[Irreplaceable Love 38]

1.6K 95 4
                                    

Dirra menggeliat karena cahaya terang yang memasuki kamarnya. Darren yang merasakan Dirra terus terusan merubah posisinya akhirnya membuka mata, "kenapa Dirra," tanya Darren.

Dirra menggeleng dan memeluk Darren dengan manja, ia meletakkan punggung tangannya di dahi Dirra, "masih demam, aku panggil dokter," ucap Darren meraih ponselnya di atas meja dengan satu tangannya.

"Darren ga mau!" Ucap Dirra.

"Ga ada bantahan Dirra, demam kamu ga turun," ucap Darren menghubungi dokter dengan segera.

"Darren!!!" Pinta Dirra.

"Tenanglah, aku ada di samping mu nanti, dokternya teman ku Dirra, okai," ucap Darren untuk membuat Dirra mempercayainya.

Dirra hanya diam, Darren menghubungi temannya yang seorang dokter, temannya bilang akan datang dalam beberapa menit kemudian.

Darren beranjak dari ranjang, menyiapkan air hangat untuk Dirra mandi, dan menyiapkan soup kesukaan Dirra.

Dirra hanya mendekap terus di dalam selimut selama Darren berjalan mondar mandir mengurus semuanya. Hingga pintu kamar terbuka, langkah Darren di ikuti oleh temannya Drew, Darren langsung duduk di samping Dirra yang tengah terbaring, dengan satu tangan Darren yang menggenggam Dirra dengan erat.

"Pagi nona, perkenalkan saya dokter Drew yang di utus untuk memeriksa kondisi nona Dirra," jelasnya.

Dirra mengangguk, Darren mengelus rambut Dirra, saat Drew mulai memeriksa Dirra dengan alat umum yang selalu dokter gunakan untuk memeriksa pasiennya, "tolong buka mulutmu nona," ucap Drew di angguki oleh Darren agar Dirra membuka mulutnya.

Selesai Drew memeriksa, tiba tiba saja Darren bangkit dari ranjang dengan cepat berlari menuju kamar mandi, "Darren," bingung Dirra tiba tiba saja Darren beranjak dari ranjang.

"I'm fine," teriak Darren dari dalam agar Dirra tidak panik.

"Huekkk," suara Darren dari dalam kamar mandi yang pintunya masih terbuka, Drew berjalan dan berdiri di depan pintu kamar mandi, menyaksikan Darren memuntahkan semua isi perutnya karena mual yang dirasakan.

Tak lama Darren keluar saat mualnya sudah mereda, "bagaimana dengan kondisi Dirra?" Tanya Darren.

"Saya rasa kalian harus pergi ke dokter kandungan untuk memastikannya," ucap Drew.

"Jangan bercanda Drew," ucap Darren.

"Enggak Darr, gue serius, lo sama istri lo coba ke dokter kandungan, ada janin di dalam perut istri lo, usianya sekitar dua minggu, soal dia sakit itu karena daya tahan tubuhnya yang gampang drop," jelas Drew.

Dirra menatap Darren dengan bingung, "lo ga bercandakan?"

Drew menggeleng, "gue yakin istri lo lagi hamil Darren, coba aja lo beli testpack," ucap Drew.

Darren tersenyum ke arah Dirra dengan senang, Drew menyodorkan kertas kecil kepada Darren, "ini vitamin buat Dirra yang harus lo beli, buat selebihnya lo datengin aja dokter kandungan okay, gue duluan, gue ada jadwal operasi, btw congrats bro, lo jadi papah!" Ucap Drew kemudian pergi.

"Argh shit, beneran ada baby?" Ucap Darren mengelus perut Dirra, "coba Darren beli testpact, Dirra takut ga akurat," ucapnya.

---

Darren melangkahkan kakinya bolak balik terus menerus, menunggu Dirra yang tengah mengecek kembali tentang kebenaran kehamilannya.

"Dirra," panggil Darren saat Dirra tak kunjung keluar.

"Sabarrrrr," teriak Dirra dari dalam.

Tak lama Dirra keluar dari kamar mandi dengan membawa testpacknya. "Gimana?" Tanya Darren.

"Dirra ga berani liat, Darren aja," ucap Dirra, menyodorkan testpack di tangannya.

Darren meraih dan mengambilnya, sebuau garis dua muncul di sana. Darren membekap mulutnya dan langsung memeluk Dirra dengan erat, "apa hasilnya?" Tanya Dirra yang tak tau.

"Positif!!!" Ucap Darren dengan senang.

Darren mencium pipi Dirra terus menerus, "thank you Dirra," ucap bahagia Darren.

"Iya Darren," ucap Dirra ikut senang. Darren berlutut di hadapan Dirra, kepalanya sejajar dengan perut Dirra, ia mengelusnya dengan lembut, "baik baik di sana okai," ucap Darren kemudian mencium perut Dirra.

"Siang nanti aku akan membawamu periksa," ucap Darren.

"Kerjaan mu?" Tanya Dirra.

"Aku mengambil cuti untuk sakit mu," ucap Darren.

Dirra mengangguk mengerti. Akhirnya yang Darren tunggu tunggu hadir, walaupun Dirra belum yakin jika ia bisa mengurus anak, namun tetap saja, ia senang karena ada janin dalam perutnya yang sedang ia kandung. Pantas Dirra telat datang bulan, Dirra pikir itu hanya karena faktor beberapa minggu Dirra tak makan dengan gizi yang sempurna.

Tak ada keyakinan jika Dirra hamil, sebab Dirra tak merasakan apa apa. Justru Darren yang mual mual pagi tadi. Betapa senangnya Darren saat Drew mengatakan faktanya. Hadir anak adalah penantian yang selalu Darren nantikan, bagaimana tidak, nantinya keluarga mereka tak akan berdua seperti saat ini, akan ada sebuah tangisan dan celotehan dari anak mereka nanti.

Darren mempersiapkan segala kebutuhan Dirra untuk mandi dan menyuruhnya untuk segera mandi kemudian sarapan. Darren bahkan sudah merapihkan segala hal agar Dirra tak perlu menyentuhnya lagi, mulai dari piring sehabis sarapan yang Darren cuci sendiri dan hanya menyuruh Dirra untuk duduk. Hingga hal lainnya.

"Ingat kata Drew nona, daya tahan tubuhmu masih lemah," ucap Darren, itu alasannya mengerjakan semuanya agar Dirra tak terlalu lelah, karena kandungannya yang masih lemah.

---
To be continued

Irreplaceable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang