[Irreplaceable Love 44]

1.1K 82 1
                                    

Dirra melangkahkan kakinya keluar lift, memasuki tempat kerja Darren. Ia melangkah dengan sangat elegan, dengan kacamata gaya yang membuatnya terlihat seperti mamah muda. "Pagi Ny. Dirra," sapa sekertaris Darren dengan tubuh yang sedikit membungkuk.

"Apa Ny. ingin masuk ke dalam ruangan tuan?" Tanya sekertarisnya.

Dirra menggeleng, "saya mau tanya aja sama kamu."

"Silahkan Ny."

"Tuan Darren pergi untuk perjalanan bisnis, saya hanya ingin tau, rekan bisnisnya itu siapa ya? Kamu tau?" Tanya Dirra dengan kacamata gaya yang tidak ia lepas.

"Tau Ny. itu adalah Mrs. Amoura, dulunya pernah bekerja sama dengan banyak perusahaan kelas atas, tuan Darren juga sudah mengenalnya, karena mereka adalah teman kecil dulunya Ny."

Dirra mengerti, "apa ada permasalahan akhir akhir ini dengan perusahaan?" Tanya Dirra.

"Ada sedikit kendala karena rekan kerja tuan sedikit mempersulit dan memperlama diskusi."

"Yasudah, baiklah, terimakasih untuk infomasinya, saya harus kembali, jangan katakan dan beritahu siapapun termasuk Darren jika hari ini saya kesini dan bertanya," titah Dirra di angguki oleh sekertarisnya.

---

Keluar dari kantor Darren, Dirra lanjut untuk segera memeriksakan kandungannya. Sudah jadwalnya Dirra memeriksakan keadaan kandungannya.

Alasan Dirra datang ke kantor Darren hari ini adalah, hari itu saat Dirra mendapatkan pesan dari seseorang tak di kenal, Darren saat itu juga tidak mengabarinya, yang memberitahu bahwa Darren telah tiba adalah tangan kanannya. Bahkan tak ada telpon menjelang tidur dan pesan ucapan selamat pagi di pagi hari.

Dirra membuka ponselnya, sambil menunggu ia sampai di tempat tujuan. Ia bersama dengan supir sekarang, yang kini selalu siaga menghantarkannya kemanapun selama 24 jam. Dirra tak mendapati pesan dari Darren, justru dari nomor tak di kenal lagi yang masuk.

xxxxx7869
apa kabar Dirra?
bagaimana kondisi bayimu? Apakah ia baik baik saja? Aku hanya khawatir karena disini setiap malam Darren selalu pulang dalam kondisi mabuk
semoga jagoan mu baik baik saja Ny. Dirra

Dirra memutar bola matanya kesal, ini kali pertama ia menghadapi permasalahan seperti ini. Biasanya Dirra hanya membacanya dalam tulisan orang lain, hanya membaca saja sudah geram, kini terjadi dengan dirinya, benar benar geram.

"Polan, bagaimana dengan kondisi tuan disana?" Tanya Dirra kepada supirnya yang memiliki nama Polan.

"Tuan baik baik saja, hanya ada sedikit kesulitan di sana, sehingga ia harus sedikit ekstra dalam penangannya nyonya, namun tuan meminta agar nyonya tidak memikirkannya, karena tuan mengkhawatirkan kandungan nyonya," jelasnya.

"Iya, aku hanya bertanya, terimakasih Polan," ucap Dirra.

"Sudah seharusnya saya menjawab, sama sama."

Dirra menggigit tangannya, ia jelas khawatir dengan apa saja yang dilakukan oleh Darren selama beberapa minggu pertama, mengapa rasany sudah sangat sibuk. Mengapa patnernya memperlama keputusan mereka? Dirra menatap keluar jendela mobil, memandangi kendaraan lain melintas di sebelah mobilnya.

Dirra membuka ponselnya dan mengirim pesan kepada Darren.

Dirra
Aku akan melakukan pemeriksaan kandungan hari ini, aku memiliki sedikit keluhan karena akhir akhir ini aku selalu mual, tapi tenang aku menyantap sarapan hingga habis pagi tadi, dan juga meminum susu kehamilan

Dirra berharap Darren segera membacanya dan langsung menghubunginya. "Kita sudah sampai nyonya, perlu saya hantar?" Tanya Polan.

Dirra menolak, ia turun dari mobil dan menyuruh Polan untuk menunggu di mobil saja. Dirra berjalan memasuki rumah sakit, mengurus semua keperluan, mengisi data diri dan menunggu namanya di panggil. Dirra mengelus-elus perutnya sambil menunggu antrian. Sama dengan yang dilakukan oleh ibu hamil lainnya. Berbeda sedikit sebab mereka dielus dan ditemani oleh suaminya.

"Ny. Dirra," ucap suster memanggil Dirra karena sudah gilirannya untuk periksa.

Dirra masuk, meletakkan buku kehamilan di meja dokter, melakukan beberapa pengecekan pada kondisi bayinya, dan kemudian lanjut dengan konsultasi.

"Apakah belakangan ini Ny. Dirra merasakan hal yang mengganggu?" Tanya dokter kandungan kepadanya.

"Sedikit."

"Kalau begitu, di kurangi untuk berpikir yang negatif ya, coba jernihkan pikiran dengan menghirup udara ataupun berjalan jalan," ucapnya sebagai saran, Dirra mengangguk.

"Apakah pola tidur berantakan?"

Dirra menggeleng.

"Apakah pola makan tidak stabil?"

Dirra mengangguk, "selalu merasa mual setiap sehabis makan, sekalipun minum air mineral."

"Oke itu hal yang wajar untuk ibu hamil, nanti saja berikan vitamin dan obat untuk mengurangi rasa mualnya ya Ny. Dirra, selalu di ingat jika kandungan nyonya masih sangat muda jadi di jaga kestabilan emosi dan pikirannya jangan sampai stress."

Dirra mengangguk, dokter mengisi buku kehamilan Dirra minggu ini. Sama seperti minggu minggu sebelumnya. Dirra keluar setelah selesai, bergantian dengan yang akan melakukan periksaan juga. Dirra menebus resep yang di anjurkan dan kembali ke mobil.

Di perjalanan pulang, "apakah nyonya ingin mampir membeli sesuatu atau makanan?" Tanya Polan melihat Dirra terus melamun keluar jendela.

"Tidak."

Mengingat semua suruhan Darren di perintah untuk mengawasi semua pergerakan bahkan pola makan Dirra tanpa terlewatkan sedetik pun. Polan teringat jika bibi di rumah berkata jika pagi ini Dirra makan sangat sedikit bahkan tidak habis, jadi Polan pikir Dirra ingin memakan makanan lain.

Darren
Maaf aku ada pertemuan tadi, jaga dirimu dan anak kita, aku akan segera kembali untuk kalian, jangan lupa untuk makan walaupun mual, i love you

Dirra menutup ponselnya setelah membaca pesan Darren melalui notifikasi, ia bahkan tak membalasnya.

---
To be continued

Irreplaceable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang