⁵⁰ | soldiers at sea

54 15 110
                                    

┏┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┓

SATELLICIOICIS SATELLITE
soldiers at sea

┗┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┛

◖⸙◗

         PESAWAT KEMILITERAN YANG MENABRAK LAUTAN TENANG BERIAK ITU mengakibatkan sang lautan memuntahkan keringat tinggi-tinggi layaknya air mancur yang tak ramah. Kemudian, ketenangan yang dikacaukan si pesawat mendatangkan amarah laut yang mana tengah mengunyah badan burung besi itu hingga terbagi menjadi dua serta beberapa keping lainnya. Mencoba memberikan kunyahan lain seolah membiarkan peristaltik berfungsi, ditelanlah burung besi itu hidup-hidup tanpa membiarkan beberapa kepala menyaksikan insiden senja ini.

       Tertidurlah mereka yang dikejutkan guncangan. Entah tertidur selamanya ataupun sementara, tak satu pun mengetahui itu. Bahkan seekor ikan pun tak ingin mencari tahu dan memilih menjauhi burung yang rapuh dalam perut lautan. Namun, sepasang bola netra seseorang mengalami perih luar biasa. Paru-paru pun rasanya hampir diremas oleh keadaan hingga menjadi kepingan-kepingan harapan lama.

       Dua kali kelopak itu mencoba memastikan kebenaran, dan begitu dirinya yakin berada di antara kematian dan kehidupan, bergeraklah sepasang tangan itu mencoba menggapai angkasa. Cahaya yang melongok dan menembus perut lautan mencoba menyemangatinya, sayang sekali kaki itu dicegah oleh besi kursi penumpang yang tak ingin ditinggal sendirian.

       Ditarik paksa pun tetap tak ingin merelakannya. Mencoba berteriak mencari pasang tangan lain untuk membantu pun, hanya gelembung-gelembung bekal kehidupan yang keluar dari mulutnya. Untuk sementara, ia berhenti melawan genggaman erat si besi kursi penumpang. Untuk sementara pula ia ingin menangis selagi hati itu menyampaikan kata-kata untuk mereka yang dicintainya.

 Untuk sementara pula ia ingin menangis selagi hati itu menyampaikan kata-kata untuk mereka yang dicintainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       Kelopak kembali menutup seolah jendela yang semula dibiaskan cahaya tak ingin menerima. Sepasang tangan melemas sementara kalung salib itu berenang mencoba menyadarkannya. Hingga kaki yang digenggam besi penumpang pun rela sudah jika ini benar takdirnya. Namun, si besi penumpang merasa iba seketika. Tatkala diri harus menuju kegelapan lambung lautan bersama, ia justru melepaskan kaki itu agar bisa berenang memperjuangkan kehidupan.

       Maka kesempatan yang diberikan si besi penumpang tak akan disia-siakan. Tahu bahwa paru-parunya tak akan mampu bertahan tanpa pasokan pangan, tangannya segera menarik tali pada life jacket yang membuat benda itu mengembang—membantunya menuju permukaan. Sementara itu, sepasang tangan dan kaki tak pernah berhenti mencoba mengarungi kerongkongan lautan kemudian menuju pangkal lidah di mana goretan senja hampir menghilang mampu bertatapan dengannya, hingga dimuntahkanlah tubuh itu dari bibir yang sempat melumat dia.

 Sementara itu, sepasang tangan dan kaki tak pernah berhenti mencoba mengarungi kerongkongan lautan kemudian menuju pangkal lidah di mana goretan senja hampir menghilang mampu bertatapan dengannya, hingga dimuntahkanlah tubuh itu dari bibir yang s...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satelliciocis Satellite [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang