Dirra bangun dari tidur nyenyaknya. Tangan kekar Darren berada di atas perutnya. Matahari memasuki kamarnya melalui sela sela gorden. Dirra membiarkan Darren tertidur lebih lama. Dirra segera mandi dan turun ke bawah, sudah ada Dew yang berada di dapur bersama dengan pelayan lainnya.
"Pagi Dirra," sapa Dew lebih dulu.
"Pagi bunda."
"Kamu udah bangun sayang?" Tanya Dew. Dirra mengangguk, "sarapan udah jadi, bangunkan Darren untuk makan bersama," suruh Dew.
"Siap bunda," ucap Dirra kembali melangkah ke atas.
Dirra membuka pintu kamar dan ya, Darren masih tertidur pulas. Padahal gorden kamar sudah di buka sehingga sinar matahari masuk. Dirra duduk di atas ranjang sambil menatap wajah Darren yang sangat tampan.
Dirra mendekatkan wajahnya hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa cm. Tiba tiba Darren membuka matanya membuat Dirra terkejut, baru ingin menjauhkan kepalanya, Darren justru mendorong kepala Dirra hingga bibir mereka bersentuhan sekejap.
"Morning kiss," ucap Darren membiarkan kepala Dirra menjauh.
Dirra terdiam, ia masih terkejut, "Darren tau Darren ganteng, kalo Dirra mau tinggal minta aja, ga usah liatin Darren kayak tadi," ucapnya bangkit dari ranjang dan menuju kamar mandi.
"ISH DARREN SEMBARANGAN!" Ucap Dirra membuat Darren tertawa.
'Aduh Dirra bego banget si sampe kepergok, kan malu,' batin Dirra.
Dirra memutuskan untuk menunggu Darren dan menuju ke lantai bawah bersama Darren. Aneh jika sampai bawah nanti Dew bertanya kenapa Dirra turun seorang diri.
Tak lama Darren mandi, ia selesai dengan menggunakan celana pendek dan kaos putih polos. "Ayo sarapan," ajak Darren, Dirra melangkah dan tangannya di gandeng oleh Darren. Baru ingin membuka knop pintu, Darren membawa Dirra menyudut di dinding balik pintu.
Darren mengunci Dirra dengan kedua tangannya, nafas Dirra berubah menjadi tak beraturan. Mata mereka beradu, "Darren," lirih Dirra.
"Darren boleh cium Dirra lagi?" Izin Darren dan di angguki Dirra tanpa pikir panjang.
Ya, Dirra kini ketagihan dengan bibir Darren. Entahlah rasanya seperti sensasi baru. Darren mendekatkan wajahnya menatap bibir Dirra dengan penuh nafsu. Dirra memejamkan matanya.
Cup!
Darren memasukkan lebih dalam lidahnya, ini bukan ciuman sesaat, Darren terlalu terbawa oleh suasana. Sesekali kini Darren memberi jeda untuk ciumannya agar Dirra bisa kembali bernafas.
Tak lucu jika di kabarkan seorang gadis tewas kehabisan nafas hanya karena bercumbu dengan pasangannya. Yang benar saja.
Darren tak menghentikan ciumannya, hanya saja Darren mengontrol tangannya untuk tetap sopan, ia akan brutal saat waktunya tiba.
Darren menghentikan ciumannya, keduanya mengatur nafas untuk kembali normal, Dirra menepuk bahu Darren, sebab ciuman yang sangat luar biasa.
"Ayo turun, kita udah di tunggu," ucap Darren. Dirra mengangguk.
Dirra masih malu jika mereka baru saja berciuman, bahkan saat sebelum menikah, Dirra tak tau harus bersikap bagaimana setelah Darren menciumnya.
Dirra tak mengerti bagaimana memberikan respon yang baik. Dirra sudah berusaha mempelajarinya lewat website yang Zella berikan, namun, rasanya Darren lebih mahir dari Dirra yang pemula. Walaupun Darren bukan seorang pemain.
"Pagi," sapa Darren, ia menarik satu kursi di sebelahnya untuk Dirra.
Mereka menyantap makanan mereka bersama sama, "jadi kapan rencana kalian untuk honeymoon, kamu juga Darren, jangan terlalu sibuk kerja trus," ujar Dew.
"Iya benar Darren, kamu sekarang sudah punya Dirra, jangan terlalu sibuk dengan kerjaan mu," ucap Daniel.
"Iyah, Darren tau kok, lusa kita akan ke maldives," ucap Darren.
"Baguslah, jangan terburu buru, nikmati masa kalian berdua sebelum kalian punya bayi," nasehat Dew di angguki oleh ke duanya.
---
"Dirra, ganti baju mu, aku akan mengajakmu keluar," ucap Darren. Dirra mengangguk dan berganti pakaian dengan cepat. Yang kali ini, Dirra tidak menggunakan celana maupun rok yang sependek biasanya.
"Kita mau kemana?" Tanya Dirra kepada Darren. Darren menyalakan mobilnya.
"Kemanapun asalkan kita berdua," ucap Darren menjalankan mobilnya. Ia membawa Dirra melihat lihat negara ini.
Hingga Darren tiba di salah satu mall yang ada di Berlin. Ia membawa Dirra masuk, semua wanita menatap ke arah Darren selalu. Dirra hampir heran, sebab penjaga toko sekalipun menatap Darren dengan intens.
Dirra bete sebab suaminya di lihat oleh banyak orang seperti itu. Dari awal memasuki mall, hingga mereka berada di toko pakaian sekalipun. "Dirra coba ini," ucap Darren memberikan satu celana panjang untuk Dirra coba.
Dirra meraihnya dan mencobanya di ruang ganti, "kok pas sih, Darren tau ukuran Dirra dari mana?" Gumamnya di dalam ruang ganti. Dirra keluar dan membawa satu celana yang tadi ia coba, "pas?" Tanya Darren.
"Iya," jawab Dirra.
"Bagus."
"Bagus dari mana si, coba Darren jujur dulu sama Dirra, dari mana Darren tau ukuran celana Dirra," ucap Dirra menghentikan langkah Darren yang hendak mencari pakaian lain.
"Saya bahkan tau ukuran bra dan cd mu Dirra," ucap Darren dengan enteng.
"Darren! Darren intipin Dirra ya!" Ucapnya pelan.
"Saya liat tubuh kamu aja belum pernah Dirra," ucap Darren.
Dirra bingung, "trus tau dari mana?"
"Saya hafal sama bentuk dan lekukan tubuh kamu," kata Darren.
"Ish, Darren mesum yah," ucap Dirra.
"Darren mesumnya sama istri sendiri ini, bukan sama istri tetangga, wleee."
"Darren!!! Nyebelinnnnnnnnnn.."
---
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable Love
Romance⚠Follow sebelum membaca⚠ Warning: 21+ Kisah ini di mulai, saat seorang penulis biasa, yang identitas aslinya tak pernah di ungkap. Dengan sangat cepat dan secara tiba tiba, ia bisa membuat seorang pria yang sulit untuk jatuh cinta, bisa mencintainya...