⚠Warning⚠
Darren mengunci pintu kamar mandi dan menurunkan Dirra dari gendongannya. Darren menahan leher belakang Dirra. Dirra berusaha untuk memalingkan wajahnya, namun tangan Darren menyuruhnya untuk bertatapan.
"Kau wanita ku Dirra," bisik Darren mencium telinga Dirra. Nafas Darren membuat Dirra bergetar dengan hebat, "darr-rrr-reenn..." ucapnya patah patah.
"Ya nona?" Ucap Darren menatap matanya bergantian.
Dirra diam, ia tak mampu menolak Darren, apalagi tatapan Darren yang sudah berbeda sekali. Darren mencium bibirnya, mereka bertukar saliva di dalam sana.
Dirra menepuk bahu Darren saat ia kehabisan nafasnya, Darren menyudahi ciumannya. Ia perlahan membuka baju Dirra, "Darren," ucap Dirra dengan lirih.
Darren mengembangkan senyumnya sambil perlahan mengangkat baju Dirra ke atas, "yes nona? Bukankah kau ingin mandi, maka biar aku bantu untuk melepas seluruh pakaianmu wanita ku," ucap Darren menarik baju Dirra hingga atas.
Kini Dirra hanya memakai bra di hadapan Darren, dengan celana pendek yang belum Darren loloskan.
Darren kembali mencium Dirra, mendorong tubuh Dirra menabrak dinding. Darren menguncinya dengan kedua lengannya. Satu tangan Darren menyalakan shower sebab rasanya keduanya sangat panas.
Shower mengguyur tubuh mereka. Dirra memainkan tangannya di bawah, menyentuh benda milik Darren yang kini sudah terbangun.
'Shit, bagaimana bisa Dirra menyentuh milikku dengan sendirinya,' batin Darren tersentak saat juniornya di sentuh oleh Dirra tanpa tuntunan darinya.
Dirra mengelusnya, tangan Dirra seakan penuh, bahkan terlihat lebih kecil dari junior Darren di bawah sana. Darren menyudahi ciuman panas mereka. Keduanya terguyur di bawah shower.
Dirra mengembangkan senyumnya, kedua tangannya berada di pinggang Darren. Darren menatapnya, tiba tiba saja Dirra menurunkan tubuhnya bersamaan dengan tangan Dirra yang menarik turun celana Darren.
Mata Dirra berhadapan langsung dengan junior Darren di bawah sana. Darren menatap Dirra yang berada di bawahnya, "bagaimana bisa kau nona," ucap Darren tak menyangka.
Dirra tersenyum, ia perlahan menyentuh kepala junior Darren, tangannya menggenggam junior Darren dengan lembut. Menggerakannya maju dan mundur perlahan.
"Oh shit!" Ucap Darren seketika memukul dinding kamar mandi pelan. Darren refleks saat Dirra berhasil membuatnya seperti tersetrum.
Dirra memasukkan junior Darren ke dalam mulutnya. Mulut Dirra sangat penuh, masuk terlalu dalam.
"Damn!"
Dirra memaju mundurkan mulutnya, "argh shit Dirra!" Ucap Darren merasakan nikmat yang tak pernah ia rasakan, biasanya ia hanya memainkannya secara solo.
Darren sampai di puncak, saat ritme Dirra semakin cepat. "Argh! Aku ingin keluar."
Dirra menjauhkan wajahnya, Darren keluar dengan sangat banyak. Dirra menatap Darren puas dari bawah sana. Darren menarik lengan Dirra untuk berdiri menghadapnya, "kau ingin balas dendam nona?" Tanya Darren mengingat ia memainkan Dirra dengan dua jarinya.
Dirra hanya menahan bibirnya, "dari mana kau belajar hm?"
Darren mematikan shower yang menyala. Dirra mengambil sabun dan mengusapnya ke arah dada bidang Darren.
'Ah shit, sentuhan Dirra,' batin Darren.
Mereka saling mengucapkan sabun ke tubuh satu sama lain, selesai itu, mereka kembali menyalakan shower. Darren mencium Dirra, saat seluruh busa dari tubuh keduanya luruh dan menghilang.
"Bibirmu canduku nona," lirih Darren. Dirra berjalan ke arah bathtub yang sudah berisi air dan mawar. Darren mengikuti langkahnya. Ia masuk dan berada di belakang Dirra. Darren menarik Dirra yang berada di tengah tengah buthtub untuk mendekat ke arahnya.
"Wangi," ucap Darren mencium leher Dirra.
"Darren geli ish," ucap Dirra saat hembusan nafas Darren mengenai telinganya.
"Ahahha," tawa Darren puas.
---
Darren menggendong Dirra dengan kondisi mereka saling berciuman. Darren yang hanya memakai boxer, membuka pintu kamar mandi. Dirra baru saja selesai memakai bra, namun Darren sudah menciumnya.
Kini bahkan Darren membawa Dirra ke atas ranjang, Darren membanting Dirra di atas ranjang, ia perlahan naik dan menahan Dirra yang ingin beranjak bangun, "mau kemana kau nona? Ini belum berakhir."
"Darren, udah ah, Dirra mau pake baju, kita mandi lama banget tau, liat udah siang," ucap Dirra.
Darren menggeleng, "tidak ku lepaskan, setelah ini selesai," ucap Darren mencengkram kedua tangan Dirra di sisi kepala.
Dirra menghembuskan nafasnya, "huhhh iya iya baikklah Darren," ucap Dirra.
"Yang kali ini tolong pelan pelan, Dirra ga mau rasain sakitnya seperti waktu pertama."
Darren tersenyum kecil, "itu sebab kau masih perawan Dirra, itu mengapa sakit."
Dirra hanya diam. Darren menghisap kuat lehernya hingga meninggalkan kiss mark di sana. Bahkan Darren membuat tanda di dekat payudaranya.
Darren menghisap kuat nipple Dirra yang sama sekali tak mengeluarkan susu. Tangan Darren mengusap vagina Dirra yang berbalut dengan celana dalam.
"Darren, jaga jari mu," ucap Dirra.
Darren menoleh ke arahnya dan memanyunkan bibirnya.
"Jaga atau tidak sama sekali," ucap Dirra.
Darren dengan cepat menghentikan pergerakan pada tangannya. Ia hanya menarik celana dalam Dirra dan membuangnya asal. Ia memutarkan juniornya pada sekitar bagian vagina Dirra.
Darren memasukkan kepalanya perlahan, "argh," erang Dirra saat setengah junior Darren masuk.
Darren memasukkannya dengan sekali hentakan, dan jleb.
Darren menggerakannya maju dan mundur, Dirra terus mendesahkan nama Darren. Desahan Dirra sangat menjadi candu Darren yang selalu ingin Darren dengar.
Mereka melanjutkannya hingga beberapa ronde sebelum terik matahari tepat berada di atas kepala.
---
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable Love
Storie d'amore⚠Follow sebelum membaca⚠ Warning: 21+ Kisah ini di mulai, saat seorang penulis biasa, yang identitas aslinya tak pernah di ungkap. Dengan sangat cepat dan secara tiba tiba, ia bisa membuat seorang pria yang sulit untuk jatuh cinta, bisa mencintainya...