Bab 23 - Fade Away

1.6K 155 2
                                    

Kevin tengah menunggu dengan gusar. Tak lama kemudian, Ali datang dengan tergopoh-gopoh. Dengan napas yang terengah-engah, Ali duduk di hadapan Kevin.

"Gimana? Ketemu?" tanya Ali disela-sela ia mengatur napas. Kevin menggeleng pelan.

"Gue hubungi, kayaknya handphone-nya mati," ujar Kevin khawatir.

"Kenapa dia ngga nungguin kita sih?" keluh Ali.

Kevin mengangkat bahunya pelan. Beberapa menit kemudian, Stefan datang sambil berlari kecil. Namun langkahnya melambat saat melihat Kevin dan Ali, tanpa Yuki. Mata Stefan berkeliling mencari Yuki.

"Dimana Yuki?" tanya Stefan.

"Yuki, dia... hilang, Fan." ujar Kevin pelan.

"Apa?!?" pekik Stefan.

"Kita tadi nungguin lo lama banget, jadi kita putusin buat nyariin lo. Nah, Yuki tadinya nungguin di sini, tapi sekarang..." Ali mengangkat bahunya pelan. Stefan mengambil ponselnya.

"Udah gue hubungin, nomornya ngga aktif," ucap Kevin yang tahu Stefan akan menghubungi Yuki. Stefan terdiam sejenak. Terlihat jelas ada kekhawatiran di wajahnya.

"Ehmm... Ayo, kita cari Yuki sekarang." ucap Stefan dengan nada lemah. Kevin mengangguk pelan.

"Gue tunggu di sini aja ya, siapa tahu Yuki balik lagi ke sini," ujar Ali. Stefan mengangguk.

"Iya, ntar lo kasih tahu ya kalo Yuki udah balik." Stefan dan Kevin pun pergi mencari Yuki. Sedangkan Ali, ia duduk sambil menyeruput minumannya dan memakan makanan yang telah tersaji.

"Sorry, Fan. Gue harus ngelakuin ini. Gue pengen tahu seberapa pedulinya lo sama istri lo itu. Ehmm... itung-itung hadiah pernikahan dari gue, hehe... Lagian ngapain juga lo nyium cewek lain," ucap Ali bicara sendiri sambil menikmati makannya. Kemudian ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo... Kim,"

"Ada apa, Li? Semuanya berjalan lancar 'kan?"

"Gatot. Gagal total. Stefan nyari perkara. Yuki kabur. Dia hilang."

"Apa?!? Yuki hilang?!?" pekik Kimberly. Ali menjauhkan ponselnya. Ia mengusap pelan daun telinganya.

"Tapi, lo tenang aja. Yuki baik-baik aja kok. Gue mau ngasih tau lo supaya ngga khawatir. Yuki ada di apartement gue," Kimberly mendesah lega.

"Syukurlah. Kayaknya kita mesti ngasih syok terapi lagi ke Stefan deh,"

"Lo tenang aja, itu jadi urusan gue, haha..." Kimberly cekikian mendengar tawa Ali yang terdengar ala evil itu.

"Oke, gue titip Yuki ya."

"Sipp!" Klik.

Stefan tengah berdiri di depan toilet perempuan. Lehernya sesekali memanjang untuk mencari tahu apakah Yuki ada didalam atau tidak. Beberapa perempuan ada yang tidak menyukai keberadaan Stefan di sana. Mereka mengerling tajam. Stefan menggaruk pelan kepalanya. Ia akhirnya pasrah. Ia pun meminta tolong pada seorang perempuan untuk mencari Yuki di dalam toilet.

"Ngga ada Mas yang namanya Yuki di dalam," ucap perempuan itu.

"Ya udah, makasih ya, Mba." ucap Stefan lemah.

Stefan pun akhirnya memutuskan untuk kembali. Di sana sudah ada Kevin dan Ali, lagi-lagi tanpa Yuki. Itu berarti Yuki belum ditemukan. Stefan mengusap wajahnya pelan. Ia menyesal sudah meninggalkan Yuli sendirian tadi. Stefan memandang Ali dan Kevin dengan wajah yang lesu bercampur khawatir.

"Gimana?" tanya Stefan pelan.

"Nihil." jawab Kevin pelan. Ali menggeleng pelan. Stefan menunduk lemah.

A Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang