Darren membuat Dirra mati kebingungan. Bagaimana bisa ia mempercepat hari pernikahan dengan sangat cepat. Untunglah sebab semuanya berhasil di siapkan sesuai rencana.
"Nona sangat cantik," ucap seorang wanita yang membantu Dirra untuk merias wajahnya.
"Benarkah? Bukankah aku seperti anak kecil yang akan menghadiri pernikahan?"
"Tidak, nona sungguh cantik seperti mempelai wanita, betapa beruntungnya tuan Darren bisa mendapatkan nona," ucapnya membuat Dirra tersipu malu.
Dirra menahan Darren untuk menemuinya ke ruang tata rias. Dirra ingin Darren melihatnya saat Dirra keluar nanti menghampirinya di depan pendeta.
"Sudah selesai," ucap perias.
Dirra menatap wajahnya di depan cermin, dirinya sungguh cantik dengan gaun yang sangat mewah. Darren benar benar mempunyai selera yang bagus dalam pemilihan gaun.
"Huh aku gugup," ucap Dirra pelan namun terdengar oleh perias."Tenanglah, kamu menikah dengan pria yang tepat, jadi jangan gugup," nasihat perias itu.
Dirra berjalan keluar dari ruangan, hingga tiba dirinya melangkahkan kaki di atas karpet merah. Di mana di sisi kanan dan kirinya terdapat banyak sanak saudara yang hadir. Dan di depan sana ada Darren yang menatapnya dengan sangat kebingungan.
Dirra sampai di hadapan Darren dan pendeta, "you so beautiful," bisik Darren.
Mereka berhadapan dengan pendeta yang berada di antara mereka. Di hadapan banyak saksi, pernikahan keduanya di mulai. Janji suci di ucapkan bergantian.
"Adirra Edna Axella. Saya memilih engkau menjadi istri saya. Saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit, dan saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup.”
"Darren Carolus Gabriel. Saya memilih engkau menjadi suami saya. Saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit, dan saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup."
Janji terucap, pendeta mempersilahkan mereka untuk bertukar cincin. Dirra terlihat sangat gugup, bagaimana tidak, semua menyaksikan pernikahannya. Setelah pasang cincin di lanjut dengan pemberkatan rosario dan lainnya.
Hingga tiba di akhir, pendeta mempersilahkan kedua pasangan untuk berciuman.
"Ciuman!" Sorak para saksi yang hadir.
Darren mendekatkan wajahnya, menahan punggung Dirra.
"Darren, Dirra gugup," ucapnya pelan namun Darren tak menghiraukannya, Darren justru semakin mendekatkan bibirnya. Hingga Dirra hanya bisa memejamkan mata.
Cup!
Darren melumatkan bibirnya dengan sangat dalam, hampir saya melebihi durasi, untunglah Dirra menghentikannya dengan cepat.
"Yeay!!!" Teriak semuanya, banyak balon yang di lepaskan di udara.
Darren hanya tersenyum saat mengetahui jika Dirra sudah sedikit mahir dalam berciuman. Darren memeluk Dirra dengan erat, ini wanitanya, seorang gadis yang bertemu dengannya tanpa sengaja, namun membuat Darren berjuang sekeras mungkin untuk mendapatkannya.
---
Dirra membanting tubuhnya saat memasuki hotel yang sudah di sediakan oleh Darren.
"Huh Dirra capek," ucapnya. Darren menatapnya dan melonggarkan dasinya. Ia melepas jasnya, "istirahatlah, resepsi masih nanti malam," ucap Darren.
Dirra hanya mendengarkannya, lalu Darren memasuki kamar mandi, suara shower terdengar di telinga Dirra. Dirra ingin cepat cepat membuka gaun itu dan pergi mandi, namun bodohnya Dirra justru harus menunggu Darren mandi terlebih dahulu.
Untunglah sebab Darren tak mandi terlalu lama. "Darren," panggil Dirra.
"Apa?" Sahutnya.
"Tolong deh, bukain gaun Dirra, tangan Dirra ga sampe," ucapnya berteriak di dalam toilet. Bukan lagi baju ganti yang tertinggal, melainkan tangannya yang pendek tak bisa membuka gaun dari belakang.
Darren bangkit dari ranjang, meletakkan ponselnya di atas ranjang, dan membuka sedikit pintu kamar mandi. Darren membuka zipper gaun Dirra perlahan, hingga sedikit demi sedikit memperlihatkan bentuk tubuh Dirra yang sangat mulus.
"Udah?" Tanya Dirra.
"Iya udah," ucap Darren dengan cepat pergi keluar dan menutup pintunya.
'Shit, tahan Darren tahann, jangan sampe ke bablasan lagi, biar kata ini udah sah, tetep jangan buru buru,' batin Darren kembali memainkan ponselnya.
Dirra mandi cukup lama, menghabiskan waktu setengah jam di dalam sana, hingga akhirnya keluar. Celana yang Dirra pakai benar benar pendek hingga tertutupi dengan baju panjang yang di gunakannya. Itu membuat Darren menahan dirinya lagi.
Dirra naik ke atas ranjang dan duduk di hadapan Darren sambil membuka ponselnya."Dirra, kamu ga bawa celana panjang?" Tanya Darren.
Dirra menggeleng, "kan Dirra pernah bilang kalo Dirra punya banyak koleksi celana pendek, dari pada celana panjang," jelasnya.
"Tapi celana kamu kependekan Dirra," ucap Darren.
"Trus Dirra harus ganti? Dirra ga bawa yang panjang," ucapnya.
"Huh, udah ga usah, istirahat, masih ada tiga jam buat istirahat sebelum resepsi," jelas Darren.
Dirra merebahkan kepalanya di sebelah Darren. Dirra memejamkan matanya, ia memeluk paha Darren yang masih duduk sambil memainkan ponselnya. Sentuhan Dirra membuat Darren menyingkirkan ponselnya, dan ikut tertidur di samping Dirra. Membawa Dirra tertidur dalam dekapannya.
---
hi, makasi loh udah baca cerita ini sampe chapter 16
jangan lupa follow ya, see you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable Love
Romance⚠Follow sebelum membaca⚠ Warning: 21+ Kisah ini di mulai, saat seorang penulis biasa, yang identitas aslinya tak pernah di ungkap. Dengan sangat cepat dan secara tiba tiba, ia bisa membuat seorang pria yang sulit untuk jatuh cinta, bisa mencintainya...