Bab 36 - Who is He???

1.3K 123 5
                                    

Di sekolah...

Yuki berdiri di depan kelas Gio. Ia sengaja menunggu Gio. Ia ingin tahu apa yang terjadi semalam. Yuki melirik jam di pergelangan tangannya. Lalu kepalanya celingak-celinguk mencari Gio. Beberapa menit kemudian, Gio belum juga muncul. Yuki pun akhirnya memutuskan untuk pergi. Tapi langkahnya terhenti saat ada tangan seseorang yang memegangnya. Hampir ia berteriak histeris dan memukul orang itu, tapi tidak jadi. Sebab orang itu adalah Gio.

"Gio!" kesal Yuki. Gio tertawa geli.

"Dari tadi gue nungguin lo, ada yang pengen gue tanyain sama lo," ujar Yuki. Gio mengangguk pelan.

"Ayo, ikut gue." ajak Gio.

"Kemana?" tanya Yuki bingung.

Bukannya menjawab, Gio malah menarik tangan Yuki. Ia mengajak Yuki menaiki tangga. Sesekali ia menoleh ke kiri, kanan, dan belakang. Memeriksa keadaan, takut-takut ada yang mengikuti mereka. Tak lama kemudian, mereka tiba di rooftop sekolah. Yuki memandang ke sekeliling. Ia bingung kenapa Gio mengajaknya kemari. Gio mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Aman. Gio memandang Yuki lekat. Ia menarik napasnya pelan.

"Ada apa sih, Gi? Kenapa lo bawa gue ke sini?" tanya Yuki bingung.

"Orang itu udah tahu lo ada di Indonesia," ujar Gio.

"Orang itu?" ulang Yuki bingung. Gio mengangguk pelan.

"Ya, orang itu. Semalam gue ketemu sama Om Bima," Yuki tersentak. Seketika wajahnya menegang.

"Om Bima? Itu artinya..."

"Gue ngga tahu apa orang itu di sini atau ngga, tapi yang jelas, mereka nyariin lo." ujar Gio dengan suara yang terdengar sangat khawatir.

Seketika Yuki terdiam. Ia memandang kosong ke lantai. Pikirannya tiba-tiba kalut sekarang. Wajahnya terlihat sangat cemas sekarang. Gio bisa melihat kecemasan itu. Ia pun menyentuh pelan pundak Yuki.

"Yuki," panggil Gio pelan.

"Cepat atau lambat, orang itu pasti tahu keberadaan gue." ujar Yuki pelan.

* * *

Di bandara...

Seorang lelaki bertubuh tinggi, dengan bentuk tubuh yang porposional. Wajah tampannya dihiasi dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Ia berjalan penuh kharisma sambil menenteng jaketnya. Di belakangnya, beberapa orang sedang menyeret kopernya. Langkahnya terhenti saat melihat seorang lelaki paruh baya berdiri dan tersenyum ke arahnya. Lelaki itu menurunkan kacamatanya, ia mengintip dari balik kacamatanya.

"Selamat datang, Tuan muda. Bagaimana perjalanan Anda?" tanya lelaki paruh baya ramah.

"Mengejutkan. Terlalu mendadak. Tanpa persiapan." ujar lelaki itu dengan suara beratnya.

"Maaf, membuat Anda melakukan perjalanan lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan."

"Tidak masalah. Bagaimana? Apa kalian sudah menemukannya?"

"Ya. Kami sudah menemukannya. Dia siswi SMA Pelita kelas 3 IPS 1, Yuki Sheira Arlyn. Tapi..." lelaki paruh baya itu menggantung kalimatnya.

"Tapi apa?" tanya orang yang dipanggil tuan muda.

"Sepertinya...dia sudah memiliki kekasih," lanjut lelaki itu takut-takut.

"Kekasih?" tuan muda tertawa sumbang.

"Itu tidak akan penting lagi saat kami sudah bertemu nanti. Hmm... Kalian pulang saja, aku akan jalan-jalan sebentar." tuan muda berjalan seraya membenarkan letak kacamatanya.

A Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang