[Irreplaceable Love 25]

3.8K 164 3
                                    

Dirra duduk di atas ranjang, menunggu Darren selesai dengan ritual mandinya. Dirra memainkan ponselnya, melanjutkan bab baru pada tulisannya. Beberapa hari ini Dirra tidak punya waktu untuk menulis, beberapa idenya terpaksa di kurung lebih dulu. Sebab jika bersama Darren, Dirra di larang terlalu lama sibuk dengan ponselnya.

Tak lama Darren keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Ia berjalan menuju lemari penyimpanan dan mengambil boxer lain miliknya. Setelah itu ia naik ke atas ranjang dan berbaring di sebelah Dirra memeluk Dirra yang tengah duduk.

Dirra meletakkan ponselnya di atas meja, dan mengelus rambut Darren yang setengah kering. "Masih sakit?" Tanya Darren menoleh ke arah Dirra.

Dirra mengangguk pelan, "maaf," ucap Darren.

Dirra hanya diam dan ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Darren. Mereka beradu pandangan, Darren menyelipkan anak rambut Dirra yang menutupi mata Dirra ke belakang telinga.

"Masih sakit banget?" Tanyanya lagi menatap Dirra dengan jelas.

'Aduh lo goblok si maen pake durasi lama semalem, udah tau masih perawan, kalo gini ntar malem gue bisa ga main,' batin Darren menunggu jawaban Dirra.

"Ga sakit banget," ucap Dirra pelan, ia menduselkan wajahnya ke dada bidang Darren.

"Ututu, istri aku manja banget," ucap Darren mengelus rambut Dirra.

Dirra teringat sesuatu dan langsung mendongakkan kepalanya menatap Darren.

"Hm?"

"Semalem Darren ga pake kondom?" Tanya Dirra.

"Untuk apa?"

"Ya tapikan," kata Dirra.

"Aku ingin dia segera hadir," ucap Darren menyentuh perut Dirra.

"Nanti malam boleh?" Tanya Darren kepada Dirra.

"Ini masih siang, kenapa kamu sudah menanyakannya."

Darren tertawa, "aku masih belum puas sayang," ucapnya.

"Hum baiklah," ucap Dirra.

"Yessss, kita coba dengan tiga jari nanti malam," ucap Darren membuat Dirra memukul dadanya pelan, "DARREN GA USAH NGACO YAH!"

"Ahahahha iya maaf, ga ga, kita tidak akan pakai jari nanti sayang," jelas Darren.

"Yasudah jangan di bahas terus Darren!" Ucap Dirra.

"Kamu malu?" Tanya Darren melihat pipi Dirra yang merona. Dirra menganggukinya dengan pelan.

"Ahahaha tak usah malu Dirra, aku sudah melihat semuanya semalam, begitu pula dengan mu," ucap Darren. Dirra kembali memukul pelan dada Darren.

---

Waktu terus berjalan, siang ini keduanya memilih untuk beristirahat saja di atas kasur dibandingkan melakukan kegiatan lainnya. Mereka menghabiskan waktu untuk menjaga staminanya saat malam nanti.

Hari sudah menjelang malam, Darren memesan makan malam untuk ia dan Dirra. "Darren, Dirra mau ice cream," pintanya.

"Tidak boleh," ucap Darren.

"Aaaaaaa Dirra maunya ice cream!"

"Tidak boleh sayang," ucap Darren mengecup bibir Dirra.

Dirra memanyunkan bibirnya, dirinya membuang wajahnya dari hadapan Darren. Darren terkekeh melihat tingkah Dirra yang meminta ice cream dengan kekeuh.

"Pesen yang lain, selain ice cream," ucap Darren. Dirra menggeleng kuat, "Dirra maunya ice cream."

Darren keluar dari kamar mandi setelah menyiapkan air hangat untuk Dirra mandi. Ia berjalan mendekat ke arah ranjang, berniat untuk membantu Dirra menuju kamar mandi.

"Mandi, airnya sudah siap, nanti keburu malam," ucap Darren. Dirra membuang wajahnya, "mandi Dirra," suruh Darren lagi.

"Dirra ga mau mandi kalo Darren ga pesenin Dirra ice cream yah!" Ucap Dirra dengan sangat licik memanfaatkan suruhan Darren sebagai bahan meminta ice cream.

Darren menghela nafas, "yaudah ga usah mandi."

"Darrennnnn, hiksss... Dirra mau ice cream!" Katanya dengan air mata yang berhasil lolos.

Darren membulatkan mata untuk pertama kalinya melihat Dirra menangis karena ulahnya. "Astaga jangan menangis," ucap Darren naik ke atas ranjang dan memeluk Dirra.

Darren mengusap air mata Dirra, "jangan menangis," ucap Darren.

"Hikssss... Ice cream... hikss..."

"Cup cup, pesan apapun selain ice cream Dirra," ucap Darren tetap tidak membelikan Dirra Ice Cream.

"Hikssss... maunya ice creammm..." ucap Dirra semakin menjadi jadi.

Darren menghela nafasnya kasar, ia meraih telpon yang ada di atas meja dan menelpon pihak penginapan untuk menambahkan ice cream di menu makan malam mereka yang sudah Darren pesan sebelumnya.

"Hiks.."

"Sudah berhenti nangis, Darren udah pesen tadi," ucap Darren menghapus air mata Dirra.

Dirra berhenti menangis, "mandi," ucap Dirra merentangkan tangannya agar Darren menggendongnya.

"Berdua," ucap Darren.

"TIDAK."

"Kalau gitu ice creamnya juga tidak jadi."

"ARGHHH DARRENNNNNNNN!!!!"

"Mandi berdua atau tidak ada ice cream?" Tanya Darren memberi Dirra dua pilihan.

Dirra berpikir dengan keras. "HUH BAIKKLAH BERDUA!"

Dirra pasrah, tidak bisa jika ia membiarkan ice cream itu di makan oleh orang lain. Dirra sudah membayangkan betapa enaknya menyantap ice cream sehabis menyantap menu makan malam.

---
To be continued

𝖆𝖓𝖓𝖔𝖚𝖓𝖈𝖊𝖒𝖊𝖓𝖙—

𝑯𝒂𝒓𝒊 𝑹𝒂𝒃𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝑲𝒂𝒎𝒊𝒔 𝒂𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓 𝒍𝒊𝒃𝒖𝒓 𝒖𝒑𝒅𝒂𝒕𝒆 "𝑰𝒓𝒓𝒆𝒑𝒍𝒂𝒄𝒆𝒂𝒃𝒍𝒆 𝑳𝒐𝒗𝒆"

—𝖘𝖊𝖐𝖎𝖆𝖓 𝖙𝖊𝖗𝖎𝖒𝖆𝖐𝖆𝖘𝖎𝖍✨

Irreplaceable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang