[Irreplaceable Love 20]

4.4K 180 18
                                    

Dirra duduk di dalam pesawat bersama dengan Darren.Hari ini mereka akan menuju Jerman, mengunjungi orang tua Darren.

Sehabis membuka kado kemarin, esoknya saat Darren bekerja, ia kembali menonton website yang Zella kirim, selesainya Dirra membereskan semua barang yang harus ia bawa.

Dirra sedikit sebal seusai membuka kado beberapa hari lalu, sebab semua yang memberi kado tak jauh dari baju bayi atau lingerie dress.

"Tidurlah, nanti aku bangunkan jika sudah tiba," ucap Darren. Dirra menatap ke arah jendela pesawat, langit sungguh tampak sangat indah. Dirra mengenggam satu lengan Darren, dan menaruh kepalanya di sana untuk bersandar. Hingga Dirra menutup matanya dan tertidur pulas.

Dirra kembali membuka matanya beberapa jam setelahnya, Darren sendiri sudah terbangun sejak tadi.

"Masih lama?" Tanya Dirra yang merasa bosan di dalam pesawat.

"Sebentar lagi kita tiba," ucap Darren. Darren mengusap pelan kepala Dirra dan menciumnya.

"Dirra gugup," ucapnya.

"Ada saya Dirra, tenang aja," ucap Darren.

"Hm, baiklah," jawabnya.

Beberapa jam kemudian pesawat berhenti. Pemberhentiannya sampai di bandara Jerman. Darren merangkul Dirra dan tangan satunya membawa satu koper. Mereka berjalan ke arah luar untuk menemui jemputan mereka.

"Mr. Darren," ucap supir utusan keluarga Darren untuk menjemput mereka.

"Ah ya," ucap Darren menoleh ke arahnya bersama dengan Dirra.

"Guten Nachmittag Fräulein," ucap supir tersebut kepada Dirra. (Selamat siang nona)

"Guten Tag," jawab Dirra. (Selamat siang)

Mereka kini dalam perjalanan menuju rumah kedua orang tua Darren. Mereka memasuki wilayah yang sangat mewah, sebuah rumah yang berdiri sangat kokoh berada di hadapan Dirra. Darren menggandeng tangan Dirra memasuki rumah.

"Willkommen herr und frau," sambut para pelayan. (Selamat datang tuan dan nyonya)

Sepasang paruhbaya berjalan menuruni tangga. "Darren, selamat datang putra ku," ucap Daniel, ayah Darren. Ia langsung memeluk Darren dengan rasa rindu yang sangat besar.

"Oh apakah ini menantuku?" Ucap Dew, bunda Darren.

Dew menyapa Dirra dengan memeluknya, "dia cantik," ucap Dew membuat Dirra tersipu malu.

"Bunda juga cantik," ujar Dirra.

"Ini benar menantuku?" Tanya Daniel kepada Darren dan di angguki oleh Darren.

Dirra mengembangkan senyumnya, "kau anak Daffin? Cantik sekali," ucapnya. Dirra mengangguk, "ayah mengenal papahku?" Tanya Dirra.

"Tentu, kami dulu bekerja sama bersama," ucapnya.

"Sudah bincang bincangnya nanti saja, kalian istirahat dulu, kemudian bersiap untuk makan malam," ucap Dew.

Keduanya mengangguk, Darren membawa Dirra memasuki kamarnya. Koper mereka sudah sampai lebih dulu, di bawakan langsung oleh pelayan saat mereka baru saja tiba. Dirra merebahkan tubuhnya di atas ranjang, perjalanan cukup membuatnya lelah. Walaupun ia hanya tertidur.

"Mandi, dan ganti bajumu," ucap Darren.

"Iya ini Dirra mandi," ucap Dirra kemudian berjalan membawa baju ganti ke dalam kamar mandi.

Darren sendiri berjalan keluar kamar menuju tempat favoritenya dulu, ya sebuah ruangan yang sangat elegan, yang hanya di isi dengan rak rak berisi bir bir ternama dan sulit di dapat, harganya tak seperti harga bir yang beredar di pasaran. Darren biasa meminumnya kala ada perayaan besar besaran.

Irreplaceable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang