[Irreplaceable Love 36]

2K 106 1
                                        

⚠Warning⚠

Darren sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam. Dirra benar benar tak tau akan membuat hidangan apa sehingga ia memutuskan untuk membiarkan Darren memasak, ingat, memasak, bukan menerima tawaran Darren sebelumnya.

Dirra baru saja selesai membereskan belanjaan yang mereka beli tadi, meletakkannya di tempat yang sesuai. Dirra memutuskan untuk mandi, sedangkan Darren sudah memilih mandi lebih dulu sebelum memasak.

Dirra berjalan memasuki kamar, ia baru saja selesai membereskan pakaian pakaian yang baru di beli tadi juga, Dirra mengambil baju gantinya, dan memasuki kamar mandi.

---

Darren mengambil sendok dan mengkoreksi rasa masakannya, ia mematikan kompor dan lanjut pada masakan lainnya. Lampu apart tiba tiba berubah sedikit redup, Darren menyadari lampu yang menyala dengan redup, "aku tidak menyeting lampu dinner," ucap Darren.

Tiba tiba saja Dirra muncul dan berjalan ke arah Darren, dengan wajah polosnya yang bersih tanpa polesan make up sedikitpun. "Kenapa?" Tanya Darren berhenti memengang alat masak.

Dirra melingkari tangannya di leher Darren, "mari bermain tuan Darren," bisi Dirra di telinga Darren, terdengar sangat jelas.

"Ah shit Dirra," ucap Darren menunjukkan reaksi terkejutnya.

Dirra mengecup bibir Darren, "bermainlah dengan jarimu sepuasmu," bisik Dirra.

"Fuck! Kau membuatku gila," ucap Darren mencium Dirra, ia mengunci Dirra di dinding dapur.

Lidah mereka beradu di dalam sana, saliva mereka saling bertukar, "sssttt ahh," desah Dirra.

Desahan Dirra membuat Darren semakin panas, kompor tiba tiba saja berbunyi sebab air sudah panas, Darren berjalan dengan cepat mematikan kompor dan kembali kepada Dirra dengan cepat. Ia menggendong Dirra membawanya masuk ke kamar.

"Bagaimana bisa kau tiba tiba saja memakai lingerie nona," ucap Darren gemas.

Ia membuka pintu kamar dan, lampu sudah mati, "apa ini rencanamu?" Tanya Darren.

"Uhm.."

"Baiklah, mari kita bermain hingga pagi," ucap Darren, ia merebahkan tubuh Dirra di ranjang, ia membuka kaos yang di kenakannya, "kau sungguh cantik dengan lingerie pilihan ku," ucap Darren.

"Jangan membuat ku malu Darren," ucap Dirra.

"Untuk apa malu, semua bagian mu itu indah, dan aku menyukainya Dirra," ucap Darren mengecup nipple Dirra.

"Sssttt ahh Darren," desahnya saat Darren gemas dengan nipple Dirra yang berwarna merah muda.

Ia mengecup leher Dirra dan meninggalkan banyak bekas, "darren ahhh."

"Sebut terus nama ku nona," ucap Darren. Ia membuka lingerie Dirra dan menghempaskannya dari hadapannya, "aku lebih suka kau seperti ini dari pada harus ada seutas benang yang kau pakai nona," ucap Darren.

Dirra merapatkan kedua kakinya saat jari jari tangan Darren menyentuh paha mulusnya.

"Darren geli," ucap Dirra saat Darren memutarkan jarinya di atas paha Dirra.

"Ahahahha baiklah, aku akan segera masuk," ucapnya membuat Dirra merapatkan kakinya lagi, Darren membuka kaki Dirra perlahan dan menyentuh bagian klitorisnya

Menggesekkan jarinya ke kanan dan kekiri dengan ritme pelan, membuat Dirra mendesah pelan, Darren menghisap kuat nipple Dirra, tangannya semakin cepat bergerak membuat Dirra merasakan rasa yang tiba tiba saja aneh, ia ingin meledak rasanya.

Darren menghentikan tangannya dibawah sana, ia bangkit dan membuka boxer yang ia kenakan. Ia melemparnya kesembarang arah, Dirra mengatur nafasnya yang terengah engah, Darren kembali naik dan berada di atas Dirra, ia melumatkan bibirnya dengan ganas menerobos masuk mulut Dirra. 

Juniornya tak sengaja bersentuhan dengan vagina bagian luar Dirra, lagi lagi Dirra tersentak saat milik Darren tak sengaja bersentuhan dengan paha dan vaginannya. Dirra hanya belum terbiasa dengan sentuhan itu, beberapa kali ia juga tersentak dengan semua permainan tangan Darren. 

Darren mengarahkan juniornya di depan vagina Dirra, ia mengesekkan kepala juniornya pada bibir vagina. "Ahhh shit ini nikmat," ucap Darren. 

"Lihatlah caraku memasukkan dengan sekali hentakan nona," bisik Darren.

Dirra mencengkram kuat selimut dan mengatur nafasnya, Dirra bisa merasakan Darren yang masih bersiap memasukkan kepala juniornya ke dalam vaginanya hanya dalam sekali hentakan. Darren sedikit berdiri dan mendorong dengan sekali hentakan. "Aaaahh," desah Dirra saat semua milik Darren berhasil masuk. 

Darren mengulum bibir Dirra, meninggalkan banyak jejak lagi di sana, satu tangan Darren tak lepas dari genggaman tangannya, Darren bergoyang dengan ritme pelan, "kau masih sempit nona," ucap Darren. 

"Rasanya masih sama, seperti waktu awal kita melakukan," ucap Darren masih bergoyang. 

Darren mempercepat ritmenya, hingga membuat Dirra menarik erat sprei ranjang, "Darrreennnnn ssssttt ahhh"

Mereka sampai pada klimaks, Drren menanamkan benihnya lagi untuk kesekian kalinya. Darren mencabut miliknya dan berjalan membuka lemari pakaian, ia mengambil boxer dan celana pendek juga tanktop untuk Dirra pakai. Ia kemudian kembali ke atas ranjang, "apakah hanya satu ronde? Bagaimana dengan hingga pagi?" Tanya Dirra. 

"Tak perlu terburu buru, yang terpenting adalah rutin membuatnya, pasti akan segera hadir," ucap Darren membuat Dirra memukul dadanya pelan, "aku serius Dirra, sudah sekarang tidur, istri kecilku ini bukan pemuas nafsu yang akan ku ajak bermain hingga pagi," jelasnya lagi. 

"Tak apa jika harus bermain hingga pagi Darren, asalkan Darren bermain dengan Dirra, tidak dengan wanita lain," ucap Dirra.

"Tenanglah nona, itu tak akan terjadi," ucap  Darren mencium kening Dirra. 

Dirra menyembunyikan wajahnya di dalam dekapan Darren, ini benar benar nyaman, Darren menarik selimut dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut, udara cukup dingin sebab di luar sedang turun hujan. Darren memeluk erat Dirra layaknya ia tengah menidurkan anaknya yang baru berusia tiga tahun. 

---
To be continued

Irreplaceable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang