[Irreplaceable Love 15]

3.7K 171 0
                                    

Darren terlihat sangat gugup setelah memasuki lingkungan rumah orang tua Dirra. Setelah ia berjanji lusa ia akan datang, Darren akhirnya menepati janjinya.

Darren di persilahkan masuk, rumah terlihat jauh lebih sepi dari apartnya. Daffin tak lama datang menemui Darren yang sudah menunggu di ruang tamu.

"Ada apa Darren?" Tanya Daffin to the point.

Mamah Dirra datang dengan membawakan minuman dan makanan ringan. Ia kemudian duduk di sebelah Daffin.

"Uhm, begini kedatangan saya ke isi untuk meminta izin ke pada om dan tante untuk mengizinkan saya menikahi anak om Dirra," jelas Darren dengan satu tarikan nafas.

"Are you sure?" Tanya mamah Dirra.

"I'm sure, saya akan menjaga Dirra dengan baik," ucap Darren.

"Bagaimana dengan Dirra? Apakah dia mau?" Tanya Daffin.

Pertanyaan ini tak bisa Darren jawab, karena ia hanya mau mendengarnya lagi dari Dirra di hadapan orang tuanya. Ini membuat Darren harus kembali menunggu, ya, Daffin menyuruh Dirra untuk segera ke rumahnya.

Hanya butuh waktu lima belas menit, Dirra sampai. "Om Darren?" Ucap Dirra yang kembali menyebutnya dengan sebutan 'om'.

Dirra terkejut saat melihat Darren ada di sana. Dirra di suruh duduk di antara Daffin dan Darren.

"Darren kesini sebab ingin meminta restu dari mamah dan papah untuk menikahi mu, namun apakah kamu mau Dirra?" Tanya Daffin.

Dirra mengangguk pelan. "Are you sure?" Tanya mamah.

"I'm sure," jawab Dirra dengan jelas.

"Ya sudah kalo kalian berdua juga yakin, untuk kali ini, papah coba untuk turuti keinginan Dirra," jelas Daffin.

Sebab sedari dulu, Daffin selalu melarang apa yang ingin Dirra lakukan. Bahkan hingga saat ini.

Dirra terkejut mendengar jawaban Daffin. Darren tersenyum dengan lebar, ia berhasil mendapatkan Dirra. Yang notabennya keluarga Dirra bukanlah keluarga yang sembarangan.

"Bagaimana dengan keluarga Darren?" Tanya Dirra yang tiba tiba saja pertanyaan itu terlintas di benaknya.

"Sejak awal mereka sudah menyetujui keputusan saya," jawabnya.

"Ya sudah, untuk tanggal dan segala kalian persiapkan saja, beritahu tanggal jadinya," ucap Daffin kemudian bangkit dari duduknya.

"Ah ya satu lagi Daffin, tetap dalam batasan, sebelum ada janji suci yang kalian ucapkan," ucap Daffin.

Darren mengangguk mengerti. Rasa gugupnya dengan cepat hilang. Kedua orang tua Dirra meninggalkan mereka berdua, sebab kepentingan sudah selesai.

"Dirra pulang sama Darren yah, Dirra ga mau nginep disini," kata Dirra.

Darren mengangguk, "iya Dirra, kamu pulang sama saya," ucapnya menggandeng tangan Dirra dan pergi menjauh dari kediaman Daffin.

"Dirra pikir Darren bercanda tau, Dirra kaget Darren berani temuin papah," ucap Dirra saat di dalam mobil.

"Saya gak pernah main main sama ucapan saya Dirra," jawab Darren berusaha fokus pada jalanan.

"Dirra belum kenal sama orang tua Darren, tapi Darren udah kenal sama mamah papah," jelasnya.

"Orang tua saya kerja di luar negeri, nanti sehabis pernikahan saya bawa kamu menemui mereka Dirra," ucap Darren melihat ke arah Dirra yang kini terlihat cantik.

"Dirra takut Darren di apa apain sama papah sama kayak waktu Calvin."

"Saya beruntung karena dapet restu dari papah kamu."

"Huh tarserah Darren sajalah."

"Kamu mau makan dulu Dirra?" Tanya Darren di tengah tengah perjalanan.

"Uhm, Dirra ga laper tapi," jawabnya.

"Seharian ini pasti belum makan kan?" Tanya Darren dan Dirra menjawab dengan gelengan kepalanya.

"Besok besok ga ada acara kamu jarang makan yah," kata Darren menasehati Dirra.

"Dirra itu lagi diet Darren," ucapnya.

"Buat apa? kamu udah cantik Dirra, ga usah diet diet, tambah kecil nanti badan kamu," ucap Darren membuat Dirra berkecil hati.

---

Darren terkejut saat bertemu dengan Dirra di lift. Dengan membawa Dazzy, "mau kemana Dirra?" Tanya Darren.

"Nih ajak Dazzy jalan jalan," ucap Dirra memperlihatkan tali yang mengikat Dazzy kepada Darren.

"Malam malam? Dengan celana sependek itu?" Ucap Darren menatap Dirra dengan intens.

Dirra hanya mengangguk, "ga ada, kembali ke unit mu!" Ucap Darren. Dirra menatap Darren dengan kesal.

"Kembali, besok kamu harus bangun pagi untuk fitting gaun," jelas Darren.

"Darren!" Panggil Dirra menggerutu dengan Darren.

"Apa?!"

"Aaaaaaaaa Dirra sebel!" Ucapnya di dalam lift. Darren memencet kembali tombol lift ke atas setelah mereka sampai di lobby.

Dirra diam tanpa berbicara sepatah katapun lagi.

"Marah?" Tanya Darren melihat Dirra hanya diam.

"Tau ah! Dirra bosen tau di apart sendirian!" Jelasnya.

"Yaudah main ke apart saya," ajak Darren.

"Mau?" Lanjut Darren membujuk Dirra untuk berhenti marah.

Dirra masih terdiam. Darren berusaha untuk menggoda Dirra. Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Dirra. Hingga Dirra terjebak di sudut lift, hidung mereka saling bersentuhan, mata Darren terus melihat Dirra yang mengarahkan pandangannya ke bawah. Darren mendekatkan bibirnya dengan bibir Dirra.

'Dirra, bibir mu menggoda,' batin Darren.

Cup!

Bibir mereka saling bersentuhan. Dirra hanya bisa diam dan memejamkan matanya, menerima sapaan dari bibir Darren yang rasanya begitu lembut. Dirra bingung harus seperti apa, hingga pintu lift terbuka di unit milik Darren.

Darren tersadar saat suara pintu lift terbuka, 'shit Darren, lo kenapa ga bisa nahan!' Batin Darren.

Dirra membuka matanya melihat Darren menjauhkan bibirnya perlahan, menarik tangan Dirra keluar dari lift.

'First kiss Dirra,' batin Dirra masih terkejut dengan yang Darren lakukan barusan.

"Mau makan?" Tanya Darren.

Dirra menggeleng.

"Besok fitting baju, lusa kita menikah," jelas Darren dengan singkat.

"Uhm," jawab Dirra sambil menganggukkan kepalanya.

---
To be continued

Irreplaceable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang