Bab 13 - This is for You...

1.9K 174 1
                                    

"Ngapain lo disitu?" tanya seseorang dari arah belakang Kimberly.

Dengan posisi yang setengah membungkuk, perlahan Kimberly menoleh ke belakang. Ia terkekeh pelan saat melihat Kevin berdiri tepat di belakangnya sambil membawa secangkir minuman. Kevin memandang Kimberly lekat. Kimberly pun segera berdiri tegak. Sesaat kemudian ia menunjukkan senyum manis dan wajah tanpa dosa.

"Lo mau ngintip, ya?" tanya Kevin lagi. Kimberly menggeleng tegas.

"Ngga! Gue... gue lagi nyari anting gue yang ilang." jelas Kimberly sedikit gugup.

Kevin menaikkan sebelah alisnya. Ia pun berjalan mendekati Kimberly. Ditatapnya Kimberly dalam jarak yang begitu sangat dekat. Kedua mata mereka saling bertatapan. Kimberly dapat merasakan napas Kevin, begitu pun sebaliknya. Perlahan ia mengangkat tangannya dan ingin menyentuh pipi Kimberly. Gadis itu menahan napasnya.

"Ini apaan? Bukannya ini anting?" tanya Kevin kemudian.

Pfuuhh... Kimberly membuang napasnya lega. Ia pikir Kevin akan melakukan sesuatu padanya. Kimberly memegang telinga kanannya. Kemudian ia tersenyum senang.

"I...ya, ini antingnya udah ketemu. Kalo gitu, gue pergi dulu ya. Bye... Good night," ujar Kimberly seraya berjalan pergi. Namun langkahnya terhenti saat Kevin memegang lengannya.

"Mau nemenin gue minum ngga?" tanya Kevin pelan. Kimberly memandang Kevin lama. Kemudian ia tersenyum dan mengangguk pelan.

Kevin dan Kimberly duduk di kursi taman belakang. Dengan memegang secangkir capuccino hangat ditangan masing-masing. Keduanya menikmati suasana malam dengan hembusan angin. Karena jarak penginapan dengan pantai tidak begitu jauh, sesekali terdengar deruan ombak dari pantai. Kimberly menyeruput minumannya pelan.

"Lo tadi beneran mau ngintip ya?" tanya Kevin sambil tertawa kecil.

Uhuukk... Kimberly tersedak. Kevin menepuk pelan punggung Kimberly. Sesaat kemudian, keduanya saling tertawa geli. Kimberly menarik napas pelan.

"Yuki itu sepupu gue yang paling disayang. Makanya dia jadi manja. Om sama Tante, maksud gue orangtua Yuki, mereka ngga pernah membiarkan Yuki terluka sedikit pun. Dia kayak bayi, ngga ngerti apa-apa. Dia terlalu naif. Waktu gue tahu dia udah menikah. Sumpah!! Gue takut setengah mati. Gimana caranya Yuki ngejalanin rumah tangganya. Nyuci, berkemas, bahkan masak pun dia ngga bisa." cerita Kimberly panjang lebar. Ia pun tertawa kecil yang diikuti oleh Kevin.

"Stefan orang yang baik kok. Jadi lo ngga perlu khawatir." ujar Kevin menenangkan. Ia sepertinya mengerti dengan kekhawatiran Kimberly.

"Iya, sepertinya begitu." ujar Kimberly pelan.

Pluukk... Tiba-tiba ponsel Kimberly jatuh ke tanah. Ia pun menunduk untuk mengambil ponselnya yang jatuh didekat kaki Kevin.

"Sorry ya, Vin." ujar Kimberly seraya berusaha menjangkau ponselnya.

Entah apa yang terjadi, saat Kimberly sudah mendapatkan ponselnya dan ia akan berdiri, tiba-tiba rambutnya menyangkut diresleting celana Kevin. Kimberly mengaduh kesakitan. Ia berusaha melepaskan rambutnya yang menyangkut.

"Aduhhh, gimana nih... rambut gue nyangkut." ujar Kimberly.

Kevin pun membantu melepaskan rambut Kimberly dari resletingnya. Bukannya lepas, justru hal itu membuat Kimberly kesakitan. Kimberly berusaha melepaskannya sendiri. Ia pun menunduk sambil menarik rambutnya pelan. Posisi keduanya sangatlah tidak pantas untuk dilihat oleh orang lain. Mereka berdua menjadi ribut karena berusaha melepaskan rambut Kimberly.

"WOIII!!! KALIAN BERDUA NGAPAAIIIN?!?" pekik Ali kaget melihat Kimberly dan Kevin.

Kimberly dan Kevin tercekat kaget melihat kehadiran Ali dibelakang mereka. Masih dengan posisi Kimberly menunduk diantara kedua kaki Kevin. Ali melongo tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Sahabatnya berduaan dengan seorang gadis... Malam-malam... Ditempat yang sepi dan gelap...

A Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang