[Irreplaceable Love 2]

7K 342 9
                                    

Dirra membuka kulkasnya untuk mengeluarkan bahan yang ia perlukan untuk membuat sandwich pagi ini. Ia rasa sarapannya kali ini adalah makanan ringan saja, jangan terlalu berat. Sebab dirinya juga sedang malas memasak makanan yang sekiranya memakan waktu.

Dirra mencuci semua alat yang kotor sehabis ia gunakan. Selepas itu, Dirra duduk di sofa untuk bersantai santai sambil memainkan ponselnya.

Ia melihat berita bahwa apartemennya kini, menjadi apartemen yang di cari banyak orang, sebab yang tinggal di lantai atasnya adalah orang orang kalangan atas. Serasanya Dirra akan segera memiliki tetangga baru.

Siang tiba, Dirra memutuskan untuk keluar dari unitnya. Sepertinya, siang ini Dirra akan berkeliling kembali, ia meraih tasnya dan buku kecil yang selalu ia bawa. Dia memasang earphonenya ke salah satu telinganya.

Ia keluar, dan meninggalkan apartemennya, ia melihat seorang OB keluar dari unit sebrangnya. "Mas, ini udah ada yang beli?" Tanya Dirra kepada OB tersebut.

"Iya non," ucapnya dengan sopan sebab Dirra adalah salah satu warga dari unit tersebut.

"Cewe atau cowo mas?" Tanya Dirra.

"Cowo non," jawabnya.

"Kapan mau di tempatin?" Tanya Dirra lagi.

"Saya kurang tau deh, kalau gitu saja duluan ya," ucap OB tersebut. Dirra mengangguk dan membiarkan OB tersebut berjalan memasuki lift.

Dirra memainkan ponselnya sebab sebuah pesan masuk.

Zella
Dirra, main yuk!

Kemana?

Uhm, shopping

Males

Temenin gue!

Kapan?

Hari ini

Ok
(Read)

Dirra memutar bola matanya malas. Ia sungguh malas harus menemani sahabatnya itu shopping. Sebab Zella selalu menghabiskan waktu berjam jam untuk shopping. Dirra sungguh tak menyukainya. Harusnya Zella mengajak mamahnya, bukan dirinya.

Dirra turun sampai lobby gedung apartemennya. Sudah jarang orang berlalu lalang, tak seramai beberapa hari lalu. Namun bedanya, kini banyak orang ber-jas yang berlalu lalang. Seperti para petinggi. Sungguh sepertinya harga per unit akan naik, sebab lingkungannya benar benar orang kalangan atas.

Dirra menggeleng pelan sambil menatap banyaknya orang berlalu lalang. Ia memasukkan ponselnya ke dalam saku celana yang ia kenakan. Ia sibuk mendengarkan lagu yang masih terdengar di salah satu telinganya.

Dirra menghabiskan banyak waktu hingga sore tiba, dan ia menemani Zella untuk pergi ke mall. Dirra berjalan menuju ke arah mall, sebab siang tadi, tak sengaja Dirra berjalan jalan di sekitar mall. Itu mengapa Dirra tidak menaiki transportasi untuk sampai ke mall.

Dirra menunggu lampu pejalan kaki berwarna hijau, namun dari arah lain, seorang nenek nenek menyebrang saat lampu berwarna merah, sepertinya faktor usia membuatnya buta warna. Dengan cepat Dirra menghampiri nenek tersebut untuk membantu menyebrang dengan cepat.

Bruk!

"Aduh anjir," ucap Dirra saat dirinya di tabrak oleh mobil hingga terjatuh, untunglah sebab nenek tersebut sudah ia dorong ke depan dengan pelan, lalu orang sekitar juga membantu nenek tersebut. Jadi hanya Dirra yang tertabrak di sana.

Pengendara mobil tersebut keluar dari mobilnya. Beberapa orang membantu Dirra berdiri.

"Lo bisa liat gak ini lampu merah!" Marah pengendara tersebut.

Dirra menatapnya dengan tatapan marah, "harusnya lo minta maaf! Kalo bukan gue yang bantu nenek itu nyebrang, bisa dia yang ketabrak sama lo!"

"Tau mas, nenek itu tuh buta warna, jadi anak ini bantu dia biar aman nyebrangnya," jelas salah seorang masyarakat yang membantu Dirra berdiri tadi.

Dirra memandang wajah pria itu. Sepertinya dirinya pernah melihat wajah ini. Pria itu memandangnya kembali, "apa lo liat liat!" ucap pria tersebut.

"Gila lo! Gue ngeliat doang," ucap Dirra pergi meninggalkan jalan tersebut.

Dengam cepat pria tersebut kembali masuk ke dalam mobilnya dan mengendarainya kembali, agar kemacetan tidak terjadi.

"Dirra lo kemana aja!" Ucap Zella sambil menghentakkan kakinya.

Dirra berjalan dengan kaki pincangnya, sebab lututnya lecet sebab terjadi, "berisik lo! Tadi ada insiden dulu, jadi lama, ayo gc," ajak Dirra.

"Lo kenapa dah? Jalan lo pincang gitu," ucap Zella saat menyadari kakinya pincang.

"Tdi ada om om gila nabrak gue, anjir."

Zella mengangguk, ia kemudian membawa Dirra mengelilingi mall, memasuki satu demi satu toko baju yang ada di dalam mall, mencoba bahkan membeli baju yang di jual di sana.

Zella membawa Dirra memilih milih baju yang terpajang di sana. Dirra menaruh barang bawaannya, yaitu tiada lain adalah belanjaan Zella di lantai.

Dirra berdiri tepat di samping Zella, siaga jika Zella akan meminta pendapat perihal baju yang di pilihnya. Mata Dirra tiba tiba saja tertuju pada seorang pria yang mendekat ke arahnya.

"Lo?" Ucap terlebih dahulu pria tersebut.

"Dih." Dirra memalingkan wajahnya malas.

Zella menatap keduanya bingung, "siapa Dirr?" Tanyanya.

Dirra mengangkat bahunya. Pria itu menatap Dirra yang kini sedang berjalan menjauh darinya. Kakinya pincang, dengan cepat pria itu mendekat ke arah Dirra dan menggendongnya ala bridal style.

"Woi! Lepasin!!!!" Teriak Dirra membuat Zella menoleh dan membekapkan mulutnya.

'Anjir juga si Dirra, tadi di tanya katanya gak kenal, sekarang di gendong sama tuh om om ganteng, duda bukan ya? Bukan kayaknya, eh kasih tau tante ah,' batin Zella seraya mengeluarkan ponselnya dengan cepat dan memotret momen langkah tersebut.

---
Terimakasih sudah membaca🖤✨


Irreplaceable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang