[Irreplaceable Love 9]

3.9K 204 0
                                    

Dirra menatap pada sebuah cermin besar yang ada di hadapannya. Hari ini Zella memintanya untuk menghadiri acara party Rahes di sebuah club. Tentunya Zella sudah meminta izin dengan mamah Dirra, papahnya pun sudah menyetujui dengan alasan, Dirra bisa berbaur dengan orang yang seusianya. Dirra memilih untuk berangkat seorang diri, dibandingkan Zella harus datang ke apartemennya.

Unit sebrang apartemennya kini kosong kembali, sebab Devvi sudah kembali tinggal dengan orang tuanya. Sedangkan Darren memutuskan untuk tinggal di unit barunya.

Dirra sudah siap dengan pakaian yang pas untuk party kali ini. Dengan sebuah dress berwarna pink yang sangat senada dengan warna kulitnya yang cerah.

Dirra bergegas mengunci apartnya dan segera memasuki lift yang kini kosong tak ada siapapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dirra bergegas mengunci apartnya dan segera memasuki lift yang kini kosong tak ada siapapun. Dirra memainkan ponselnya sebab Zella terus bertanya dimana dirinya, acara akan sebentar lagi di mulai. Sampainya di lobby, Dirra dengan cepat mencari taxi agar sampai disana tepat waktu.

"Hai, sorry," ucap Dirra sampainya di sana kepada Zella.

Zella menghela nafasnya pelan, "santai Dirr, acara baru mau mulai kok," ucap Rahes.

Acara berlangsung dengan lancar. Party berjalan sesuai dengan keinginan Rahes dan acara rahasia Zella terlaksana dengan baik.

Dirra berdiri di salah satu meja yang berisi penuh makanan dan minuman. Tangannya menggenggam salah satu gelas berisi wine. Bukan Dirra sekali karena dirinya tak begitu menyukai wine. Pembawa acara dan pemilik acara sedang sangat sibuk di ujung kolam renang.

Tiba tiba saja Zella datang dengan di ikuti seorang pria di belakangnya.

"Kenalin Dirr, sepupunya Rahes, namanya Calvin," ucap Zella memperkenalkan pria di belakangnya.

Dirra tersenyum sesaat, "oh iya hai, gue Dirra," ucap Dirra membalas genggaman tangan Calvin.

"Gue tinggal dulu ya, Rahes masih panjang acaranya, Calvin jaga Dirra ya, jangan sampe lecet," ucap Zella sebagai peringatan membuat Calvin terkekeh.

"Hai," sapa Calvin lagi.

Dirra tersenyum, "lo kuliah?" Tanya Calvin kepadanya.

Dirra menggeleng, "uhm, kerja?" Tanyanya.

"Bisa di bilang begitu," jawab Dirra.

Calvin menatapnya dari atas hingga bawah kaki Dirra dengan tangannya yang menggenggam segelas wine juga.

"Kerja apa?"

"Gue penulis," jawab Dirra.

Calvin mengangguk, "oh penulis."

"Lo sendiri?" Tanya Dirra balik sebagai topik obrolan.

"Gue baru pindah dari Jerman beberapa hari lalu, ngurus model model majalah disini termasuk Zella," jelasnya.

"Oh, sebelumnya dari Jerman, disana sama juga kerjanya?" Tanya Dirra.

Calvin mengangguk, "kesana yuk, disini berisik," ajak Calvin membawa Dirra masuk ke dalam ruangan yang kedap suara sehingga obrolan mereka tidak bertabrakan dengan suasana acara.

Dirra duduk di sofa, "lo kesini sendiri?" Tanya Calvin.

Dirra mengangguk sembari menenguk winenya lagi.

"Suka minum?" Tanya Calvin saat melihat cara Dirra minum.

Dirra menggeleng dengan kuat.

"Mau coba minum?" Ajak Calvin. Entah mengapa, ajakannya justru di iyakan oleh Dirra. Calvin membawanya pergi meninggalkan acara, dan pergi menuju club lain yang biasa Calvin datangi bersama Rahes.

Disana kali pertama Dirra menenguk banyak wine. Keduanya sudah tak karuan, Calvin tak henti menenguk winenya hingga beberapa gelas.

"Udah jangan minum lagi," ucap Dirra dengan nada lemah.

"Ayo pulang udah malem," ucap Dirra membawa Calvin pergi keluar Club. Dirra sudah kehilangan kesadarannya, Calvin melangkahkan kakinya membawa Dirra ke dalam hotel yang ada di bar itu. Dengan langkah yang tertatih Calvin meminta satu kunci kamar kepada pelayan.

"Calvin ini bukan rumah Dirra," ucap Dirra saat Calvin membuka pintu kamar.

"Dirra, badan lo bagus banget, sumpah, lo maukan?" Ucap Calvin sambil menutup pintu.

Tubuh Dirra benar benah lemah, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Calvin membuka satu persatu kancing kemejanya, "Calvin lo mau ngapain buka baju di depan Dirra?" Ucapnya.

"Gue mau milikin lo Dirr, gue jatuh cinta," ucapnya dengan cepat melempar asal kemejanya dan jatuh di atas ranjang. Untunglah Dirra masih bisa tersadar dan langsung menjauh.

"Ga Calvin, Dirra ga suka sama Calvin, Dirra mau pulang," ucapnya berjalan menuju pintu, setengah pintu sudah berhasil terbuka namun Calvin sampai dengan cepat dan menahan tangan Dirra. Calvin mendorong Dirra sampai di dinding dan menguncinya dengan kedua tangannya.

Calvin mendekatkan bibirnya untuk mencium Dirra. Dirra justru menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"CALVIN LEPASSS," ucap Dirra cukup keras.

Calvin semakin jadi, Dirra tak sanggup berontak sebab tenaga Calvin jauh lebih besar darinya.

"Lepasin Dirra goblok!" Ucap seseorang yang langsung masuk saat pintu setengah terbuka. Dia melayangkan satu pukulan pada wajah Calvin membuat Calvin langsung jatuh pingsan di lantai.

"Dirra takut, Dirra mau pulang," ucap Dirra berjongkok saat melihat Calvin di pukul oleh Darren.

Darren menghampiri Dirra dan mengelus kepalanya, "kamu aman Dirra, ayo pulang," ucal Darren dengan siaga menggendong Dirra dan membawanya pulang dengan mobilnya.

Untunglah Darren melihat Dirra saat Calvin meminta kunci kamar kepada pelayan, untung juga karena pintu kamar Dirra sudah terbuka sedikit jadi memudahkan Darren untuk menyelamatkan Dirra.

"Dirra ada bersama saya om, kamar nomor 287 di club starnight, laki laki itu bernama Calvin," laporan Darren kepada Daffin.

"Jaga dia."

"Baik."

Darren berhasil mengambil hati Daffin. Ujian pertamanya adalah menjaga Dirra tanpa merusaknya, entah sampai kapan Darren harus berhasil.

---
hai hai, author kembali menyapa, ada yang nungguin next partnya ga ni? xixixi

Irreplaceable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang