Bab 17 - She Should Know!!!

1.8K 157 2
                                    

Sepulangnya dari camping, hubungan Yuki dan Stefan semakin membaik. Begitu harmonis. Saling membantu. Saling memberi. Mereka sudah seperti layaknya 'suami-istri'. Namun itu sebelum kejadian hari ini. Hari dimana tanpa sengaja Yuki melihat dan mendengar pertengkaran antara Stefan dan Ariel.

"Kamu selalu bilang antara kamu dan Yuki tidak ada hubungan apa-apa. Tapi kenyataanya ngga kayak gitu, Fan. Aku lihat sendiri kamu begitu perhatian padanya. Dan kamu selalu mengkhawatirkan dia." ujar Ariel sambil menangis.

"Riel, semua ngga seperti yang terlihat. Kedekatan aku sama Yuki semata-mata karena dia anak sahabat orangtua aku," jelas Stefan.

"Anak sahabat orangtua kamu. Tapi kenapa kamu bilang, kamu berhak atas Yuki, heh?"

"Itu karena..." Stefan memandang Ariel lekat. Ia tidak tahan melihat gadisnya itu menangis. Perlahan Stefan mendekat, namun Ariel melangkah mundur. Ia menatap Stefan dengan sedih.

"Yuki... tolongin gue."

Tanpa Stefan sadari ia telah berteriak minta tolong pada Yuki. Entah kenapa, Yuki seolah-olah dapat mendengar jeritan hati Stefan. Ia pun berjalan pelan mendekati Stefan dan Ariel.

"Itu karena Stefan udah janji sama orangtua gue. Dia janji mau ngejagain gue. Gue yakin kalo lo ada diposisi Stefan, lo pasti akan ngelakuin hal sama. Ariel, gue udah pernah bilang kan sama lo, kalo lo sayang sama Stefan, lo ngga perlu ngeraguin dia." ujar Yuki panjang lebar.

Ariel terdiam. Ia memandang Stefan lekat. Kemudian ia berjalan mendekati Stefan, lalu ia memeluk Stefan. Menangis kecil dipelukan Stefan. Stefan mengusap lembut punggung Ariel.

"Maafin aku, Fan. Aku udah ngeraguin kamu." lirih Ariel.

"Iya, ngga pa-pa. Aku sayang sama kamu," ucap Stefan pelan.

Yuki tersenyum kecil. Ia memegang dadanya pelan. Ada sesuatu disana. Ada sedikit rasa sakit yang ia rasakan. Rasa yang tidak bisa ia mengerti. Rasa yang membawa rangsangan ke saraf matanya, sehingga tanpa ia sadari ada genangan embun dimatanya. Perlahan Yuki melangkah mundur. Lalu berjalan pergi meninggalkan dua sejoli yang sedang berpelukan.

* * *

Di kelas...

Yuki menunduk dengan menopang kepala bagian kanannya. Ia bersikap seolah membaca buku. Namun pikirannya melayang entah kemana. Adi dan Nina memandangi Yuki sedari tadi. Namun ia tidak menyadarinya. Adi memainkan kedua alisnya, memberi isyarat pada Nina. Nina hanya mengedikkan bahunya pelan.

Beep... Beep... Tiba-tiba ponsel Yuki bergetar. Sebuah pesan masuk. Yuki pun langsung mengambil ponsel disaku roknya, lalu membuka dan membaca pesannya.

From : My Husband
My Istri... ntar mlam qt dinner d luar yaaaa :)

Senyum manis Yuki terukir di bibirnya. Ia menggeleng pelan sambil tertawa kecil. Pesan singkat dari Stefan membuatnya senang. Beberapa hari yang lalu ia sempat marah saat Stefan mengganti contact name di nomor Stefan. Namun hari ini ia tersenyum geli melihat tulisan 'My Husband' di layar ponselnya.

"Tadi murung, sekarang senyum sendiri." gumam Adi bingung. Nina hanya menggeleng pelan tidak mengerti.

* * *

Yuki tengah bersiap-siap pergi ke tempat janjiannya bersama Stefan. Malam ini Stefan mengajaknya pergi makan malam di tempat biasa mereka makan. Sebuah restoran yang berada di ujung jalan komplek. Berhubung Kimberly pergi ke Bandung, Stefan malas masak. Jadi ia mengajak Yuki makan diluar. Mereka nanti akan bertemu langsung di restoran. Sebab Stefan sudah pergi dari sore.

A Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang