Bab 37 - Ehmmm... Gue....

1.7K 131 5
                                    

Malam Night Walk Adventure. Malam dimana semua anak SMA Pelita akan menjalankan sebuah misi. Berjalan di tengah hutan untuk menemukan jalan keluar. Sebelumnya mereka dibekali dengan selembar peta. Kegiatan diadakan oleh para alumni SMA Pelita. Mereka melakukan ini untuk melatih mental para juniornya agar tidak takut saat menghadapi soal ujian nanti. Sebelumnya mereka akan dibagi ke dalam satu kelompok berpasangan. Namun, saat ini mereka tengah dikumpulkan di halaman depan penginapan.

Semua mata memandang ke arah barisan tengah. Di sana ada Stefan, Yuki, dan lainnya. Mereka tampil dengan sangat mencolok. Sebab mereka memakai couple sweater. Ali dan Nina. Kevin dan Kimberly. Dan yang paling menakjubkan adalah pasangan Stefan, Yuki, dan Gio. Ketiganya memakai sweater yang sama. Semua orang yang ada di sana menahan tawa untuk mereka. Karena mereka tidak terlihat seperti couple, melainkan anak kembar tiga. Tapi, mereka tidak peduli. Masa bodoh dengan kata orang.Tapi, tidak halnya dengan Stefan. Sejak tadi, ia memasang wajah super cemberutnya yang membuat Yuki ingin mencubit pipinya karena gemas.

“Baik, sebelum acaranya kita mulai, saya akan membagi kelompok. Setiap kelompok berpasangan. Yang tidak memiliki pasangan. Nasib ditanggung sendiri,” ujar alumni SMA Pelita sambil tertawa yang kemudian diikuti semua tawa siswa SMA Pelita.

Kemudian beberapa alumni berjalan sambil memberikan sebuah kertas kecil yang berisi nomor. Mereka yang memiliki nomor yang sama akan menjadi pasangan. Perlahan Yuki membuka kertas nomornya. Angka 10 tertera di sana. Ia pun mengedarkan matanya, mencari siapa yang menjadi pasangannya. Sebab ia tahu Stefan memiliki angka yang berbeda dengannya. Senyum sumringah Stefan saat mengetahui Nasya-lah yang menjadi pasangannya. Ia mengejek Yuki yang belum menemukan pasangannya. Yuki cemberut kesal.

Ali dan Nina datang mendekat. Ternyata mereka memiliki nomor yang sama. Beruntung, kata Stefan datar menanggapi ocehan Ali yang mengatakan kalau dirinya dan Nina memang berjodoh. Tak lama kemudia, datang Kevin bersama Kimberly. Mereka juga jadi pasangan. Semakin kesal saja Stefan dibuatnya. Kenapa ia tidak bisa berpasangan dengan Yuki? Mereka jodoh, kata Yuki yang membuat Stefan menatapnya tajam. Yuki terus mengedarkan matanya, mencari pasangannya.

Tap…tap…tap... terdengar langkah mendekat dari arah belakang. Semua menoleh ke belakang. Seseorang tersenyum di sana sambil menunjukkan kertasnya. Angka 10 tertera di sana. Yuki tersenyum senang.

“Gio,” pekik Yuki senang.

“My Yuki, apa kita berjodoh?” tanya Gio sambil menahan tawanya.

“Maybe, ucap Yuki sambil melirik Stefan. Kemudian ia menjulurkan lidahnya, mengejek Stefan.

“Apanya yang jodoh, itu hanya kebetulan.” ketus Stefan. Semua tertawa melihat Stefan kesal.

“Lo mau tukeran nomor sama gue ngga?” tawar Gio.

“Apa?” Stefan memasang wajah kagetnya. Gio tertawa kecil sambil menggeleng.

"Kita tukeran nomor. Lo sama Yuki. Dan gue sama Nasya. Ngga pa-pa kan, Sya?" tanya Gio pada Nasya.

"Ngga masalah," ucap Nasya sambil tersenyum.

"Ng... Gue..." Stefan tampak memikirkan tawaran Gio.

"Oke, semuanya. Kalian udah nemuin pasangan masing-masing. Kami akan memberikan petanya. Siapa yang tiba lebih dulu. Dia pemenangnya. Oh ya, buat pasangan yang lagi PDKT, gue denger kalo kalian ngungkapin cinta di tengah hutan, maka cinta kalian akan abadi. Just a myth, guys. So, kalian boleh percaya, boleh ngga. Now, lets begin..." teriak alumni SMA Pelita semangat.

Kevin, Kimberly, Ali, dan Nina sudah berjalan meninggalkan tempat itu menuju hutan. Gio masih menunggu keputusan Stefan. Yuki sudah mulai bosan menunggu. Lagipula ia juga tidak ingin kalah nantinya. Yuki pun mengamit lengan Gio dan mengajak Gio pergi. Karena ia pikir Stefan menolak penawaran Gio. Sikap Yuki membuat Stefan melotot. Ia pun menarik tangan Yuki, lalu menukar nomornya dengan Gio. Nasya tertawa geli melihat tingkah Stefan. Yuki dan Stefan berjalan meninggalkan Gio dan Nasya. Tak lama kemudian, mereka pun menyusul Yang lainnya masuk hutan.

A Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang