[Irreplaceable Love 26]

3.1K 128 0
                                    

Hari ketiga mereka di Maldives. Dirra membuka matanya, menatap Darren yang kini berada di hadapannya dengan wajahnya yang tampan.

"Darren kenapa kalo malem arogan ya, padahal kalo lagi diem gini ganteng," lirih Dirra.

"Sama seperti kamu, kalo malem menggoda, padahal kalo siang gini polos banget mukanya," ucap Darren dengan mata yang masih terpejam.

"Ish Darren denger aja!" Ucap Dirra tak mengetahui jika Darren sudah terbangun.

"Saya bangun lebih awal dari kamu Dirra," ucapnya.

"Trus kenapa ga bangunin Dirra kalo gitu?" Tanyanya.

Darren mengeratkan pelukannya, "karena saya ga mau bangunin kamu, saya tau kamu pasti capek," jelas Darren.

"Tapikan Darren, semalem kita ga ngapa ngapain, jadi Dirra ga capek," ucapnya.

Darren terkekeh, 'betapa polosnya istriku ini.'

"Kok Darren ketawa si," ucap Dirra.

"Berarti kalo malemnya kita ngapa ngapain, itu kamu capek?" Tanya Darren mendekatkan wajahnya di hadapan Dirra.

Dirra beradu mata dan menelan salivanya, "ya ya iyalah Darren, emang kita sebentar doang kalo ngapa ngapain? Kan ga pernah sebentar," jelas Dirra dengan gugup.

Darren mengecup bibirnya membuat Dirra menepuk bahunya, "morning kiss," ucap Darren.

Dirra tersenyum sambil menggigit jari manisnya, Darren bangkit dari ranjang, "aku mau berenang, mau ikut?" Tanya Darren.

"Darren ngeledek ya! Dirra ga bisa berenang!" Ucap Dirra memarahi Darren yang menyindirnya.

"Really? Pantas saja tubuh mu pendek," ucap Darren mengambil ponselnya di atas meja.

Dirra melempar satu bantal dalam genggamannya ke arah Darren, "kurang ajar!" Ucapnya, Darren justru tersenyum, "tolong bawakan menu sarapan ke kamar saya," ucap Darren dengan telponnya.

Darren meletakkan kembali ponselnya, dan mendekat ke arah ranjang, "ayo Darren ajarin berenang," ajaknya.

"Ga mau! Dirra takut, Dirra pernah tenggelem!" Ucapnya.

"Benarkah?"

"Ya, benar, untunglah teman Dirra nolongin," ucapnya.

"Ya sudah kamu liat saya berenang aja," ucap Darren berjalan ke arah balkon.

"Darren! Kok Dirra di tinggalin si!" Ucapnya yang masih berada di atas ranjang, "oh sayang kemarilah," ucap Darren dari arah balkon.

Dirra menghampiri Darren sambil memanyunkan bibirnya, "jangan seperti itu, atau aku cium?" Ucapnya. Dirra mengubah ekspresinya menjadi flat.

Bel kamar berbunyi, rasanya makanan pesanan mereka telah sampai, "tunggu sini," ucap Darren kepada Dirra. Ia lantas berjalan untuk mengambil makanannya. Darren membawanya ke balkon karena mereka akan menikmatinya di sana.

"Mataharinya bagus," ucap Dirra.

"Memang," ucap Darren melepas kaosnya dan meloncat ke air.

"Huh, Darren kalo ga pake baju tuh bikin jantung Dirra ga aman," ucapnya sambil meminum jus yang ada.

Darren menyelam cukup lama, sedangkan Dirra hanya menunggu di balkon sambil menikmati matahari pagi. Tak lama Darren naik ke permukaan air, dengan rambutnya yang meneteskan air, dan celana yang menjiplak jelas bendanya.

Dirra berusaha untuk fokus pada suasana yang ada di sekitar penginapan, Dirra melepas kacamata yang ia gunakan agar sinar matahari tidak menyakiti matanya. Darren duduk di kursi sebelah Dirra, mengambil handuk dan melingkarinya di pinggang.

Darren menyantap makanan yang ia pesan, "kenapa makan mu sedikit Dirra," ucap Darren melihat makanan yang masih banyak.

"Dirra ga laper," ucap Dirra melipat kacamatanya dan meletakkannya di meja.

"Makan."

Dirra menggeleng, "makan," ucap Darren lagi.

"Ga mau Darren."

Darren menyodorkan sendoknya ke arah mulut Dirra, "makan, kau butuh stamina untuk membuat anak kita Dirra."

Dirra menajamkan matanya saat Darren berkata seperti itu, "apa? Apakah aku salah?" Ucap Darren saat Dirra menatap ke arahnya.

Dirra membuka mulutnya dan menyantap makanan dari Darren, "calon ibu yang pandai," ucap Darren saat satu suapan berhasil masuk ke dalam mulut Dirra.

Dirra melipat tangannya karena sebal dengan Darren, ya memang tidak salah, namun jangan membahasnya terus menerus. Dirra merasa risih dan malu.

"Dirra, are you happy?" Tanya Darren.

"Happy!" Ucap Dirra dengan semangat. Darren tersenyum, "really?"

"Yes! I'm so happy Darren, thank you!" Ucap Dirra memeluk Darren dengan erat dari belakang, meletakkan kepalanya pada bahu Darren. "Ingin berlibur lagi?" Tanya Darren.

"Hm, ya, but nanti saja, Darren masih harus kerja, nanti kapan kapan kita liburan lagi yaaa?" Ucap Dirra.

"Aku bisa ambil cuti kalo Dirra mau, sehabis dari sini kita bisa liburan lagi sampe Dirra puas," jelas Darren.

"No! Darren kerja, ga boleh, udah nanti lagikan bisa," ucap Dirra.

"Baiklah, buka mulut mu lagi," ucap Darren pada Dirra.

"Dirra sudah kenyang, Dirra ingin mandi," ucapnya.

Darren meletakkan piringnya, menarik tangan Dirra untuk melingkar di lehernya dengan erat, "baiklah jika kau ingin mandi nona," ucap Darren kemudian berdiri dan menggendong Dirra di belakang.

"Darren turunin Dirra! Maksud Dirra mandi sendiri sendiri!" Ucap Dirra menghentakkan kakinya agar Darren menuruninya.

Darren tersenyum licik, "itu tidak akan terjadi nona."

"Darrennnnn!!!"

"Mandi berdua lebih menghemat waktu bukan? Jadi ayo kita lakukan untuk menghemat waktu kita," ucapnya membawa Dirra masuk ke kamar mandi, dan menutup pintunya.

---
To be continued

Irreplaceable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang