[Irreplaceable Love 23]

5.3K 200 13
                                    

⚠Warning⚠

Darren mendorong tubuh Dirra pelan ke dalam ranjang. Ia mengangkat Dirra hingga Dirra tepat berada di tengah tengah ranjang. Tangan Darren tak lepas dari cengkraman tangan Dirra.

Untuk pertama kalinya, Darren dengan sangat tenang memulai semuanya. Satu tangan Darren meraih remot televisi dan mematikannya, membuat suasana ruangan hanya di bantu dengan lampu yang redup.

Darren memberi jeda dalam ciumannya, mata mereka beradu, Dirra tergesa gesa saat menyadari Darren berada di atasnya dan menatap matanya. Dirra gugup bukan main, namun untuk kali ini Dirra tak mungkin menolak, ia tak bisa pergi dari situasi seperti ini lagi.

Setelah bertatapan cukup lama, Darren kembali dengan aksinya, memasuki kawasan leher Dirra, "wangi," ucap Darren dapat merasakan aroma bunga di tubuh Dirra.

Dirra menahan desahannya saat Darren lagi lagi memberi banyak tanda di sana. Tangan Darren menarik pengikat bathrobe yang di pakai oleh Dirra. Darren terkejut saat melihat Dirra rupanya sudah memakai lingerie dress.

Dirra membuang wajahnya ke samping saat Darren membuka bathrobenya. Darren melempar bathrobe itu kesembarang arah. Dirinya kembali menatap Dirra dan menenggelamkan wajahnya ke arah dada.

Darren kembali membuat satu tanda di sana. Satu tangannya bermain lagi, melepaskan lingerie dress yang mengikat di bahu Dirra. Sampai Darren bisa dengan jelas melihat payudara Dirra yang tidak tertutupi oleh apa apa lagi.

Dirra malu bukan main, ia menyembunyikan wajahnya dengan membuang wajahnya, ia bahkan tak mau bertatapan dengan Darren. Ia membiarkan Darren bermain di sana.

"Keluarkan desahanmu nona," ucap Darren di sela sela dirinya memainkan nipple Dirra.

Sesekali Darren menyedotnya hingga membuat Dirra menahan desahannya.

"Sssst Da---dar---rrenn," desahannya lolos saat tangan Darren mulai menyentuh bagian kewanitaannya.

Darren memutarkan jarinya di atas lingerie dress, membuat Dirra terus mendesah sebab sensasi yang sangat luar biasa, Dirra beberapa kali merapatkan kakinya dan berusaha menjauhkan tangan Darren dari sana.

Darren menyadari genggaman tangan Dirra yang semakin kuat, Darren menarik lingerie dress hingga ke bawah, dan terlepas. Darren melemparnya ke sembarang tempat.

Darren mengecup perut Dirra yang masih rata di sana. Dirra menatap ke arahnya, yang mengelus pelan perut Dirra, "cepatlah hadir," ucap Darren kemudian Darrem beralih ke area terlarang. Darren mengecupnya dan mulai menyedot area itu hingga Dirra mencengkram kuat tangan Darren.

"Darr---renn-- ahhh, ssstt- jang---ann di situ-- ahh," ucap Dirra terbata bata.

Darren berhenti, ia kembali pada payudara Dirra. Satu tangan Darren memainkan labia minora vagina Dirra.

"Ahhhhh--- ssst----ahhhh Darren!" Ucap Dirra menarik kepala Darren menjauh dari payudaranya. Darren menatap ke arah Dirra yang menikmati permainannya.

Dirra menyempitkan kedua kakinya, "darr---rennn--- s---to---stopp---," ucap Dirra tak sanggup menerima sensi asing di dalam dirinya.

Darren bukannya berhenti, malah tersenyum dan semakin menjadi jadi. Darren memasukkan satu jarinya ke dalam vagina Dirra.

"Ahhhhhhhh," desah keduanya secara bersamaan.

"Kau sangat sempit nona," ucap Darren memulai ritmenya dengan satu jari.

"Dar--rr---renn---nnnn, ahhhh----ssstt--- faster--- ssshhh---"

"Teruslah mendesah nona, aku menyukainya," ucap Darren menyedot kuat nipple Dirra.

"Da---rrree-- ahhhh--- ssttt---"

"Keluarkan Dirra, jangan di tahan," ucap Darren pada akhirnya membuat Dirra mengeluarkan cairannya.

Dirra mengatur nafasnya, Darren menarik keluar satu jarinya yang basah, "mau mencoba dua jari?" Tanya Darren. Dirra menggeleng, satu saja sudah nikmat, bagaimana jika dua, Dirra bisa mendesah lebih kuat.

"Mari bermain dua jari nona," ucap Darren tidak menghiraukan gelengan kepala Dirra, ia justru memasukkan dua jarinya ke dalam vagina Dirra.

Jleb!

"Oh shit, ini sangat sempit," ucap Darren kembali memainkan ritmenya hingga Dirra mendesah dengan sangat kencang.

"Dar--ree--nn--- ahhhh---ahhh--darr---ennn--ber---hent---iii---mauuu---ke---luarr----ahhhh"

Saat Dirra tiba di klimaksnya, Darren kembali menjilati vaginanya yang mengeluarkan cairan. Dirra melepas genggaman tangan Darren dan mencengkram seprei dengan sangat kuat.

"Aaahhh---darr--ennn---berr-rrrrh---hentiii---"

Darren selesai, ia kembali mencium Dirra. Tangan Dirra perlahan membuka boxer yang Darren pakai. Tak sia sia ia menonton porna beberapa kali belakangan, jadi ia tak hanya diam saat Darren menciumnya. Dirra dengan berani menyentuh junior Darren sebelum Dirra menarik boxernya.

'Ini sangat besar,' batin Dirra saat menyentuh milik Darren.

Darren membantu Dirra membuka boxernya dan membuangnya ke sembarang arah. Terpapang jelas junior Darren yang sudah bangun sejak tadi. Darren mengarahkan satu tangan Dirra untuk menyentuh juniornya. Dengan bodoh Dirra menyentuh kepalanya dan membuat Darren mendesah, "ahhhh Dirra, kau tak sepolos yang ku pikir," ucap Darren.

Dirra menyudahi tangannya yang bermain dengan junior Darren. Darren berdiri di hadapan Dirra, membuka kaki Dirra sedikit melebar.

Darren mengarahkan juniornya ke vagina Dirra. "Darr-enn---sa---kit---"

Darren mencengkram kedua tangan Dirra, "shit, baru kepala yang masuk," ucap Darren berusaha memasukkannya dengan satu hentakan.

Sudah hampir setengah dari juniornya menerobos masuk ke dalam vagina Dirra. Dirra merintih karena rasa perih akibat benda besar yang memasuki kewanitaanya, "aaahh, sa---kitt---Daa-rrr--reen."

Darren terus mendorong agar semuanya bisa masuk, jleb.

"Ahhh," desah Darren saat juniornya berhasil menerobos masuk dinding penghalang. Darren menghentikan gerakannya, hingga Dirra sedikit tenang. Darren mengusap kepala Dirra, menyingkirkan rambut Dirra yang sedikit menutupi wajahnya, dia menatap Dirra dan mengecup keningnya.

Darren melanjutkan aksinya, menggerakkan sedikit pinggulnya maju dan mundur, "ah shit, ini sempit," ucap Darren.

Darren menghentakkanya hingga keduanya sampai di klimaksnya. Nafas Dirra tak beraturan, Darren merebahkan tubuhnya di samping Dirra, ia mengecup kening Dirra lagi dan memeluknya, "i wanna say to thank you," bisik Darren.

"Hm," jawab Dirra yang sudah sangat lelah.

Darren menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya. Darren membawa Dirra tidur dalam pelukannya. Dengan keadaan tubuh yang sama sama tanpa kain sehelai pun. Mereka terlelap bersama setelah melalui saat saat yang panas tadi.

---
To be continued
Next besok

Irreplaceable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang