Bab 51 - Cerai!!!

1.4K 94 5
                                    

Terkadang keadaan membuat cinta terasa amat menyakitkan, akan tetapikesejatian cinta tidak akan pernah berakhir manakala pengorbanan cinta itulahyang menjadi pemeran utamanya. Cinta tidak akan pernah salah. Cinta tidakmengenal batas.  - -Dee- -

Yuki memperhatikan dengan lekat wajah Stefan. Wajah yang membiaskankelelahan. Stefan terlihat sangat pulas dalam tidurnya. Namun, bias kelelahanterlihat jelas. Yuki melirik jam beker di atas laci. Pukul 11 malam tepat. DanStefan baru saja pulang. Seharian ia sibuk mencari pekerjaan untuk membantuMax. Tapi, hasilnya nihil. Tidak ada perusahaan yang menerima karyawan untuklulusan SMA. Tangan Yuki perlahan mengusap lembut pipi Stefan.

Tubuh Stefan menggeliat pelan. Ia membuka matanya sedikit, lalu ia tersenyumkecil. Ia pun menarik Yuki mendekat padanya. Ia menarik Yuki dalam dekapannya.Yuki menarik napas panjang, ia berusaha menyembunyikan tangis kecil. Tapi, iatidak bisa menyembunyikan getaran tubuhnya akibat isakan kecil dari tangisnya.

"Semua akan baik-baik aja. Gue harap lo bisa bersabar. Gue akanngembaliin semuanya seperti dulu. Pasti." ujar Stefan pelan.

 Yuki menangis pelan. Bagaimanabisa semuanya kembali seperti kalau gadis licik itu belum mendapatkan apa yangia inginkan. Yuki belum bisa melepaskan Stefan begitu saja. Ia tidak semuanyaberakhir dengan penyesalan. Tapi, kenyataannya saat ini berkata lain. Keadaansekarang memaksanya untuk segera mengambil keputusan sebelum semuanyabenar-benar berakhir. Ia terpaksa harus menuruti keinginan Natasha.

"Fan, apapun yang terjadi nanti gue mau lo percaya kalo gue sayangbanget sama lo." ucap Yuki disela tangisnya.

"Iya, gue tahu."

Stefan mengecup pelan puncak kepala Yuki. Stefan semakin mengeratkanpelukannya. Hati Yuki terasa sesak saat ini. Benar-benar sesak. Bagaimanamungkin ia akan melepaskan orang yang sangat dicintainya? Tapi, kalau ia hanyamemikirkan perasaannya saja, lalu bagaimana dengan keadaan kedua orangtuanya?Mereka pasti akan kesulitan menjalani kehidupan nanti karena tercegat olehekonomi. Dan Yuki tidak bisa membiarkan semua terjadi begitu saja. Ia harusmelakukan sesuatu apa pun itu, meskipun harus mengorbankan perasaannya.

 * * *

 Yuki memperhatikan Stefan darijauh. Stefan sedang berbicara dengan teman-teman sekelasnya. Yuki menarik napaspanjang. Hari ini ia sudah bertekad akan melakukan rencananya. Membuat Stefanmembencinya, lalu berakhir dengan perceraian. Yuki tercekat. Apa ia bisamelakukannya? Bagaimana kalau Stefan menyadari kepura-puraannya?

Yuki mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Matanya berhenti tepat diseberang keberadaan Stefan. Al berdiri di depan mobilnya. Sepertinya ia akanpergi. Yuki bergegas lari mendekati Al. Stefan menyipitkan kedua matanya saatmelihat Yuki berlari ke arah Al.

"Hai, Al. Gue minta maaf sebelumnya, tapi gue perlu bantuan lo.Ayo kita pergi," ajak Yuki sambil bergelayut manja dilengan Al.

Kedua mata Stefan membulat besar melihat hal itu. Ia pun menggerampelan sambil menggenggam erat kedua tangannya. Al yang menerima sikap Yukiberbeda dari biasanya menjadi bingung. Namun, ia menuruti keinginan Yuki yangmengajaknya pergi. Mereka pun masuk ke dalam mobil dan melesat pergi. Almemandang Yuki sekilas. Entah apa yang sedang terjadi sekarang, tapi Al yakinkalau semuanya sudah direncanakan dengan Yuki sebelumnya. Ehemm... Al berdehempelan. Yuki memandang Al dan tersenyum kecil.

"Sorry ya, Al, tadi udah bikin lo kaget. Hehe..." ucap Yukisambil terkekeh pelan. Al tersenyum kecil.

 "Al, tolong berhenti disana ya," ucap Yuki sambil menunjuk ke arah sebelah kirinya. Al menepikanmobilnya dan berhenti.

"Thanks ya, Al." ucap Yuki sambil melepas seatbelt-nya. Almengerutkan dahinya.

"Kamu ngapain berhenti di sini?" tanya Al sembari memandangcoffee shop yang ada di depannya.

A Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang