[Irreplaceable Love 49]

649 40 1
                                    

⚠Warning⚠

Darren memarkirkan mobilnya dengan baik. Menggedong Dirra memasuki kamarnya. "Turunkan aku! Kamar ku bukan disini," ucap Dirra sambil memukul pelan bahu Darren.

Darren terkekeh, "kau sangat nakal nona," ucap Darren dengan suaranya yang berat.

"Ck, Darren! Kenapa kau mengunci pintu!" Ucap Dirra melihat Darren berjalan mengunci pintu, setelah menurunkan Dirra di atas ranjang.

Darren berjalan ke arah Dirra sambil perlahan membuka kemejanya, "aku merindukan mu," bisik Darren di telinga Dirra. Lalu mencium leher Dirra dengan irama yang sangat pelan.

"Ssst.. Darren," erangnya.

Darren menatap kedua mata Dirra, tanpa sepatah kata, ia menciumnya, membawa Dirra merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Dirra meremas bantal yang ada di sampingnya.

Darren menciumnya dengan ganas, "ssst.."

Darren berhenti, ia kembali menatap wajah Dirra, sambil mengelus wajahnya, "kau semakin cantik."

"Ck, itu hanya rayuan mu."

Darren tertawa, bagaimana bisa istri kecilnya ini bisa berkata seperti itu. "Boleh kah aku menengok jagoan ku?" Pinta Darren.

"Darren," sontak Dirra mendorong tubuh Darren menjauh darinya.

Darren memanyunkan bibirnya. Dirra benar benar jahat saat ini.

"Dokter bilang agar aku berhati-hati,"  ucap Dirra dengan alasannya.

"Ck, aku janji akan pelan Dirra."

"Mustahil bagi mu untuk di percaya Darren."

---

Kini Dirra pasrah seluruh pakaiannya berhasil di singkirkan oleh Darren. Benar-benar mengejutkan. Baru saja Darren berkonsultasi tentang niatnya saat Dirra tengah hamil, bodohnya sang dokter mengatakan tidak apa apa selagi tidak terlalu kasar. Tidak, disini bukan dokternya yang bodoh, namun Dirra. Seharusnya Dirra bersekongkol lebih dahulu dengan dokternya. Naas Darren lebih cepat jika soal seperti ini.

Darren memainkan tangannya di atas nipple Dirra. Ia dengan gemas memainkannya dengan jari jarinya yang menari dengan sangat cantik hingga membuat Dirra mengeluarkan desahannya.

Dirra mengigit bibir bawahnya, satu tangan Darren meraba ke area wanitaan Dirra. "Kau sudah basah," bisiknya di telinga Dirra. Darren mencium leher Dirra, terus hingga turun ke bawah.

Dia menatap Dirra dari bawah sana, ia membuka celananya dan kemeja kerjanya, membuangnya dengan asal. Tak lupa Darren menutup gorden. Ini bukan tontonan gratis, bahkan dilarang untuk menonton.

"Sssttt Darren."

Darren menyiapkan juniornya yang sudah berdiri dengan tegak disana. Siap untuk memasuki wilayahnya. Sudah cukup lama Darren tidak melakukan ini. Ia sudah berpuasa cukup lama.

Bosan baginya jika harus bermain solo. Dengan sekali hentakan, Darren berhasil memasukinya. Dirra menarik seprei dengan kuat. "Ssstt, pelan Darr---reen."

Darren menghentakkannya, ia melakukannya dengan pelan. Berkali kali mencium kembali bibir Dirra yang manis. "Darr-rren, ce---pa---pattt."

Darren menaikkan ritmenya sedikit lebih cepat. Sesuatu akan segera keluar secara bersamaan.

"Aaaaahhhhh----akhhhhh..." Desah Dirra.

"Akhhhhh..."

"Akhhh."

Keduanya saling mendesah karena alunan yang semakin cepat.

"Shit!" Umpat Darren saat klimaks. Ia terpaksa mencabut miliknya.

Dirra mengatur nafasnya. "Huhhhh huhhh huhhh."

"Sial! Aku lupa memakai kond*m." Ucap Darren.

Itu adalah alasan mengapa ia mencabut miliknya dengan cepat. Darren segera membersihkannya dengan tisu yang tersedia.

Darren mengecup kening Dirra. "Istirahatlah," ucap Darren menyuruh Dirra untuk memejamkan mata dan tertidur. Biarkan Darren yang membereskan kekacauan yang ada di kamar ini.

Darren menyelimuti Dirra yang masih tanpa sehelai benang pun. Darren menurunkan suhu pendingin ruangan. Memunguti semua pakaian yang berserakan dan memasukkannya kedalam keranjang. Darren mengambil kaos dari dalam lemarinya.

Ia memakaikan Dirra pakaian yang hangat, agar suhu badannya bisa terjaga. Darren keluar dari unit. Untuk bertemu dengan Polan di bawah. Darren sudah mengatur semuanya.

Polan sudah menunggu dibawah, 30 menit yang lalu. Ini karena Darren yang lama saat berolahraga.

"Huh, aku bingung harus memulai dari mana." Ucap Darren duduk di sofa.

"Maafkan saya Tuan." Ucap Polan berdiri sambil membungkukkan tubuhnya.

"Dirra meminta ku untuk tidak memarahimu."

Polan terdiam. "Tapi kamu perlu saya marahi sebab membawa Dirra kesini."

"Maaf tuan, tapi Ny. Nekat meminta untuk datang."

"Ya ya ya, saya mengerti sifatnya, sudahlah. Lebih baik kamu urus tiket kepulangan kami berdua. Besok pagi. Sudah harus selesai."

Polan mengangguk, "baik tuan."

Darren berdiri dan kembali ke unitnya. Khawatir Dirra akan mencarinya. Dan benar. Dirra mencarinya. "Hei, kenapa bangun?" Ucap Darren menghampiri Dirra. Dirra memeluk Darren dengan erat di atas ranjang, "kemana?" Tanya Dirra.

"Ada urusan sebentar sayang," ucap Darren.

"Jangan tinggalkan aku!"

"Iya iya, maafkan aku."

"Aku mencintaimu Darren."

"Aku juga mencintamu mu Dirra."

Darren mengelus kepala Dirra, "sudah, tidurlah, jagoan ku perlu beristirahat."

"Hmm.."

"Besok kita akan kembali."

"Really?"

"Yes baby."

"Cepat sekali..."

"Kau masih ingin disini nona cantik?"

Dirra menggeleng, "dimana saja asalkan bersama dengan Darren," ucapnya semakin mengeratkan pelukannya.

Darren tersenyum kecil, lucu. Istrinya hari ini terlihat sangat manja sekali. Tak lama Darren pun ikut terlelap, memasuki dunia mimpinya masing-masing.

---
To be continued

Irreplaceable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang