
Love Song oleh Lana Del Rey
sepanjang chapter ini. Cheers :)
┏┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┓

SATELLICIOICIS SATELLITE
once upon time in lambeth

┗┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┛

◖⸙◗

         SEMENJAK HARI ITU, kehidupan Louis sepenuhnya berubah. Luka yang ia bawa pulang, kemudian memudar. Keraguan yang sempat menghantuinya, kini tak meninggalkan bayangan. Dimulai dari malam di mana Emma bertatapan dengan sayatan di sisi perut Louis hingga sepasang netranya terbuka menatap jendela yang digedor-gedor gorden tak terikat. Angin sempat menyentil pori-pori kulitnya sehingga wanita itu menarik sepasang sudut bibir tak kuasa memendam perasaan bahagia semenjak janji itu dilontarkan sepasang bibir insan.

       Meski rasanya aneh menatap sisi ranjang yang kosong melompong, Emma tak segera bangkit dari sana untuk mencari sosok yang mendiami sisi itu pada ranjangnya. Ia hanya bangkit untuk menarik gembor kecil di sisi jendela dan menyalurkan mineral dalam perut si gembor pada setiap helai tanamam hias dalam pot kecil sepanjang raknya tepat di bawah wajah jendela.

       Jiwa Lambeth tak begitu menyetrum setiap nadinya karena suara penghuni di dalam yang tak cukup kuat menembus tembok antara jalanan Lambeth dan halaman kediamannya yang didapatkan percuma dari tangan Archibald Wistletone. Bahkan pepohonan dan bunga-bunga di setiap sudut halamannya pun tampak semakin berseri hari demi hari. Nyatanya, Louis pernah meminta seorang ahli botani membuatkan patung dirinya dari dedaunan pohon hias di dekat air mancur utama halamannya, tapi hal itu tak pernah terjadi karena ia tak ingin ketika Dan berkunjung, ia disebut pengagum Duncan Nordström dalam hal mendesain taman.

       Apabila pagi ini ada yang membuat langkah Emma bergerak tak harmonis di atas lantai, maka alasannya berasal dari dapur. Sebuah piring terjun dari tempatnya berada dan kini terbaring di atas lantai bersama kepingan-kepingan dirinya. Sepasang tangan menyentuh mereka yang sekarang tak bisa direkatkan kembali. Saat itulah Emma bertanya, "Bagaimana piringnya bisa jatuh?"

       Sementara si pemilik tangan menjawab, "Selamat pagi, mia cara."

       Mencoba menampar sapaan Louis nyatanya tak mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       Mencoba menampar sapaan Louis nyatanya tak mudah. Terlebih ketika pria itu tersenyum seolah tak terjadi apa pun, sehingga Emma terpaksa berkata, "Selamat pagi," sebelum menekuk lutut dan membantu pria itu mengumpulkan setiap kepingan piring.

       Ketika keheningan mengambil alih, maka saat itulah sepasang netra Emma menyadari senyuman seseorang. Jemarinya masih memungut kepingan demi kepingan piring tersebut, hingga yang terakhir sudah tak terbaring di atas lantai, ia bertanya, "Di mana Alma?"

Satelliciocis Satellite [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang