[Irreplaceable Love 28]

2.8K 127 12
                                    

Masa honeymoon mereka berakhir. Kini Dirra hanya berada di depan televisi ditemani acara yang sedang berlangsung. Dengan membawa laptopnya, Dirra kembali melanjutkan tulisannya. Dirra melewatkan makan siangnya, sebab dirinya tak ingin makan.

Rutinitas Dirra berbeda dari sebelumnya, kini Dirra bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan dan baju kerja Darren. Kemudian ia membangunkan Darren, untuk bersih bersih dan lain hal, Darren menyuruh Dirra untuk tidak melakukannya.

Darren menyuruh art untuk melakukannya di setiap dirinya berangkat kerja, dan langsung pulang saat pekerjaan telah selesai. Tugas Dirra tak terlalu berat, itu mengapa Dirra masih melanjutkan pekerjaannya. Hanya saat Darren bekerja Dirra bisa menulis. Jadi Dirra gunakan waktu itu dengan sebaik mungkin.

Dirra merasa bosan, ia melihat di sudut laptopnya, jam menunjukkan pukul lima sore. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat. Dirra menutup laptopnya dan menaruhnya di atas meja yang ada di kamarnya. Ia kemudian berjalan keluar kamar, membuat segelas teh hangat dan berdiri di depan balkon.

Dirra menghirup udara yang begitu segar, jalanan di bawah sangat ramai karena memasuki jam pulang kerja. Dirra memandangi langit dan gedung gedung tinggi yang ada di sana. Langit sangat cerah, warnanya biru dengan awan yang berwarna putih bersih.

Seseorang memeluk pinggangnya dan meletakkan dagunya di atas bahu Dirra, "Darren," ucapnya.

"Kok tau si ini aku?"

"Ya iyalah, siapa yang berani peluk aku kalo bukan kamu," ucapnya. Darren terkekeh, itu memang benar.

"Kenapa disini?" Tanya Darren.

"Bosen, jadi aku disini," ucapnya.

"Ayo masuk," ajak Darren.

Dirra menurut, ia membawa segelas tehnya yang tinggal setengah. Darren membawanya duduk di atas sofa. Dirra meletakkan satu tangannya sebagai tumpuan di sofa dan meletakkan kepalanya pada telapak tangannya.

"Apa?" Tanya Dirra lebih dulu.

"Jadi nanti malam kita bakal ke pesta," ucap Darren.

"Pesta apa?"

Darren menghela nafas kuat, "papah mu ulang tahun Dirra, masa ga inget."

Dirra menggeleng pelan, "aku ga pernah tau, karena aku bahkan ga pernah di undang."

"Benarkah?"

"Sudahlah Darren, Dirra benci membahas mereka," ucap Dirra dengan kesal.

"Oke baiklah aku tidak akan membahasnya, tapi kita akan di sana," ucap Darren.

"Tidak lama dan tidak menginap."

"Akan ku pastikan Dirra," ucap Darren, kemudian dengan malah Dirra bangkit meninggalkan Darren. Ia bahkan meninggalkan secangkir teh yang masih ada.

"Huft," hela Darren saat melihat Dirra pergi meninggalkannya begitu saja.

---

Dirra mempersiapkan dirinya secantik mungkin, untuk acara ini. Darren memilihkan pakaian yang akan Dirra kenakan malam ini. 

"Darren," panggil Dirra yang tengah menatap ke arah cermin di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Darren," panggil Dirra yang tengah menatap ke arah cermin di depannya. Darren menoleh ke arahnya dengan tangannya yang sibuk mengancingkan kemejanya satu persatu. Ia berjalan menghampiri Dirra yang sudah rapih dan cantik dengan polesan make up di wajahnya. Ia meletakkan kepalanya di bahu Dirra dan melingkarkan tangannya pada perut Dirra.

"Hm?" Bisik Darren.

"Bukankah pakaian ku berlebihan?" Tanya Dirra.

"Tidak sayang, kamu terlihat cantik nona," ucap Darren memutar tubuh Dirra menghadap ke arahnya.

Ia mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan, "bisakah kita tidak usah menghadiri acaranya Darren?" Tanya Dirra.

"Darren setuju, namun kita harus tetap pergi, walaupun rasanya aku ingin menerkam mu Dirra," ucap Darren.

Dengan bodoh Dirra melingkari tangannya di leher Darren, "kalo gitu ayo kita tidak usah ke sana, nanti Dirra kasih bonus servis terbaik," ucapnya menggoda. Darren terkekeh, "tidak bisa nona, mungkin sehabis pulang dari sana kita bisa melakukannya."

Darren mendekatkan bibirnya dengan memejamkan matanya, Dirra menutup bibirnya dengan tangan dan menjauh saat Darren membuka matanya. Yang Darren rasakan bukan bibir manis Dirra, melainkan tangan Dirra yang sangat lembut.

"Bagaimana bisa nona," ucap Darren saat melihat Dirra melindungi bibirnya dengan tangan.

"Tak ada servis terbaik ataupun ciuman! Ayo cepat!" Ucap Dirra kesal karena pada akhirnya dirinya tak bisa menang. Dirra berjalan keluar kamar lebih dulu dengan wajah kesalnya.

Darren tersenyum, "ayolah Dirra, jika bukan acara papahmu, akan ku kabulkan permintaanmu sayang," ucap Darren dengan cepat meraih jasnya sambil berjalan menyusul Dirra.

"Tauah! Males," ucap Dirra menggerutu sambil menuruni anak tangga.

Ia menggenggam erat tas dompet yang ia bawa, Darren menyusulnya dan menarik pinggul Dirra untuk berada di sampinganya. Dirra dengan cepat menjauhkan tangan Darren. "Ahahah ayolah Dirra, jangan marah seperti itu," ucap Darren.

Dirra masih tak bicara, bahkan sampainya di mobil sekalipun. Supir menjalankan mobilnya sesuai perintah Darren menuju ke rumah Daffin. Sepanjang perjalanan Dirra memalingkan wajahnya keluar jendela tanpa menatap ke arah Darren sekalipun.

"Hei sudahlah Dirra, aku minta maaf okay, ini yang terakhir aku mengajak mu untuk ke acara keluargamu okay," ucap Darren masih membujuk Dirra yang masih diam.

"Katakan apa yang kau mau, akan ku lakukan asal kau berbicara lagi dengan ku," ucap Darren.

"Percuma, Darren tak akan menyetujuinya," jawabnya.

Darren mengangguk pelan, "jika kamu menyuruhku untuk membatalkan perjalanan kita ke sana, jelas aku tak akan menyetujuinya Dirra. Ayolah, ada aku, suamimu, aku akan menjagamu, sekali saja, bagaimanapun papahmu sudah menjadi papahku juga, aneh rasanya jika kita tak menghadiri acara ulang tahunnya," jelas Darren.

"Iya Dirra tau, sudahlah, berhenti memberitahu ataupun mengajari Dirra."

Darren menghela nafas kasar, sifat keras kepala Dirra perlahan muncul, bahkan di saat seperti ini, Dirra tetap kekeuh dengan maunya. Entah sebenci apa Dirra dengan keluarganya hingga dirinya bahkan tak ingin menghadiri perayaan papahnya sendiri.

---
To be continued
Sorry banget ya guys baru update..

Irreplaceable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang