Darren membuka matanya, melihat Dirra yang kini tidur memunggunginya. Darren mendekatkan wajahnya untuk membangunkan Dirra.
"Dirra, bangun," bisik Darren membuat Dirra membuka matanya.
"Dirra masih ngantuk," ucapnya berbalik ke arah Darren dan mendusel di dada Darren.
"Dua jam lagi resepsi di mulai, mandi trus dandan yang cantik," pinta Darren. Dirra tak menggubris, ia justru terlelap lagi dalam mimpi.
"Dirra, bangun atau saya cium," ucap Darren masih tak di respon oleh Dirra. Dengan cepat Darren memberi ciuman tepat di bibir Dirra. Membuat Dirra sontak membuka matanya, mendorong Darren dan terduduk, "ini Dirra udah bangun."
Darren tertawa melihat Dirra yang seperti anak kecil jika belum cukup tidur akan marah.
"Aku mandi duluan," ucap Dirra berlari ke kamar mandi dengan cepat. Darren terkekeh, Dirra memang masih terlihat seperti anak anak. Namun terlihat menggemaskan.
"Dirra cepat," ucap Darren dari luar. Dirra mandi lebih lama dari sebelumnya, entah apa yang Dirra lakukan selama itu.
"Iya bentar," ucapnya tak lama keluar.
Dirra melanjutkan persiapannya dengan merias wajahnya, dengan riasan yang tak terlalu berat seperti saat pernikahan. Huh, hari ini cukup melelahkan sebab Darren menjadika Resepsi dengan hari pernikahan dalam satu hari, dengan jam yang cukup dekat.
Dirra selesai dengan makeupnya. Dirinya terlihat sangat cantik. Darren tak lama keluar dengan kemeja putih dan celana hitam yang sudah di kenakan. Darren berjalan ke arah meja rias, melihat Dirra yanh terlihat sangat cantik dari pantulan cermin.
"Cantik," ucapnya di depan cermin.
Dirra tersenyum menatap cermin. Darren mendekatkan wajahnya, membuat Dirra memejamkan matanya. Hingga Darren berhasil mendapati bibir Dirra.
Darren memainkan lidahnya, Dirra terlihat membiarkan Darren menjelajahi segala penjuru. Ciuman Darren semakin panas. Darren bahkan tak yakin jika ini bisa berhenti. Dirra kehabisan nafasnya sebab ciuman panjang yang belum Darren hentikan.
Tok...tok..tok...
"Kak, acara sebentar lagi," teriak Devvi dari luar membuat Darren menghentikan ciuman panasnya.
"Shit!" Gerutu Darren. Dirra merapihkan kembali lipstik yang kini terlihat sedikit berantakan.
Darren dengan cepat memakai jasnya, dan membawa Dirra keluar dari kamar hotel. "Kita lanjut nanti," bisik Darren membuat Dirra sedikit takut.
Dirra bisa saja kehilangan nyawanya hanya karena Darren yang tak henti menciumnya. Mereka sampai di tempat resepsi. Darren mengundang banyak rekan kerjanya dari kalangan pembisnis, membuat acara resepsi sangat lama. Zella tak bisa datang, sebab Zella mempunyai pemotretan di luar negeri bersama dengan Rahes.
Sejak kejadian Calvin malam itu, Dirra belum bertemu dengannya sebab sehabis ulang tahun Rahes jadwal Zella semakin padat.
"Dirra capek," keluhnya pelan, Darren menoleh ke arah Dirra. Memang terlihat sangat lelah wajahnya.
"Sebentar lagi selesai, tahan yah," ucap Darren.
Sebentar yang Darren maksud adalah dua jam kemudian. Itu membuat Dirra benar benar lelah kehabisan tenaga seharian ini. Acara selesai, Darren membawa Dirra bukan lagi ke kamar hotel, ia membawa Dirra ke apartemennya.
Agar esok Dirra bisa bersantai setelah seharian berdiri untuk acara mereka. Sampainya di lobby, Darren menggandeng tangan Dirra memasuki lift.
"Huh temen yang Darren undang banyak," ucapnya. Darren tertawa kecil, "sebagian besar teman papahmu juga Dirra," jelasnya.
Sampainya di apartemen Darren, Dirra segera menuju kamar Darren, sebab kamar lainnya terkunci.
"Huh, Dirra belum pindahin baju Dirra," ucapnya.
"Udah, di lemari, mandi trus istirahat."
Dirra terkejut, rasanya Dirra belum berkemas untuk pindah ke unit Darren. Rasa ragunya membuat Dirra membuka lemari, dan ya, semua bajunya bahkan tersusun sangat rapih di sebelah baju Darren. Dirra lekas mengambil ganti dan mandi sebelum tidur.
Darren melonggarkan kemejanya, ia bersantai di balkon menikmati udara malam yang kini cukup dingin. Hari ini cukup melelahkan, untunglah semua pekerjaannya sudah di alihkan kepada asistennya. Besok Darren bisa cuti hingga honeymoon nanti.
---
Tak lama Dirra keluar dari kamar mandi, dengan rambutnya yang masih basah. Ia menghampiri Darren yang berada di balkon.
"Darren kenapa di sini?" Tanya Dirra. Darren menolehkan wajahnya, melihat Dirra dengan wajah polosnya tanpa polesan makeup.
"Masuk, disini dingin," ucap Darren membawa Dirra masuk dan menutup pintunya.
Darren membawa Dirra masuk dengan dirinya yang memeluk Dirra dari belakang. "Darren mandi sana, ini udah malem, nanti kemaleman ga baik," ucap Dirra. Darren justru menaruh wajahnya di bahu Dirra.
"Darren mandi," ucapnya.
"Kamu ga laper?" Tanya Darren. Dirra menggeleng, "enggak, udah sana mandiii, mandi atau ga di lanjut?" Ucap Dirra.
Darren berpikir sejenak, setelah akhirnya ia tersadar, Darren dengan cepat membawa baju ganti masuk ke kamar mandi. Dirra terkekeh, Dirra duduk di atas ranjang sambil membuka ponselnya. Huh, entahlah, Dirra sepertinya terlalu polos. Rasanya ia butuh asupan untuk memberi servis terbaik kepada Darren.
"Dirra belajar dimana ya? Masa tanya Zella, Zella sibuk pasti, huh, sudahlah," gumam Dirra pelan.
Pintu kamar mandi terbuka, Darren keluar dengan membawa handuk untuk mengeringkan rambutnya yang masih basah. Darren naik ke atas ranjang, berbaring di sebelah Dirra yang sedang memainkan ponsel.
"Keringin dulu rambutnya," kata Dirra.
Darren tak memperdulikannya, ia justru memejamkan matanya.
"Huh, Darren geser, Dirra mau bobo, Dirra ngantuk," ucapnya. Darren membuka matanya, "ga jadi lanjut?" Tanyanya.
"Lanjut apa? Udah ah Dirra capek seharian ini tau, Dirra mau bobo."
Darren menghela nafas dan melepas Dirra untuk malam ini, bagaimana pun hari ini memang melelahkan. Darren memeluk Dirra dari belakang, dan terlelap.
---
To be continued
![](https://img.wattpad.com/cover/269832710-288-k16671.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable Love
عاطفية⚠Follow sebelum membaca⚠ Warning: 21+ Kisah ini di mulai, saat seorang penulis biasa, yang identitas aslinya tak pernah di ungkap. Dengan sangat cepat dan secara tiba tiba, ia bisa membuat seorang pria yang sulit untuk jatuh cinta, bisa mencintainya...