Bab 2 - Dijodohkan??? Kiamat!!!

2.4K 190 3
                                    

Di rumah...
Yuki duduk di depan kedua orang tuanya sambil menekuk wajahnya dalam.

"Sayang..." panggil seorang wanita paruh baya. Wajahnya tetap cantik meskipun tanpa make up menghiasi wajahnya. Ia adalah Riyanti, Maminya Yuki. Istri dari Arian, Papinya Yuki. Saat ini mereka sedang berbicara serius pada anak semata wayang mereka. Papi menghela napas berulang kali. Mami memandang wajah Papi dan Yuki bergantian.

"Ehmm...sayang, Papi..." Belum sempat pria itu melanjutkan kalimatnya, Yuki sudah menyela lebih dulu.

"Pokoknya titik. Aku ngga mau, Papi. Please, hargai aku. Mami juga, Mami tahu aku ngga suka dipaksa." ujar Yuki dengan tegas dan lantang.

"Sayang, kali ini aja ya. Papi mohon." ucap Papi dengan wajah memelas. Yuki mengacak rambutnya frustasi. Akhirnya ia harus mengalah. Kalau sudah memasang wajah sedih seperti itu, Yuki pasti tidak bisa menolak lagi.

"Iya deh, aku mau." ujar Yuki pelan. Papi dan Maminya pun tersenyum senang.

Malam ini Yuki dan orang tuanya menghadiri undangan makan malam dari keluarga teman lama Arian. Sebenarnya Yuki malas mengikuti acara seperti ini. Membosankan. Berbaur dengan orang tua, selain bisnis tidak ada lagi yang dibicarakan. Mati-matian Arian membujuk anaknya. Beruntung hati anaknya luluh hari ini. Mereka telah sampai di sebuah restoran mewah. Arian mengedarkan pandangannya mencari teman lamanya itu. Sebuah lambaian dari meja yang terletak di sudut ruangan. Arian pun berjalan ke arah tersebut yang diikuti oleh istri dan anaknya.

"Apa kabar, Ndra?" tanya Arian seraya merangkul temannya itu.

"Baik. Kamu sendiri, apa kabar?" tanya Indra, teman lama Arian.

Yuki berdiri mematung di tempatnya. Matanya menatap tajam ke satu titik yang ada di hadapannya. Tatapan itu penuh dendam dan kebencian. Seseorang yang sangat ia kenal sekaligus ia benci. Yah, seseorang itu adalah Stefan. Musuh besarnya. Lelaki itu pun kini tengah menatapnya tak kalah tajamnya. Arian memandang Yuki bingung.

"Sayang, ayo duduk." ujar Arian pelan. Dengan malas Yuki duduk di sebelah Arian.

"Ini putri tunggal kami, Yuki..." ujar Arian seraya menoleh pada Yuki. Yuki tersenyum manis.

"Astaga! Dia begitu cantik, aku sudah tidak sabar ingin menjadikannya menantu." ujar Regina, istri Indra.

"Mama apaan sih!" sungut Stefan. Regina tertawa.

"Lho? Memangnya kenapa? Kalian berdua kan sudah kami jodohkan," jelas Regina yang diikuti anggukan dari Indra, Arian, dan Riyanti.

"APA?? DIJODOHKAN??!?" pekik Stefan dan Yuki bersamaan. Keduanya saling menatap tak percaya. Bagaimana bisa orangtua mereka punya pikiran untuk menjodohkan mereka berdua.

"Ini ngga bener. Papi, Mami, bilang sama aku kalo apa yang aku denger tadi itu ngga bener." ujar Yuki.

"Semua itu benar, sayang." ujar Riyanti pelan. Yuki tercekat. Ia tidak tahu harus mengatakan apa lagi.

Stefan beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan acara makan malam itu. Indra dan Regina berteriak memanggilnya, namun tak ia hiraukan.

"Anak itu bener-bener," geram Indra.

Yuki memperhatikan wajah kedua orangtuanya bergantian. Lalu memandang kedua orangtua Stefan. Apa yang ada dalam pikiran mereka? Yuki tidak tahan lagi dengan suasana ini. Ingin rasanya ia pergi seperti apa yang telah Stefan lakukan barusan. Namun ia tidak mau membuat orangtuanya kecewa atas sikapnya. Jadi ia memilih untuk diam dan berbicara seperlunya saat orangtua Stefan bertanya padanya.

* * *

Dirumah Stefan...
Stefan memasukkan beberapa bajunya ke dalam tas ransel hitam miliknya. Setelah dirasanya cukup, ia pun segera keluar kamar. Di ruang tengah, Indra dan Regina sudah menunggu.

A Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang